This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 25 Mei 2016

Review COD – Advanced Warfare: Perang Tahunan yang Tetap Seru!

Call of Duty®: Advanced Warfare_20141103130732
“Call of Duty? Lagi? Meh.”, reaksi yang satu ini memang harus diakui, selalu mengemuka dari mulut banyak gamer setiap kali Activision memperkenalkan seri terbaru Call of Duty ke pasaran. Kritik bahwa Activision terlalu mengeksploitasi franchise yang satu ini secara berlebihan memang menjadi pemandangan umum yang selalu terjadi setiap tahun, dan Activision tidak pernah terlihat ambil pusing. Mengapa? Karena terlepas dari reaksi negatif yang ada, performa penjualan selalu berkata lain. Call of Duty, terlepas apapun serinya, selalu menjadi ladang uang gemuk yang kian mengukuhkan posisi Activision sebagai publisher raksasa yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Walaupun demikian, bukan berarti mereka tidak berbenah diri. Untuk menjaga status dan kualitas Call of Duty sebagai franchise tahunan, Activision kini menunjuk tiga developer berbeda dengan sistem siklus untuk menciptakan inovasi yang memang mutlak dibutuhkan. Salah satu contoh pertama dari sistem ini adalah proyek teranyar dari Sledgehammer Games – Call of Duty: Advanced Warfare.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran soal nilai jual seperti apa yang ditawarkan oleh seri terbaru yang satu ini. Disebut-sebut sebagai proyek perdana yang memang dimaksimalkan untuk platform generasi terbaru dan PC, COD – Advanced Warfare memang hadir dengan kualitas visualisasi yang jauh lebih mumpuni dibandingkan seri sebelumnya, namun sayangnya, tidak dengan kualitas yang hadir sejajar dengan game lain yang mengusung status yang sama. Tema perang futuristik yang ia usung memang melahirkan penerapan banyak mekanisme baru, terutama dari penggunaan armor Exoskeleton yang memungkinkan karakter untuk melakukan beragam aksi di luar manusia pada umumnya. Mode multiplayer dan kooperatif juga ditawarkan di seri terbaru yang satu ini.
Lantas apa yang sebenarnya ditawarkan oleh COD – Advanced Warfare ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah perang tahunan yang tetap seru? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Perang skala global yang bombastis masih menjadi setting utama seri terbaru COD teranyar ini.
Perang skala global yang bombastis masih menjadi setting utama seri terbaru COD teranyar ini.
Bukan Call of Duty namanya jika ia tidak mampu memuat jalinan cerita yang dramatis dan epik ala film Hollywood, yang selalu melibatkan konflik dalam skala dunia yang menyeramkan. Usaha untuk menghidupkan kekacauan, mengibarkan bendera ideologi secara paksa, hingga konspirasi tingkat tinggi untuk mendapatkan kekuasaan yang mutlak menjadi pemandangan yang umum dari franchise andalan Activision yang satu ini. Hal sama yang juga Anda temukan di Call of Duty: Advanced Warfare.
Anda akan berperan sebagai Jack Mitchell - seorang Marines yang diperankan oleh voice actor ternama - Troy Baker.
Anda akan berperan sebagai Jack Mitchell – seorang Marines yang diperankan oleh voice actor ternama – Troy Baker.
Di tengah perang melawan Korea Utara, MItchell harus kehilangan sahabat karib dan tangan kirinya.
Di tengah perang melawan Korea Utara, MItchell harus kehilangan sahabat karib dan tangan kirinya.
Anda akan berperan sebagai seorang Marine bernama Jack Mitchell yang tengah berjuang menangkal invasi Korea Utara dengan persenjataan modernnya ke Korea Selatan. Bersama dengan sang sahabat karib – Will Irons dan petingginya – Cormack, Mitchell ternyata harus berhadapan dengan tragedi terbesarnya. Di tengah sebuah situasi genting yang sangat menentukan arah jalannya pertempuran, Will Irons meregang nyawa bersama dengan Mitchell yang terhempas jauh karena ledakan yang ada. Mitchell selamat, namun ia harus kehilangan tangan kirinya.
Kondisi cacat tentu saja membuat Mitchell tidak bisa lagi berfungsi maksimal sebagai seorang Marines. Di tengah pemakaman sang sahabat, ia didekati oleh ayah Will Irons – Jonathan Irons yang mengepalai sebuah organisasi militer swasta bernama Atlas. Mengetahui karirnya yang sudah berakhir, Irons mengajak Mitchell masuk sebagai anggota Atlas – dengan iming-iming sebuah tangan buatan robotik yang akan membuatnya kembali berfungsi sebagai seorang manusia normal. Irons ingin memastikan sahabat sang anak ini bisa memaksimalkan potensinya sebagai seorang prajurit.
Adalah Jonathan Irons - ayah dari sahabat Mitchell - Will Irons yang memberikannya kesempatan kedua untuk beraksi kembali. Mendapatkan sebuah tangan robot baru, Mitchell kini bernaung di bawah bendera Atlas - sebuah perusahaan militer swasta.
Adalah Jonathan Irons – ayah dari sahabat Mitchell – Will Irons yang memberikannya kesempatan kedua untuk beraksi kembali. Mendapatkan sebuah tangan robot baru, Mitchell kini bernaung di bawah bendera Atlas – sebuah perusahaan militer swasta.
Kondisi geopolitik dunia pun berubah. Kini sebuah ancaman kelompok teroris bernama - KVA menjadi prioritas utama untuk ditundukkan.
Kondisi geopolitik dunia pun berubah. Kini sebuah ancaman kelompok teroris bernama – KVA menjadi prioritas utama untuk ditundukkan.
Di bawah sang pemimpin gila bernama Hades, KVA punya misi untuk memundurkan peradaban manusia - menghilangkan ketergantungan besar pada teknologi.
Di bawah sang pemimpin gila bernama Hades, KVA punya misi untuk memundurkan peradaban manusia – menghilangkan ketergantungan besar pada teknologi.
Di tengah usahanya untuk berjuang maksimal di Atlas, dunia kini berhadapan dengan ancaman baru yang tidak kalah mengkhawatirkan – sebuah organisasi teroris tanpa ampun bernama KVA yang dipimpin oleh seorang bernama Hades. Misi Hades sendiri terdengar sangat gila dan tidak masuk akal, untuk menghentikan ketergantungan manusia pada teknologi, atau secara sederhana – menghancurkan peradaban dunia yang sudah begitu maju. Serangan demi serangan yang dilakukan oleh KVA akhirnya memaksa Atlas untuk tidak tinggal diam. Di bawah perintah Irons, Mitchell dan sang teman baru – Gideon terlibat dalam aksi untuk berburu Hades dan menghancurkan KVA. Sayangnya, rencana KVA ternyata sudah tidak lagi bisa dibendung. Mereka berhasil menghancurkan puluhan reaktor nuklir di seluruh dunia dan membawa banyak negara besar berhadapan dengan kekacauan yang luar biasa.
Sayangnya aksi ini cukup terlambat. Hades berhasil menghancurkan reaktor nuklir di berbagai belahan dunia dan melahirkan tragedi global.
Sayangnya aksi ini cukup terlambat. Hades berhasil menghancurkan reaktor nuklir di berbagai belahan dunia dan melahirkan tragedi global.
Di tengah kepanikan inilah, Atlas muncul sebagai organisasi penyelamat di bawah pimpinan Irons. Menciptakan stabilitas global, menyalurkan bantuan obat-obatan - teknologi - pangan, dan mendapatkan kepercayaan militer secara global.
Di tengah kepanikan inilah, Atlas muncul sebagai organisasi penyelamat di bawah pimpinan Irons. Menciptakan stabilitas global, menyalurkan bantuan obat-obatan – teknologi – pangan, dan mendapatkan kepercayaan militer secara global.
Di tengah kebingungan dan rasa panik inilah, Atlas muncul sebagai penyelamat. Dengan teknologi canggih yang mereka miliki, bahkan melampaui teknologi militer yang dimiliki oleh pemerintahan raksasa seperti Amerika Serikat, Atlas menjadi “payung pelindung” dunia. Tidak hanya mendestribusikan layanan kesehatan secara terpadu untuk membantu mereka yang tercemar radiasi nuklir, Atlas juga berusaha membangun kembali peradaban yang sempat luluh lantak dan tentu saja – menyeret Hades ke akhir hidupnya. Semuanya di bawah bendera perusahaan militer swasta tersebut, mendorong Jonathan Irons sebagai manusia paling berkuasa di dunia dengan kemampuan militer dunia yang tiada dua. Namun seperti halnya kata pepatah, pria selalu berubah dan tunduk akan tiga hal: harta, tahta, dan wanita, dan Irons pun tidak luput dari kelemahan yang satu ini.
Call of Duty®: Advanced Warfare_20141103162513
Lantas, bagaimana sepak terjang Atlas setelah tragedi nuklir tersebut? Motif apa yang sebenarnya mendorong Jonathan Irons untuk “menyelamatkan” dunia?
Lantas, bagaimana sepak terjang Atlas setelah tragedi nuklir tersebut? Motif apa yang sebenarnya mendorong Jonathan Irons untuk “menyelamatkan” dunia? Aksi seperti apa yang harus dilalui oleh Mitchell, Gideon, dan kawan-kawannya? Semua jawaban dari pertanyaan ini tentu saja bisa Anda temukan dengan memainkan COD – Advanced Warfare ini.

