Senin, 23 Mei 2016

Review Far Cry Primal: Menguasai Atau Dikuasai Alam!

Far Cry Primal Jagatplay Part 1 (14)
Sebuah pendekatan yang menyegarkan, kalimat yang satu ini memang masih pantas mengarah untuk Far Cry Primal, proyek game action open-world terbaru dari Ubisoft. Mengikuti siklus yang mereka tetapkan sejak seri ketiga, tahun 2016 memang seharusnya jadi tahun seri spin-off yang biasanya muncul sebelum Ubisoft melemparkan seri utama Far Cry, seperti yang terjadi dengan Blood Dragon di sela-sela rilis seri ketiga dan keempat. Ada beberapa hal yang membuat Far Cry Primal ini menarik. Namun setting anti-mainstream yang alih-alih mengikuti arus perang futuristik seperti game action FPS raksasa yang lain dan justru membawa Anda ke masa zaman purbakala-lah yang membuat banyak orang menantikan game yang satu ini.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memahami bagaimana kesan pertama yang kami tangkap soal game ini. Dari sisi atmosfer, ia memang berhasil membuat Anda percaya bahwa Anda memang tengah terjebak di masa dimana kematian adalah sesuatu yang mudah untuk terjadi. Dimana tak hanya suku yang lain, alam juga memosisikan Anda sebagai bagian dari rantai makanan dan tak lebih. Pendekatan visualnya memang terkesan agak datar jika dibandingkan Far Cry 4, terutama dari kontras warna yang memang membuatnya terlihat tak begitu menarik. Sementara dari sisi gameplay, fakta bahwa ia hadir tanpa senjata api sama sekali memang menawarkan sensasi action yang sedikit berbeda. Sayangnya, ia tetap memunculkan banyak hal yang meninggalkan kesan familiar yang terlalu kentara.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Far Cry Primal? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang menawarkan tema alam yang kuat di dalamnya? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.

Plot

Far Cry Primal akan membawa Anda di tahun 10.000 sebelum Masehi.
Far Cry Primal akan membawa Anda di tahun 10.000 sebelum Masehi.
Far Cry Primal akan membawa Anda pada kehidupan manusia di tahun 10.000 sebelum Masehi, dimana teknologi masih berkisar pada usaha untuk memanipulasi bentuk batu dan kayu untuk satu tujuan – bertahan hidup. Manusia hanyalah bagian dari rantai makanan dan lebih diposisikan tak lebih dari sekedar mangsa lezat yang menunggu untuk masuk ke dalam perut banyak binatang buas yang berukuran besar. Jika alam masih tak cukup menyeramkan, eksistensi manusia juga harus terancam oleh manusia itu sendiri.