Kekuatan Call of Duty yang Tak Terbantahkan!

Mode single player selalu menjadi kekuatan tersendiri untuk franchise andalan Activision ini. Tidak terkecuali di COD - Advanced Warfare.
Mode single player selalu menjadi kekuatan tersendiri untuk franchise andalan Activision ini. Tidak terkecuali di COD – Advanced Warfare.
Kekuatan utama Call of Duty ada pada kemampuan mode single playernya yang luar biasa, sebagian besar gamer yang familiar dengan franchise ini tentu akan setuju dengan pernyataan yang satu ini. Alih-alih sekedar menawarkan sebuah game FPS yang meminta Anda untuk menembak semua musuh yang Anda temui, Activision selalu berhasil meramu pengalaman bermain tersebut menjadi sesuatu yang jauh lebih menarik, lebih dramatis, dan lebih menggugah. Kekuatan utama yang tetap dipertahankan oleh Sledgehammer Games di COD – Advanced Warfare ini. Anda yang sudah cukup familiar dengan Call of Duty tentu sangat mengerti apa yang tengah kami bicarakan ini.
Sepertinya halnya semua game Call of Duty yang selama ini Anda kenal, Advanced Warfare juga tetap mengusung genre sebuah “Corridor Shooter” yang hanya meminta Anda untuk bergerak dari titik A ke titik B, menghabiskan semua musuh yang Anda temui, sembari memastikan diri selamat. Semua jalan yang Anda tempuh memang sudah ditentukan sebelumnya, tanpa ada kesempatan untuk melakukan banyak eksplorasi atau menentukan jalan Anda sendiri. AI yang disematkan juga masih tidak banyak berbeda seperti game-game FPS pada umumnya yang bereaksi lambat dan lebih diposisikan sebagai sponge peluru Anda. Secara garis besar, sensasi dramatis dan epik yang melekat kuat pada franchise ini juga tetap menjadi kekuatan utama di Advanced Warfare. Perang yang tiba-tiba memosisikan Anda sebagai seorang prajurit yang rentan terhadap beragam bahaya, namun selalu menemukan cara untuk menyelamatkan diri.
Corridor Shooter - yang hanya meminta Anda bergerak dari titik A ke titik B tanpa ada alternatif jalan dan kesempatan eksplorasi ala seri-seri COD sebelumnya masih tetap dipertahankan di seri ini.
Corridor Shooter – yang hanya meminta Anda bergerak dari titik A ke titik B tanpa ada alternatif jalan dan kesempatan eksplorasi ala seri-seri COD sebelumnya masih tetap dipertahankan di seri ini.
Tentu saja dengan ekstra dramatisasi di sana-sini yang menjadi kekuatan utama COD. Namun kini, dengan tema futuristik yang tidak hanya sekedar kosmetik, tetapi berpengaruh langsung pada sisi gameplay sendiri.
Tentu saja dengan ekstra dramatisasi di sana-sini yang menjadi kekuatan utama COD. Namun kini, dengan tema futuristik yang tidak hanya sekedar kosmetik, tetapi berpengaruh langsung pada sisi gameplay sendiri.
Dramatisasi, situasi perang epik, dan gaya kamera sinematik ala film Hollywood juga tetap dipertahankan di seri teranyar ini. Anda masih akan berhadapan dengan situasi perang bombastis yang memang harus diakui berhasil, membuat Anda merasa tengah terlibat dalam sebuah pertempuran besar yang akan mempengaruhi banyak elemen penting. Bahwa seolah nasib keseluruhan umat manusia berada di pundak Anda dan Anda mengambil langkah yang sangat heroic untuk menghadapi beban tersebut. Adegan-adegan menakjubkan, penuh ledakan, dengan efek yang mungkin secara rasional mustahil terjadi, masih terlihat di sini. Bedanya dengan seri-seri COD sebelumnya? Anda kini akan dibawa ke dalam perang futuristik, yang tidak hanya inovatif, tetapi juga tetap realistis di saat yang sama.
Meriam laser raksasa? Why not!
Meriam laser raksasa? Why not!
Implementasi Drone untuk recon juga kian memperkuat atmosfer futuristik yang ada.
Implementasi Drone untuk recon juga kian memperkuat atmosfer futuristik yang ada.
Teknologi menjadi kunci utama Sledgehammer Games untuk menawarkan sensasi Call of Duty yang berbeda di Advanced Warfare, dan terhitung berhasil menjalankan tugasnya dengan sangat baik. Berbeda dengan Call of Duty: Ghosts yang sekedar mengusung “tema” tanpa perubahan signifikan di sisi gameplay, mereka berhasil mengintegrasikan tema tersebut dengan sangat baik – terutama lewat mekanisme senjata dan armor yang ada. Anda akan merasa bahwa Anda memang tengah terlibat dalam sebuah perang masa depan yang epik. Railgun, scope yang mampu mengindentifikasi posisi musuh, drone dengan senjata, jetpack, hingga meriam cahaya laser raksasa yang mampu meluluhlantakkan kapal besar dalam hitungan detik menjadi salah satu bukti yang nyata. Beberapa inovasi di sisi gameplay juga disuntikkan untuk memperkuat atmosfer tersebut.
Dua teknologi masa depan yang mampu menghasilkan sedikit sensasi Call of Duty yang berbeda adalah implementasi granat pintar sebagai senjata dan exoskeleton yang menjadi armor utama karakter yang ada. Berbeda dengan granat biasa yang bekerja sangat sederhana, aktifkan – lemparkan – meledak, masa depan di mata Sledgehammer Games melahirkan sebuah granat pintar di tangan Anda. Tidak hanya bisa mengubah fungsinya secara real-time sebelum dilempar – apakah Anda ingin fungsi frag, flash, atau EMP – sesuai situasi yang ada, granat pintar ini juga akan bergerak mengejar dan bukan sekedar diam dilempar, pasrah terhadap energi kinetik yang Anda lontarkan. Fitur kedua tentu saja terletak pada si armor – Exoskeleton yang memungkinkan Anda untuk meraih kekuatan di luar manusia biasa. Tidak sekedar melompat tinggi atau bahkan dua kali berkat booster yang ada, Exoskeleton ini bahkan memungkinkan Anda mengakses beragam fungsi menarik, dari menarik sebuah tameng peluru secara instan, stealth, berlari cepat, hingga bergerak cepat secara instan.
Salah satu visi utama Sledgehammer Games tentang perang di masa depan terletak pada eksistensi exoskeleton yang memungkinkan para prajurit mengakses kemampuan jauh di atas manusia biasa.
Salah satu visi utama Sledgehammer Games tentang perang di masa depan terletak pada eksistensi exoskeleton yang memungkinkan para prajurit mengakses kemampuan jauh di atas manusia biasa.
Bukan masa depan namanya, jika Anda tidak punya granat pintar yang mampu mengejar targetnya sendiri.
Bukan masa depan namanya, jika Anda tidak punya granat pintar yang mampu mengejar targetnya sendiri.
Namun sayang seribu sayang, mode single player yang singkat tidak bisa mengakomodasi beragam potensi yang sebenarnya bisa dihasilkan oleh exoskeleton yang satu ini. Tidak ada kebebasan bagi Anda untuk memilih exoskeleton seperti apa yang ingin Anda kenakan, kekuatan seperti apa yang ingin Anda hadirkan, dan bagaimana ia akan membantu Anda menjalani misi yang tengah Anda pilih. Semuanya berjalan sesuai dengan skenario yang sudah ditentukan oleh Activision dan Sledgehammer sendiri. Benar sekali, Anda tidak bisa memasang exoskeleton dengan tameng sebagai fitur utama ketika menempuh misi berbasis stealth dan bermain layaknya seorang koboi gagah berani. Tidak ada kesempatan pula bagi Anda untuk memasang invisibility cloak di tengah perang terbuka, misalnya untuk meminimalisir resiko yang bisa terjadi. Ada opsi untuk memperkuat exoskeleton Anda lewat sistem upgrade di sebagian besar akhir misi, namun sayangnya tidak memberikan kontribusi yang signifikan dalam permainan. Mempermudah sebuah game yang sudah mudah (setidaknya di mode kesulitan normal) jadi fitur yang pantas untuk dipertanyakan.
Namun sayang, tidak ada kebebasan untuk mengotak-ngatik kemampuan exoskeleton Anda di mode single player. Ia ditetapkan sesuai cerita yang ada.
Namun sayang, tidak ada kebebasan untuk mengotak-ngatik kemampuan exoskeleton Anda di mode single player. Ia ditetapkan sesuai cerita yang ada.
Call of Duty®: Advanced Warfare_20141103174849
Secara garis besar, Call of Duty – Advanced Warfare tetaplah sebuah seri Call of Duty yang selama ini Anda kenal, dengan mekanik gameplaya dasar yang sama tanpa kesempatan untuk melakukan eksplorasi atau menempuh alternatif cara untuk menyelesaikan misi yang ada.
Secara garis besar, Call of Duty – Advanced Warfare tetaplah sebuah seri Call of Duty yang selama ini Anda kenal, dengan mekanik gameplaya dasar yang sama tanpa kesempatan untuk melakukan eksplorasi atau menempuh alternatif cara untuk menyelesaikan misi yang ada. Identitas unik terletak pada penerapan teknologi yang kini menyatu ke dalam gameplay dengan peran yang cukup signifikan, dan tidak lagi sekedar menjual “tema”. Tentu saja dengan ekstra perang epik, dramatisasi dan pengalaman sinematik yang membuatnya disukai.

Bahu Membahu Menghadapi Tantangan yang Ada

Exo-Survival: mode kooperatif bersama dengan tiga user lainnya.
Exo-Survival: mode kooperatif bersama dengan tiga user lainnya.
Selain menghadirkan mode single player dan multiplayer (yang akan kita bahas di sesi selanjutnya), Call of Duty – Advanced Warfare juga menghadirkan sebuah mode kooperatif bernama – Exo Survival. Sebuah mode yang akan menuntut Anda dan tiga user lainnya untuk saling bahu-membahu mengatasi tantangan yang ada. Tantangan yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Seperti halnya mode-mode survival di sebagian besar game yang ada, Anda “hanya” diminta untuk bertahan hidup selama mungkin di tengah gempuran pasukan musuh yang muncul secara bergelombang. Musuh yang dikenalkan oleh para AI ini memang hadir dengan standar AI single player yang tidak bereaksi cepat, namun kini dengan akurasi tembakan yang lebih mematikan. Hadir dalam jumlah yang masif, ketakutan lebih dimunculkan dari kuantitas mereka dan pola gerak-gerik yang hampir sulit diprediksi. Diminta untuk bertahan di sebuah tempat terbuka, para AI ini bisa dengan mudah menyergap Anda dari sisi mana saja, terutama dari celah yang mungkin tidak pernah Anda prediksi sebelumnya. Berhasil menyelesaikan beberapa gelombang dan mode ini mulai akan memaksa Anda untuk bergerak dan tidak hanya sekedar diam di satu titik – seperti saat Anda dipaksa untuk mencari dan mematikan bomb yang ada misalnya.
Anda harus bertahan hidup dari gelombang musuh yang hadir lebih akurasi tembakan mematikan dengan jumlah banyak yang bisa mengepung Anda dari berbagai sudut. Good luck on that!
Anda harus bertahan hidup dari gelombang musuh yang hadir lebih akurasi tembakan mematikan dengan jumlah banyak yang bisa mengepung Anda dari berbagai sudut. Good luck on that!
Sebelum Anda memulai permainan, Anda akan diminta untuk memilih kelas Exo yang ada terlebih dahulu.
Sebelum Anda memulai permainan, Anda akan diminta untuk memilih kelas Exo yang ada terlebih dahulu.
Kesempatan untuk memperkuat efektivitas senjata juga ditawarkan di mode ini.
Kesempatan untuk memperkuat efektivitas senjata juga ditawarkan di mode ini.
Sebelum Anda memulai permainan, Anda akan diminta untuk memilih satu di antara kelas Exo yang ditawarkan, yang tentu saja disesuaikan dengan gaya bermain yang lebih nyaman untuk Anda sendiri. Exo Light hadir dengan perlengkapan senjata yang lebih lemah dan daya tahan peluru yang lebih rendah, namun mengusung kemampuan boost exoskeleton yang maksimal. Ia mampu bergerak cepat tanpa ada kesulitan. Sementara di sisi lain, Exo Heavy mengusung persenjataan berat yang mampu memusnahkan banyak musuh dalam waktu singkat, namun sulit untuk bergerak. Seperti halnya mode multiplayer, Anda juga bisa mengumpulkan dan mendapatkan perk yang bisa digunakan kapanpun Anda butuhkan. Di masa rehat setiap gelombang, Anda juga bisa memperkuat senjata yang Anda gunakan dengan menggunakan point yang berhasil dikumpulkan di sepanjang Anda bertahan hidup.
Percaya atau tidak, Exo-Survival bukanlah mode yang bisa Anda tundukkan dengan mudah tanpa koordinasi yang jelas.
Percaya atau tidak, Exo-Survival bukanlah mode yang bisa Anda tundukkan dengan mudah tanpa koordinasi yang jelas.
Dang it!
Dang it!
Terdengar sangat sederhana, namun Exo Survival bukanlah mode yang mudah ditundukkan begitu saja tanpa kerjasama yang optimal. Dengan begitu rentannya Anda disergap dari berbagai arah tanpa persiapan yang memadai, apalagi dengan jumlah pasukan musuh yang begitu banyak, kematian seolah menjadi sesuatu yang pasti jika Anda tidak bisa saling melindungi punggung satu sama lain. Memang ada kesempatan untuk menghidupkan kembali teman yang tengah tewas, namun sayangnya, ia justru berpotensi untuk membuka ruang Anda untuk diserang mengingat aksi ini akan membuat Anda tidak bisa mengakses senjata dan pergerakan kamera dalam waktu tertentu.
Namun sayangnya, terlepas dari tema futuristik yang ia usung, mode Exo Survival dari COD: Advanced Warfare ini terasa sangat usang dan sama sekali tidak inovatif, apalagi jika mengingat konsep serupa sudah ditempuh banyak kali di seri-seri COD sebelumnya.