Di sebuah daratan luas bernama Oros, Anda berperan sebagai seorang anggota suku Wenja bernama Takkar. Tersebar di keseluruhan penjuru Oros, garis nasib akhirnya mengharuskan Takkar berperan sebagai seorang pemersatu, penyelamat, sekaligus penjamin eksistensi Wenja sebagai suku. Tak hanya harus melawan Mammoth dan harimau Sabertooth yang bisa membunuh manusia dalam sekejap, eksistensi Wenja juga terancam oleh kehadiran dua suku bengis – Udam dan Izila. Udam yang berdiam di wilayah utara dikenal sebagai suku kanibal yang melihat manusia tak berbeda dengan hewan, sumber protein yang lezat. Sementara Izila di wilayah selatan adalah suku pemuja api fanatik yang berusaha memperbudak Wenja. Udam dipimpin oleh ksatria bernama Ull, sedangkan Izila dipimpin pendeta bernama Batari.
Takkar sendiri diminta untuk mengumpulkan anggota Wenja yang tersebar di Oros. Tak hanya binatang buas, mereka juga harus bertahan hidup dari ancaman dua suku lainnya.
Takkar sendiri diminta untuk mengumpulkan anggota Wenja yang tersebar di Oros. Tak hanya binatang buas, mereka juga harus bertahan hidup dari ancaman dua suku lainnya.
Di utara ada suku kanibal Udam yang dipimpin seorang petarung bernama Ull.
Di utara ada suku kanibal Udam yang dipimpin seorang petarung bernama Ull.
Sementara selatan dikuasai suku pemuja api - Izila yang dipimpin pendeta wanita - Batari.
Sementara selatan dikuasai suku pemuja api – Izila yang dipimpin pendeta wanita – Batari.
Ini tentu saja bukan tugas yang mudah untuk seorang Takkar. Namun untungnya, ia sendiri bukanlah manusia “biasa”. Hubungan spiritualnya yang kuat membuat Takkar menjalin keeratan dengan alam dan segala kehidupan di dalamnya, yang membuatnya secara istimewa punya kemampuan untuk mengendalikan binatang tertentu. Alih-alih menjadikan mereka sebagai lawan, ia justru menjadikannya sebagai kawan untuk mencapai misi suci ini. Takkar adalah seorang Beastmaster yang dipercaya akan menyelamatkan Wenja.
Mampukah Takkar menyatukan dan menyelamatkan suku Wenja dari ragam ancaman yang ada?
Mampukah Takkar menyatukan dan menyelamatkan suku Wenja dari ragam ancaman yang ada?
Lantas, tantangan seperti apa yang akan dihadapi oleh Takkar? Mampukah ia mengumpulkan orang-orang penting dari Wenja dan kembali menyatukan mereka? Seberapa menyeramkannya pula suku Udam dan Izila itu sendiri? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Far Cry Primal ini.