Multiplayer Dengan Akses Vertikal Lebih Luas!

Dengan terbatasnya akses exoskeleton di mode single player, multiplayer menjadi ajang untuk menjajal potensi tersebut secara penuh.
Dengan terbatasnya akses exoskeleton di mode single player, multiplayer menjadi ajang untuk menjajal potensi tersebut secara penuh.
Format futuristik dengan ekstra senjata dan armor masa depan yang memungkinkan karakter yang Anda gunakan untuk mencapai kemampuan di luar batas manusia biasa memang tidak terasa terlalu kentara ketika Anda mencicipi mode single player COD: AW. Dengan garis cerita dan equipment yang sudah ditentukan sebelumnya, Anda tidak pernah punya ruang untuk bereksperimen dengan segudang perlengkapan yang Anda miliki. Satu-satunya medan pertempuran untuk menguji konsep tersebut hanyalah di mode multiplayer yang ada. Kesempatan Anda untuk mencicipi sensasi Advanced Warfare yang sebenarnya.
Seperti halnya game-game multiplayer FPS pada umumnya, Anda akan dihadapkan pada segudang mode permainan untuk mengakomodasi preferensi gamer yang berbeda. Ada mode Uplink Mode, misalnya, yang mirip dengan mode Catch the Flag di game-game mutliplayer klasik yang meminta Anda untuk memindahkan satu objek tertentu ke tempat lainnya, yang tentu saja akan dihalangi oleh tim lawan. Namun harus diakui, terlepas dari semua mode yang ditawarkan, dua mode standar – Team Deathmatch dan Domination tetap menjadi yang paling favorit – sekaligus menawarkan kesempatan bagi Anda untuk mencicipi sensasi Advanced Warfare yang sebenarnya. Dengan mode yang memuat pertempuran tidak lebih dari belasan orang (standar 12 orang – 6 vs 6), Call of Duty: Advanced Warfare tidak banyak berubah dibandingkan seri-seri sebelumnya.
Anda masih akan berhadapan dengan mode multiplayer beritme cepat ala game-game COD sebelumnya.
Anda masih akan berhadapan dengan mode multiplayer beritme cepat ala game-game COD sebelumnya.
Masih tanpa kesempatan untuk menghancurkan bangunan atau pertempuran kendaraan berat ala Battlefield.
Masih tanpa kesempatan untuk menghancurkan bangunan atau pertempuran kendaraan berat ala Battlefield.
Di beberapa map, Anda akan bertemu dengan kejadian acak yang sayangnya, tidak memberikan pengaruh signifikan dalam pertempuran. Seperti tsunami ini misalnya.
Di beberapa map, Anda akan bertemu dengan kejadian acak yang sayangnya, tidak memberikan pengaruh signifikan dalam pertempuran. Seperti tsunami ini misalnya.
Anda masih akan berhadapan dengan sebuah mode multiplayer beritme cepat yang mengharuskan Anda terus bergerak, melemparkan peluru secepat dan seefektif mungkin ke arah musuh yang Anda temui. Masih belum ada kesempatan untuk menghancurkan lingkungan dan mendapatkan keuntungan seperti halnya seri kompetitor – Battlefield, masih belum ada kendaraan perang yang bisa Anda naiki seperti halnya Planetside 2. Semuanya berjalan seperti halnya sebuah game Call of Duty pada umumnya. Bedanya sekarang, ada sedikit elemen perubahan setting di menit-menit tertentu seperti konsep Levolution dari Battlefield, namun tidak sampai pada batas super ekstrim. Anda akan akan berhadapan dengan tsunami yang hanya membasahi sedikit area pertempuran atau ekstra tempat berlindung yang tiba-tiba muncul di tengah pertempuran sebagai bagian kargo yang diturunkan oleh helikopter raksasa. Namun secara garis besar, ia mengusung mekanik multiplayer yang sama.
Yang membuatnya berbeda? Tentu saja kehadiran sang armor exoskeleton yang kini membuat medan pertempuran lebih luas secara vertikal, walaupun tetap sama secara horizontal. Exoskeleton ini memungkinkan setiap user untuk melakukan double jump, meraih tempat yang jauh lebh tinggi, dan “memanfaatkan”-nya sebagai bagian dari strategi pertempuran. Exoskeleton ini juga memungkinkan Anda melakukan boost gerakan seketika ke sisi kiri dan kanan, sekaligus melompat lebih cepat ke depan, ketika dibutuhkan.
Exoskeleton memang memberikan pengaruh berbeda di gameplay multiplayer COD: AW. Salah satu yang signifikan adalah kemampuan double jump yang juga berarti - akses vertikal yang lebih luas.
Exoskeleton memang memberikan pengaruh berbeda di gameplay multiplayer COD: AW. Salah satu yang signifikan adalah kemampuan double jump yang juga berarti – akses vertikal yang lebih luas.

Anda juga bisa menggunakan boost ini untuk melakukan evade ke kiri dan kanan secara instan. Namun sulit untuk dilakukan di tengah terjangan peluru yang siap untuk membunuh Anda dalam hitungan detik.
Anda juga bisa menggunakan boost ini untuk melakukan evade ke kiri dan kanan secara instan. Namun sulit untuk dilakukan di tengah terjangan peluru yang siap untuk membunuh Anda dalam hitungan detik.
Di atas kertas, gerakan ini diposisikan untuk membantu Anda untuk mengecoh gerak lawan, lari dari bidikan, atau sekedar menghindari peluru yang datang. Namun sayangya, ia tidak mudah dilakukan secara praktek. Dengan empat atau lima peluru cepat yang sudah cukup untuk membuat karakter Anda tewas seketika, hampir mustahil bagi otak untuk memberi sinyal bagi otot jari Anda untuk melakukan gerakan menghindar ke kiri dan ke kanan. Menjadi reaksi yang sangat instingtif untuk langsung ikut mengangkat senjata, bidik, dan bertukar peluru hingga salah satu pihak mati. Dari fungsi standar exoskeleton yang ditawarkan, double jump adalah fitur yang paling memang dirasakan paling mempengaruhi jalannya pertempuran.
Kekurangan di mode single player juga dibayar di mode multiplayer ini dengan memberikan kebebasan bagi Anda untuk mengakses variasi fungsi exoskeleton untuk digunakan di dalam pertempuran, bersama dengan senjata dan item yang lain tentu saja. Di luar double jump dan boost gerakan, Anda bisa  memilih satu dari antara fungsi keren yang ada – seperti stealth untuk menghilang, mempercepat gerakan, Stim untuk ekstra regenerasi health super cepat, hingga kemampuan untuk melakukan hover ketika melayang. Tentu saja, Anda tidak bisa mengakses kekuatan ini secara terus-menerus mengingat ia akan memakan daya baterai yang terbatas dan tidak bisa diisi ulang. Kebijakan terbaik adalah dengan mengakses kemampuan ini di saat yang memang dibutuhkan, untuk kepentingan strategis yang jelas. Atau untuk bertahan hidup jika memang dibutuhkan.
Anda bisa memilih kemampuan Exo yang ingin Anda gunakan, tentu dengan limitasi tertentu. Cloak engaged!
Anda bisa memilih kemampuan Exo yang ingin Anda gunakan, tentu dengan limitasi tertentu. Cloak engaged!
Sistem Scorestreak dengan akses senjata "khusus" berdasarkan point yang Anda dapatkan sebelum tewas. Rasakan pengalaman badass ketika Anda berhasil mengaktifkan si armor bongsor - Goliath.
Sistem Scorestreak dengan akses senjata “khusus” berdasarkan point yang Anda dapatkan sebelum tewas. Rasakan pengalaman badass ketika Anda berhasil mengaktifkan si armor bongsor – Goliath.
Dan seperti halnya game-game Call of Duty sebelumnya, Anda tentu akan punya kesempatan untuk membuka serangan “khusus” yang lebih kuat jika Anda berhasil mengumpulkan point dalam jumlah tertentu sebelum tewas. Memilih sendiri Scorestreak yang Anda butuhkan, tiga slot disediakan untuk menawarkan Anda ekstra keuntungan dalam pertempuran dengan efek yang spesifik. Tersedia dalam berbagai level point, Anda bisa mengakses scorestreak yang berfungsi sekedar sebagai recon seperti Drones, yang mengacaukan kemampuan musuh seperti System Hack untuk merusak HUD yang ada, hingga yang mematikan seperti Warbird yang siap melemparkan hujan peluru kaliber besar tanpa ampun. Kesempatan untuk mengakses scorestreak juga akan  menjadi motivasi tersendiri untuk bermain dengan lebih cermat dan hati-hati. Karena begitu Anda tewas, point yang sudah sempat Anda kumpulkan akan direset ulang, dan Anda harus memulainya kembali dari awal.
Ada segudang variasi senjata, dengan attachment dan perk yang bisa Anda buka setelah kenaikan level atau achievements tertentu.
Ada segudang variasi senjata, dengan attachment dan perk yang bisa Anda buka setelah kenaikan level atau achievements tertentu.
Senjata yang lebih kuat atau variasi dengan status yang berbeda di beberapa titik akan didapatkan dari random loot atau sebagai reward dari kenaikan level dan beragam achievement yang berhasil Anda telurkan. Terbagi ke dalam beberapa kategori yang berbeda, setiap senjata ini juga bisa dipasang attachment untuk menghasilkan boost status tertentu atau sekedar efek buff permanen. Dengan slot beberapa kelas untuk Anda modifikasi, kesempatan untuk menciptakan kelas sendiri yang menurut Anda mungkin bisa beradaptasi dengan beragam skenario yang ada menjadi sesuatu yang sangat esensial.

Salah Satu Tokoh Villain Terbaik!


SPOILERS AHEAD! CAREFUL!


Siapa tokoh antagonis terbaik dari franchise Call of Duty di mata Anda? Jika Anda termasuk gamer yang cukup mengenal franchise ini, maka pilihan pertama mungkin akan langsung jatuh pada sosok Makarov yang menjadi tokoh “sentral” dari trilogi Call of Duty: Modern Warfare. Aksinya di “No Russian” mungkin menjadi yang paling memorable, membuktikan betapa dingin dan tidak mengenal kata komprominya karakter yang satu ini. Makarov siap untuk mehalalkan segala cara untuk menempuh visi jangka panjangnya, yang sayangnya, tidak terlalu jelas dan lebih banyak dihiasi oleh ambisi pribadi yang egois. Satu yang pasti Anda dan kami setuju, Makarov adalah tokoh militan yang berbahaya.
Dengan motif dan kepribadian yang ia miliki, Jonathan Irons pantas masuk ke dalam jajaran salah satu villain COD terbaik.
Dengan motif dan kepribadian yang ia miliki, Jonathan Irons pantas masuk ke dalam jajaran salah satu villain COD terbaik.
Lalu datanglah Jonathan Irons yang diperankan sangat manis oleh aktor Hollywood kawakan – Kevin Spacey. Berbeda dengan Makarov yang dipenuhi dengan dendam pribadi, Irons adalah tokoh antagonis pertama Call of Duty dengan kepribadian yang boleh terbilang “abu-abu”. Ia hadir sebagai seorang visioner dengan kekuatan militer dan kekayaan yang tidak terbatas untuk sebuah tujuan yang sebenarnya mulia – menciptakan sebuah dunia yang lebih damai. Irons bertarung tidak hanya dengan senjata, tetapi melalui ilmu pengetahuan, politik, dan pendekatan sosial. Ia menyoroti fungsi PBB yang begitu minimum untuk menjaga perdamaian dunia dan sikap Amerika Serikat sebagai negara superpower yang gila perang. Dengan Atlas, ia jadi punya kemampuan untuk membawa stabilitas dunia tanpa omong kosong, yang selama ini selalu dipengaruhi politik uang dan kepentingan. Sayangnya, dengan metode yang sangat radikal.
Look at that beautiful smile!
Look at that beautiful smile!
Dengan kejelasan motif yang ingin ia capai, Jonathan Irons hadir sebagai tokoh antagonis yang sangat mudah dipahami dan dimengerti di saat yang sama. Ia melambangkan sebuah langkah ekstrim untuk mengubah cara dunia bekerja, setidaknya untuk menjamin masa depan yang lebih baik lewat teknologi dan “keterpaksaan” untuk berpihak pada kedamaian. Membuat semua pertempuran yang berlangsung di Advanced Warfare memang memiliki alasan yang jelas. Bukan hanya karena sekedar alasan kejam, dingin, balas dendam, atau hal klise yang tidak cukup kuat untuk mengobarkan sebuah perang dunia ketiga.

Kesimpulan

Call of Duty: Advanced Warfare menawarkan kembali alasan mengapa franchise ini begitu dicintai di masa lalu. Kekuatan cerita ala film Hollywood yang kuat, dramatis, dengan ekstra identitas baru yang cukup menyegarkan, membuat seri ini menjadi alasan mengapa Anda perlu kembali mencicipi franchise ini kembali. Tidak istimewa memang, namun setidaknya, untuk sekian lama, Anda akhirnya bisa merasakan sesuatu yang baru dari Call of Duty.
Call of Duty: Advanced Warfare menawarkan kembali alasan mengapa franchise ini begitu dicintai di masa lalu. Kekuatan cerita ala film Hollywood yang kuat, dramatis, dengan ekstra identitas baru yang cukup menyegarkan, membuat seri ini menjadi alasan mengapa Anda perlu kembali mencicipi franchise ini kembali. Tidak istimewa memang, namun setidaknya, untuk sekian lama, Anda akhirnya bisa merasakan sesuatu yang baru dari Call of Duty.