Atmosfer yang Fantastis

Selamat datang di Oros!
Selamat datang di Oros!
Acungan dua jempol untuk Ubisoft dan kemampuan mereka untuk meracik dunia dengan atmosfer luar biasa yang cukup untuk membuat Anda percaya bahwa karakter Anda memang hidup di masa tersebut. Kehebatan yang  mereka unjuk di setiap seri Assassin’s Creed dan Far Cry sebelumnya ini juga mereka terapkan dengan begitu baik di Far Cry Primal ini. Lupakan soal informasi terbaru soal bagaimana Ubisoft “menyontek” desain peta Far Cry 4, karena terlepas dari desain besar yang sama, Anda tak akan merasa ada kemiripan sama sekali di sini. Secara teknis visual, ia memang terlihat tak banyak berbeda dengan Far Cry 4, walaupun mengusung model karakter dengan detail yang memang lebih pantas diacungi jempol. Membiasakan diri di dalam dunia dengan warna datar yang didominasi orange, coklat, dan hijau mungkin jadi hal pertama yang harus Anda lakukan ketika terjun masuk ke Far Cry Primal ini.
Ubisoft terhitung berhasil membangun dunia di masa purba dengan begitu luar biasa. Alam yang terasa liar dengan vegetasi yang padat akan terus menemani Anda.
Ubisoft terhitung berhasil membangun dunia di masa purba dengan begitu luar biasa. Alam yang terasa liar dengan vegetasi yang padat akan terus menemani Anda.
Tetapi di sisi lain, ia juga berhasil menangkap betapa brutalnya ia. Manusia tak lebih dari seonggok daging yang menunggu kematian yang bisa datang dari banyak arah.
Tetapi di sisi lain, ia juga berhasil menangkap betapa brutalnya masa itu. Manusia tak lebih dari seonggok daging yang menunggu kematian yang bisa datang dari banyak arah.
Namun di luar itu, Ubisoft memang pantas mendapatkan acungan dua jempol. Mereka berhasil membangun dunia 10.000 sebelum Masehi dengan luar biasa. Tak hanya dari alam yang terlihat liar lewat padang rumpur dan pohon tinggi yang mendominasi, tetapi juga ragam detail yang dimuat di dalamnya. Bahasa purba mereka sendiri, desain binatang yang bisa Anda buru dan lawan, hingga perbedaan peradaban suku Udam dan Izila yang terlihat jelas lewat pakaian dan aksesoris yang mereka kenakan. Desain karakter pendukung yang beraksi sebagai motor penggerak cerita dari Wenja juga bisa dibilang, memanjakan mata, cocok, dan terasa berlebihan. Bahkan peran si Tensay – sang Shaman dengan kemampuan magisnya yang luar biasa mudah dipercaya. Mereka juga tak ragu memperlihatkan kekejaman kanibalistik dengan eksplisit dengan mayat yang terpotong di sana-sini. Kerennya lagi? Bahkan untuk aktivitas seksual manusia purba, yang notabene terjadi di alam bebas, juga mereka tampilkan di sini.
Dunianya terasa hidup.
Dunianya terasa hidup.
Animasi binatang companion yang memukau.
Animasi binatang companion yang memukau.
Tetapi detail di dalam dunia inilah yang membuat apresiasi memang pantas dilayangkan. Ubisoft berhasil membuat Oros terasa hidup dan liar di saat yang sama dan tak terlihat seperti sebuah arena bermain yang statis. Ekosistem berjalan dinamis, dimana Anda akan sering melihat predator berusaha memangsa mereka yang lebih lemah. Anda bisa menemukan seekor macan tutul yang mengejar sekelompok rusa, beruang yang saling bertarung unutk memperebutkan wilayah kekuasaan, atau Mammoth yang menerjang sekelompok pemburu. Kerennya lagi? Ubisoft bahkan sampai membangun animasi gerak yang detail untuk binatang ini, terutama yang Anda pilih sebagai companion. Sabertooth yang berhasil menangkap seekor rusa misalnya, akan bergulat dalam animasi spesifik sebelum menghujamkan taringnya yang tajam ke leher mangsanya. Sebuah pendekatan yang cukup membuat kami terpesona.
Tak sekedar estetika, perubahan siang malam di Primal juga punya pengaruh di sisi gameplay. Ancaman menjadi lebih berbahaya di kala bulan datang.
Tak sekedar estetika, perubahan siang malam di Primal juga punya pengaruh di sisi gameplay. Ancaman menjadi lebih berbahaya di kala bulan datang.
Ubisoft berhasil membuat Oros terlihat sebagai dunia yang berbahaya untuk manusia, yang di kala itu, memang masih berjuang untuk merangkak naik ke puncak rantai makanan. Bahaya selalu mengintai di setiap sudut, bak dari suku lawan ataupun dari binatang buas yang ada. Mereka juga menyuntikkan sistem siang – malam di sini dan membungkusnya dengan sisi gameplay untuk menawarkan sesuatu yang berbeda. Tak hanya efek cahaya bulan yang lebih dramatis dan lembut, ancaman di kala malam juga terasa lebih signifikan berbahaya dibandingkan siang hari, yang cukup untuk membuat Anda senantiasa merasa was-was. Serigala yang berburu dalam kelompok misalnya, akan membuat setiap malam yang Anda lalui bisa saja berakhir menjadi yang terakhir kalinya.