Call of Duty: Advanced Warfare tetaplah sebuah seri Call of Duty tahunan yang menarik untuk dijajal, yang seperti seri-seri pendahulunya, mampu menawarkan sebuah pengalaman game FPS single player yang epik, dramatis, dan sinematik di saat yang sama. Semua hal yang Anda cintai dari franchise ini dihadirkan kembali, kini dengan ekstra kualitas visualisasi yang jauh lebih baik. Implementasi konsep perang futuristik yang ia usung juga tidak terasa berlebihan dan masih masuk dalam koridor yang masih mungkin terjadi di dunia nyata. Walaupun tidak terlalu tampil maksimal di mode single player, namun implementasi teknologi exoskeleton yang ada memang mengubah cara sebuah game Call of Duty – multiplayer disajikan. Memberikan akses vertikal yang lebih baik, pertempuran menjadi lebih dinamis dan sulit untuk diprediksi, apalagi dengan segudang opsi untuk memodifikasi dan menciptakan kelas karakter yang memang cocok dengan gaya Anda bermain. Secara garis besar, ia masih sebuah seri Call of Duty yang Anda kenal, namun dengan penambahan identitas baru yang membuatnya sedikit terasa berbeda, itu saja.
Walaupun demikian, COD: AW masih menyisakan beberapa catatan ekstra yang perlu diperhatikan. Salah satu yang sangat disayangkan adalah absennya kesempatan untuk menciptakan fungsi Exoskeleton Anda sendiri di mode single player yang ada, yang ternyata masih memaksa Anda untuk beraksi sesuai dengan garis cerita yang sudah ditentukan sebelumnya. Catatan lain adalah ketidakcocokan karakter, terlepas dari visualisasi yang ditawarkan. Adalah sebuah keputusan yang cukup absurd bagi kami untuk melihat wajah Troy Baker sebagai visualisasi Mitchell secara langsung, yang notabene, terlalu tampan untuk diceritakan sebagai seorang prajurit yang sudah makan asam garam pertempuran. Rambut indah sunsilk dan aksi perang epik? Kecuali Anda seorang Viking atau Dewa dari mitologi masa lalu, kombinasi ini terasa tidak cocok.
Namun terlepas dari catatan tersebut, Call of Duty: Advanced Warfare menawarkan kembali alasan mengapa franchise ini begitu dicintai di masa lalu. Kekuatan cerita ala film Hollywood yang kuat, dramatis, dengan ekstra identitas baru yang cukup menyegarkan, membuat seri ini menjadi alasan mengapa Anda perlu kembali mencicipi franchise ini kembali. Tidak istimewa memang, namun setidaknya, untuk sekian lama, Anda akhirnya bisa merasakan sesuatu yang baru dari Call of Duty.

Kelebihan

What the? Is that human?
What the? Is that human?
  • Peningkatan kualitas visual yang signifikan
  • Exoskeleton di multiplayer yang mengubah gaya bermain
  • Single player yang tetap epik, dramatis, dan sinematik
  • Tokoh antagonis yang memorable
  • Visualisasi konsekuensi perang yang lugas

Kelemahan

Terlalu tampan untuk ditanggapi "serius" sebagai seorang prajurit tangguh dengan pengalaman segudang.
Terlalu tampan untuk ditanggapi “serius” sebagai seorang prajurit tangguh dengan pengalaman segudang.
  • Exoskeleton di single player yang tidak terasa signifikan
  • Model karakter yang terasa tidak cocok
  • Tidak ada peningkatan AI
  • Mode Exo Survival yang tidak terlalu menarik
Cocok untuk gamer: yang mencintai seri COD, menginginkan game FPS militer dengan cerita keren
Tidak cocok untuk gamer: FPS kompetitif yang mengharapkan level kehancuran ala Battlefield atau realistis ala Arma


Review Ace Combat – Assault Horizon



Perubahan adalah sesuatu yang, seperti kematian, tidak bisa dihindari. Dengan semakin bertambahnya usia, seiring dengan pengalaman hidup yang semakin kaya dan banyaknya pelajaran yang didapatkan, seseorang seringkali dihadapkan pada dua pilihan: menjadi lebih baik atau lebih buruk karenanya. Hal yang sama juga terjadi pada setiap franchise game besar yang lahir di industri game. Game yang muncul berseri biasanya juga mengusung perbedaan tertentu, terkadang membuat pengalaman bermain lebih maksimal, namun tidak jarang pula yang menjadi blunder besar. Dari begitu banyak franchise, salah satu yang berhasil mempertahankan konsistensi kualitas adalah Ace Combat.
Sebagai salah satu franchise game pesawat yang cukup sukses di pasaran, Ace Combat berkembang cukup pesat dari setiap seri ke seri berikutnya. Walaupun mengusung satu genre yang sama, simulator pesawat tempur (saya lebih menyebutnya sebagai Arcade karena kesederhanaan kontrol dan gameplay), Ace Combat selalu mampu “tampil segar” lewat berbagai peningkatan yang cukup signifikan di setiap serinya. Kita tidak hanya membicarakan segi visual, namun juga pembawaan plot hingga inovasi gameplay yang semakin baik. Pada akhirnya, keberhasilan utama game pesawat seperti ini terletak pada seberapa efektifnya ia membuat adrenalin Anda terpompa. Pertanyaannya kini, mampukah Ace Combat terbaru melakukannya?
Namco Bandai mengambil sebuah langkah yang terhitung ekstrim untuk seri franchise suksesnya ini. Tren global dimana gamer tampak lebih menyenangi skema pertarungan dunia nyata (walaupun dengan plot fiktif) serta dramatisasi ala film Hollywood yang seringkali muncul dalam game-game FPS belakangan ini tampaknya menjadi dasar dibangunnnya Ace Combat: Assault Horizon. Walaupun mengandung intisari sebuah game Ace Combat yang masih terasa kental, namun Assault Horizon bisa dipandang sebagai sebuah game yang berbeda. Bukan sebuah Ace Combat yang selama ini Anda kenal. Menariknya, ia menjadi sebuah tonggak dasar bagi inovasi yang mungkin akan lebih sering kita lihat di masa depan.
Bagi Anda yang sempat membaca preview kami dan memerhatikan screenshot yang ada tentu sudah cukup mendapatkan gambaran tentang apa yang ditawarkan oleh Ace Combat: Assault Horizon ini. Anda tentu sudah merasakan perubahan gameplay yang cukup signifikan dan berbagai elemen baru di dalamnya. Semakin baik atau tidak? Simak review ini.

Plot

Palm Islands - Landmark dari Dubai digambarkan cukup baik di sini
Ace Combat selama ini memang dikenal sebagai sebuah game pesawat yang mampu menghadirkan pertarungan udara yang cepat dan menegangnkan. Namun bagi Anda yang mengikuti setiap serinya tentu mengerti bahwa setting yang dihadirkan oleh hampir sebagian besar seri Ace Combat terjadi di dunia yang fiktif. Hal ini terkadang membuat sensasi realistis game ini berkuarang. Planet, kota, dan pesawat yang tidak pernah ada di dunia nyata tentu membuat Ace Combat tak ubahnya sebuah game “imajinasi” belaka. Namun Namco Bandai tampaknya mulai perlahan merubah arah tersebut. Setelah seri terakhir Joint Assault (PSP) mengambil setting di dunia nyata, kini giliran Assault Horizon melakukan hal yang sama.
Capt. William Bishop
TRINITY is no joke!
Anda akan berperan sebagai Kapten William Bishop, seorang pilot pesawat tempur andalan NATO. Posisi Anda sebagai pemimpin salah satu skuadron terbang terhebat – Warwolf menjadi bukti nyata kemampuan terbang Anda. Di tahun 2015, yang berarti 4 tahun dari sekarang, mata dunia sedang tertuju pada dataran Afrika yang selalu bergejolak. Sebuah organisasi teroris bernama SRN menebarkan ancaman yang serius pada keamanan dunia melalui senjata pemusnah massal jenis baru yang mereka namakan TRINITY. Hal ini tentu saja mendorong PBB untuk mengambil tindakan tegas. Badan dunia ini menugaskan NATO dan Russia untuk menggelar operasi militer bersama untuk menumpas SRN dan sekaligus menghilangkan Trinity dari muka bumi. Perang pun dimulai.
Seiring dengan perperangan yang terjadi, pasukan gabungan dan skuadron Warwolf menemukan fakta mengejutkan. Kekuatan SRN yang besar tidak hanya berakar dari dirinya sendiri, namun berasal dari organisasi teroris lain – Blatnoi yang berasal dari Rusia. Kemampuan militer Blatnoi yang besar membuat kelompok ini berhasil melakukan kudeta pada pemerintahan resmi Rusia. Bersama dengan SRN, mereka mengancam akan meluncurkan Trinity pada negara-negara dunia. Anda yang dituntut untuk mencegah hal ini terjadi.
Say hello to Markov
The Shark yang ditakuti
Blatnoi yang mampu menjatuhkan sebuah negara tentu tidak berisikan orang-orang lemah. Organisasi ini berhasil merekrut orang-orang militer terbaik Rusia, khususnya mereka yang datang dari angkatan udara. Salah satunya adalah Markov. Pilot pesawat tempur yang selamat dari perang Kosovo di masa lalu ini mengawaki sebuah pesawat dengan identitas unik – Akula atau The Shark. Ia mampu bermanuver dengan cepat dan hampir tak pernah kalah dalam pertempuran udara melawan siapapun. Siapa yang menyangka jika pria ini ternyata memiliki “agenda perang” sendiri yang lebih kejam dibandingkan Blatnoi maupun SRN. Ia juga menjadi momok menakutkan yang harus ditakhlukkan oleh Bishop.
Mampukah pasukan gabungan ini menghancurkan Trinity? Apakah Bishop akan mampu mengalahkan Markov dalam pertempuran satu lawan satu? Siapakah pengkhianat yang membuat rencana NATO seringkali tidak berhasil? Jawabannya bisa Anda temukan dengan memainkan game ini.

Ace Combat Dengan Helikopter dan Mini-Gunner

Ace Combat selalu berfokus pada pesawat dan hanya pesawat. Tidak ada yang berubah secara signifikan di Ace Combat: Assault Horizon ini. Namun konsep “hanya pesawat” yang selama ini diusung di seri sebelumnya harus mulai dihapuskan, karena game terbaru ini menawarkan sesuatu yang lebih. Anda akan merasakan bahwa Namco Bandai tidak lagi menjadikan Ace Combat sebagai sebuah game pesawat semata, namun mulai bergerak ke arah sebuah franchise game perang yang memperlihatkan kemampuan angkatan udara secara keseluruhan. Ucapkan selamat datang kepada Helikopter dan Mini-Gunner yang untuk pertama kalinya, hadir!
Anda akan berperan sebagai Mini-Gunner di beberapa misi
Bermanuver dengan Apache? Sebuah pengalaman Ace Combat yang baru
Di misi-misi tertentu, Anda akan diminta untuk berperan sebagai pilot helikopter dan mini-gunner. Pada misi mini-gunner, Anda hanya perlu mengarahkan gatling gun dan menembak semua target yang bergerak, sementara helikopter bermanuver secara otomatis. Mirip konsep rail-shooting. Sementara ketika Anda menggunakan helikopter, Anda akan dibawa pada sistem pemainan arcade yang kental. Posisi ketinggian helikopter akan stabil secara otomatis dan Anda hanya perlu menggunakan analog untuk menggerakkannya. Crosshair yang ada dihadirkan untuk membantu Anda menghancurkan target di darat, yang seringkali menjadi misi utama ketika Anda menggunakan helikopter.

Dog-fight Mode – Dramatisasi ala Film Hollywood

Anda yang sering menonton film pesawat ala Hollywood tentu sudah tidak asing dengan pengambilan gambar super dekat dari sisi senjata pesawat untuk menambah efek dramatis dalam pertempuran. Apalagi jika mereka sudah memadukannya dengan berbagai efek slow motion dan efek destruktif yang memanjakan mata. Efek seperti inilah yang berusaha diadapatasikan oleh Namco Bandai pada Ace Combat: Assault Horizon. Walaupun inovasi gameplay ini sebenarnya ditujukan untuk menghadirkan gaya pertarungan yang lebih realistis, namun bagi saya, ini hanya lebih kepada fitur eye-candy yang hanya berpengaruh signifikan pada kondisi-kondisi tertentu saja.
Sudah bukan rahasia lagi jika pekerjaan untuk membidik dan menghancurkan pesawat musuh bukanlah pekerjaan remeh-temeh di seri Ace Combat. Anda harus bermanuver dengan lincah untuk berada di belakang sang pesawat, memacu kecepatan hingga mencapai jarak yang tepat untuk menembakkan rudal, dan mencoba lagi jika gagal. Di Assault Horizon, pertempuran ini dipermudah dengan hadirnya mode Dog-Fight. Anda kini hanya tinggal mengejar pesawat musuh pada jarak tertentu, menunggu indikator hijau menyala, dan menekan kombinasi tombol R1+L1 (Playstation 3) atau RB + LB (XBOX 360) untuk masuk dalam mode pertempuran ini.
Dog-Fight Mode - sebuah dramatisasi pertempuran ala Hollywood
Pastikan crosshair terus berwarna merah
Dog-Fight Mode akan membuat pesawat Anda secara otomatis mengikuti pesawat yang menjadi target. Walaupun musuh bergerak dengan cepat dan bermanuver lincah, Anda hanya tinggal memastikan crosshair lingkaran di tengah layar tetap mengarah kepada mereka. Dog-fight Mode akan terus berlanjut hingga Anda keluar dari mode ini secara manual atau pesawat musuh berhasil menghindar dan keluar dari jarak crosshair. Dengan memacu kecepatan dan memperpendek jarak, Anda bisa menembakkan rentetan peluru atau memaksimalkan rudal untuk menghancurkan setiap pesawat yang ada. Sebuah cara yang efektif untuk membunuh dengan cepat. Dog-fight Mode akan sangat membantu ketika Anda menjadikan pesawat “Ace” musuh, yang biasanya ditandai dengan tulisan TGT_LEAD dan Boss-fight sebagai target.
Namun jangan mengira hanya Anda yang dapat melakukan hal ini. Pesawat musuh juga dapat mengekor dan memicu dog-fight mode pada pesawat Anda. Anda punya dua alternatif untuk mengatasinya. Pertama, kabur dengan kecepatan tinggi dan terbang dalam gerak yang menjauh. Kedua, memacu kecepatan dan berbelok secara tiba-tiba untuk memicu Reversal-Mode, dimana pesawat Anda akan bermanuver dan berbalik mengekor pesawat musuh. Selanjutnya? Tinggal tembakkan dua rudal dengan cepat untuk mengajarkan pada sang pilot pesawat musuh bagaimana cara melakukan Dog-Fight dengan benar.
Air - strike mode membuat perang terlihat indah
Mode yang serupa (walaupun dengan nama yang berbeda) seperti ASM – Air Strike Mode, juga dapat dipicu dengan cara yang serupa. Ketika Anda berperan sebagai pesawat bomber yang lebih berfokus untuk menghancurkan target yang berada di darat atau laut, indikator untuk memicu mode ini biasanya akan muncul di peta. Anda hanya tinggal mendekati indikator tersebut dan melakukan trigger tombol yang sama untuk membawa Anda pada sensasi dramatisasi yang tidak jauh berbeda.

Hilangnya Beberapa Fitur Berkualitas Ace Combat

Pemimpin Skuadron? Anda akan lebih banyak merasa bertempur sendiri
Ace Combat: Assault Horizon mungkin menghadirkan dog-fight mode sebagai nilai jual utama. Walaupun mode ini berhasil menghadirkan sensasi Ace Combat yang berbeda, namun bukan berarti akan membuat gameplay serta merta menjadi sempurna tanpa celah. Jika dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya, Namco Bandai justru menghilangkan beberapa fitur penting yang di masa lalu pantas untuk diacungi dua jempol. Memainkan Ace Combat kali ini tanpanya? Sedikit canggung.
Salah satu yang paling signifikan adalah hilangnya fitur untuk memberikan perintah kepada pesawat pendamping Anda. Apalah gunanya menjadi seorang pemimpin skuadron terbang terbaik di angkatan udara namun Anda tidak dapat mengendalikan mereka? Fitur Ace Combat di masa lalu yang berpengaruh sangat signifikan pada gameplay ini entah mengapa justru dihilangkan begitu saja. Akibatnya? Anda akan melihat anak buah Anda terbang kesana-kemari tanpa koordinasi, membunuh pesawat yang justru tidak terlalu mengancam. Kelemahan ini terkadang akan membuat Anda frustrasi.
Salah satu kekuatan utama dari Ace Combat juga terletak pada kebebasan Anda untuk meraih poin tertentu dan membeli pesawat yang menurut Anda terbaik untuk menyelesaikan misi. Di Assault Horizon, fitur ini juga dihilangkan. Anda akan lebih banyak “disuapi” pesawat yang muncul sebagai bagian dari plot tanpa banyak alternatif lain untuk digunakan. Pesawat yang sudah pernah muncul memang terbuka untuk dibawa bertempur pada misi-misi tertentu, namun Anda akan jarang meliriknya. Mengapa? Karena plot utama akan menghadirkan satu varian pesawat baru yang jauh lebih kuat hingga Anda tak punya pilihan lain selain memilihnya. Berbeda dengan Ace Combat sebelumnya yang memberikan Anda opsi yang cukup terbuka untuk memilih satu dari beragam pesawat dengan kekuatan yang sama.

Jagoan? Anda Akan Merasa Seperti Tumbal Perang!

Walaupun banyak pesawat Ally di sini, Anda akan tetap menjadi magnet semua peluru dan rudal
Sebagai seoarang karakter utama, memang menjadi tugas Anda untuk memastikan kesuksesan misi di dalam sebuah game. Anda yang harus membunuh lebih banyak pesawat, Anda yang harus berjuang di garis depan, dan Anda yang harus menghancurkan senjata apapun yang mengancam dunia. Ini memang sebuah plot klise yang sudah diterapkan oleh banyak game. Namun, di Ace Combat: Assault Horizon, daripada merasa seperti jagoan, Anda akan merasa seperti seekor tumbal perang. Mengapa?
Jika Anda merasa hilangnya fitur untuk memberikan komando bagi pesawat pendukung sudah cukup buruk, tunggu hingga Anda bertemu dengan musuh dalam jumlah yang masif. Dari semua pesawat bawahan Anda yang bergerak bebas di dalam peta, entah mengapa semua musuh hanya tertarik untuk menyerang Anda. Benar sekali, Anda akan merasa seperti magnet peluru dan rudal tanpa alasan yang jelas. Anda hanya akan sesekali menemukan pesawat musuh yang berusaha menghancurkan AI teman Anda, sementara sisanya, Anda akan merasa seperti berjuang sendirian. Tanpa kontrol atas gerakan pesawat teman dan selalu menjadi target rudal musuh? Anda bukan pemimpin skuadron, Anda hanyalah tumbal in disguise!

Bagaimana dapat menyerang pasukan di darat dengan sudut pandang kamera seperti ini?
Anda juga akan merasakan perasaan yang sama ketika menggunakan helikopter. Dari semua helikopter lain yang ada, Anda akan menjadi satu-satunya target serangan. Lebih buruk? Sistem kameranya akan membuat Anda kesulitan untuk membidik musuh yang terlihat. Bagaimana rasanya terus ditembak tanpa mampu menembak balik karena sudut pandang kamera menghalangi pandangan Anda? Seperti hendak melakukan kamikaze dan menabrakkan si helikopter. Untung saja merubah kamera ke first person cukup mengatasi masalah yang satu ini.

Perkuat Diri dengan Skill di Free Mission

Sistem Skill
Free Mission merupakan mode bebas dimana Anda bisa memainkan kembali semua misi yang sudah Anda selesaikan di Campaign Mode. Bedanya, Anda kini dapat memilih sendiri pesawat yang Anda inginkan dan senjata spesial yang bisa Anda gunakan (walaupun pada akhrinya akan memilih pesawat terbaik tanpa alternatif. Free Mission memang menjadi media yang tepat untuk menjajal pertempuran kembali secara bebas. Satu fitur baru juga disematkan ke dalam mode ini, yakni fungsi Skill yang pertama kali diperkenalkan.
Dari poin yang bisa Anda dapatkan dari menyelesaikan misi di Campaign Mode, Anda kini dapat menyematkan skill tertentu pada kemampuan bertarung Anda. Datang dengan harga tertentu (yang tidak murah) Anda akan memperkuat kemampuan pesawat Anda secara umum. Sebagai contoh, Anda dapat memperkuat rate fire machine gun, menambah jumlah rudal yang bisa dibawa, hingga mode Dog-Fight yang lebih mudah ditrigger.

Kesimpulan

Worth to Play!
Jadi bagaimana kinerja Ace Combat: Assault Horizon secara keseluruhan? Saya akan menghindari untuk menyebut seri terbaru ini sebagai sebuah kelanjutan franchise karena ia lebih cocok dikategorikan sebagai sebuah seri Reboot. “Rasa” Ace Combat yang sering Anda cicip kini hanya terletak pada kontrol dan gameplay dasar yang familiar. Selebihnya? Ia menjadi sebuah game yang jauh berbeda. Keinginan untuk menghadirkan pertempuran dalam lingkungan dunia yang nyata harus mendapatkan acungan jempol karena mampu menghadirkan sensasi yang lebih realistis. Visualisasi kota-kota yang menjadi tempat bertempur juga dibangun dengan cukup baik. Namun secara detail? Anda akan menemukan kekurangan di sana-sini, terutama pada desain karakter dan landscape kota secara keseluruhan.
Gameplay juga berubah cukup drastis. Penambahan helikopter dan mini-gunner ke dalamnya semakin membuktikan bahwa Ace Combat bukanlah lagi sebuah game pesawat yang kita kenal. Namco Bandai berusaha menggesernya menjadi sebuah franchise pertempuran udara yang melibatkan perangkat dan senjata yang lebih luas. Apakah hal ini membuat Ace Combat lebih baik atau buruk? Well, saya pribadi tidak berkeberatan dengan sedikit penambahan di sana sini, karena pesawat masih menjadi elemen permainan yang utama. Cukup membawa suasana yang lebih fresh.
Dog-fight mode juga lebih berperan sebagai fitur dramatisasi yang memanjakan mata, daripada sebuah inovasi yang signifikan. Walaupun Anda akan membutuhkannya untuk melawan pesawat jagoan musuh dan boss, namun untuk perperangan umum – Anda tak akan banyak menggunakannya. Butuh penyempurnaan di sana-sini untuk dog-fight mode yang lebih baik, karena tidak jarang fungsi untuk mengikuti pesawat musuh secara otomatis justru akan membawa pesawat Anda terjun bebas ke laut atau menabrak gunung.
Ace Combat: Assault Horizon memang menjadi awal yang bagus jika memang Namco Bandai ingin menjadikan seri ini sebagai “Call of Duty” nya game simulator pesawat. Anda ada baiknya juga jika di masa depan, fitur-fitur utama seperti opsi pesawat, teammate control, dan sudut pandang kamera yang lebih baik juga mendapatkan perhatian utama. Karena pada akhirnya, sebuah game bukanlah selalu soal apa yang dilihat mata, namun keseluruhan pengalaman yang dihadirkan.

Kelebihan:


Cut-scene sinematik yang memanjakan mata
  • Setting perang di dunia nyata
  • Detail pesawat yang menawan
  • Dog-fight mode untuk dramatisasi ala film Hollywood
  • Hadirnya Helikopter dan Mini-Gunner
  • Cut-scene sinematik
  • Sistem skill di Free Mission

Kekurangan


Percuma punya pesawat pendukung
  • Minus Skema Kontrol untuk mengendalikan pesawat pendukung
  • Sudut kamera yang justru seringkali menghalangi sudut pandang (third peson)
  • Detail yang belum cukup baik untuk karakter dan landscape kota
  • Minim opsi pesawat pada misi
Cocok untuk: gamer pencinta Ace Combat, Flight-Arcade, pencinta dramatisasi perang udara ala Hollywood
Tidak cocok untuk gamer: yang mudah pusing dengan gerak kamera yang cepat dan penuh goncangan.