Tanpa Senjata Api

Senjatai api? Anda hanya akan mengandalkan teknologi dari batu dan kayu di sini!
Senjatai api? Anda hanya akan mengandalkan teknologi dari batu dan kayu di sini!
Keterbatasan teknologi lah yang membuat Far Cry Primal menjadi proyek yang menarik di mata para gamer. Bahwa berbeda dengan seri Far Cry sebelumnya yang memungkinkan Anda memuntahkan ratusan peluru dari moncong senapan mesin, atau satu peluru efektif dari tiap bidikan sniper, atau sekedar teropong untuk melihat dan memahami dimana posisi musuh, Far Cry Primal akan membawa Anda ke masa dimana sekedar api, masih jadi resource super penting untuk bertahan hidup. Mereka bahkan masih tak tahu caranya bagaimana melebur metal atau mengetahui apa yang bisa dilakukan dengan mesiu. Semuanya masih berkisar pada dua elemen utama – batu dan kayu. Batu dan kayu jugalah yang akan menentukan apakah Anda akan terlahir sebagai penyelamat suku Wenja atau makanan untuk suku Udam.
Dengan panah, tombak, dan gada yang ada, Takkar sama berbahayanya.
Dengan panah, tombak, dan gada yang ada, Takkar sama berbahayanya.
Tak ada granat? Tak masalah. Suku purba yang dipotret Ubisoft ini punya banyak senjata lempar dengan efek area, termasuk lebah hingga racun seperti ini.
Tak ada granat? Tak masalah. Suku purba yang dipotret Ubisoft ini punya banyak senjata lempar dengan efek area, termasuk lebah hingga racun seperti ini.
Namun bukan berarti keterbatasan teknologi ini membuat Takkar tak punya opsi untuk mencabut nyawa siapapun yang berani menghalangi aksinya. Far Cry Primal masih menyuntikan cukup banyak ragam senjata, hanya saja dengan pendekatan gameplay yang berbeda dibandingkan dengan seri Far Cry di masa modern. Takkar akan diperkuat dengan empat varian senjata – sebuah panah, tombak, gada, dan shard – sebuah potongan batu tajam yang bisa diposisikan seperti pisau lempar. Dengan progress yang berlanjut, Takkar juga akan diperkuat dengan sejenis ketapel batu yang mampu melontarkan batu dengan kecepatan tinggi yang tentu saja mematikan serta rangkaian “bomb” yang berisikan lebah dan api. Takkar mungkin tak punya shotgun atau uzi, namun di masa itu, apa yang ia bawa di perjalanannya cukup untuk melakukan genosida suku manapun.
Pemilihan senjata seperti ini memang menghasilkan dua sensasi pertempuran yang berbeda di Primal – bahwa ia terasa lebih lambat dan fokus melee yang kini memainkan peran lebih krusial. Panah bukanlah pistol. Ia punya jarak momentum, ia tak bisa ditembakkan dengan cepat secara instan, dan ia butuh ketepatan bidik yang lebih presisi. Hal ini membuat pendekatan pada beragam ancaman, terutama binatang besar yang alot atau bergerombol menjadi tantangan tersendiri. Aksi menjadi lebih lambat dan penuh perhitungan, seperti saat Anda menjadikan sniper dengan peredam sebagai andalan. Anda harus memastikan bahwa tiap panah ini akan berakhir seefektif mungkin.
Dengan menjadikan panah sebagai senjata range utama, sensasi memaksimalkannya tentu berbeda dengan senjata api. Butuh kesabaran untuk menggunakannya.
Dengan menjadikan panah sebagai senjata range utama, sensasi memaksimalkannya tentu berbeda dengan senjata api. Butuh kesabaran untuk menggunakannya.
Untuk pertarungan non-stealth, gada dan tombak yang juga bisa dilempar jika Anda inginkan, akan jadi andalan untuk pertarungan melee.
Untuk pertarungan non-stealth, gada dan tombak yang juga bisa dilempar jika Anda inginkan, akan jadi andalan untuk pertarungan melee.
Untungnya, hal ini dikompensasi dengan dua senjata – gada dan tombak yang bisa Anda ayunkan atau hujamkan sebagai senjata melee. Melee memang memainkan peranan yang cukup penting di Far Cry Primal. Serangan jarak dekat seperti ini akan sering Anda temui dan terasa cukup overpowered daripada sekedar menjadikan senjata range sebagai andalan. Ketika Anda berhasil menemukan gada lebih besar, misalnya, ayunan kuat Anda bahkan cukup untuk membuat varian musuh yang lebih kecil langsung melambung begitu saja dan hanya membutuhkan beberapa pukulan untuk menundukkan varian musuh yang memang lebih alot, baik dari Udam maupun Izila yang memang punya varian jenis pasukan. Begitu Anda tak bisa lagi stealth dan musuh mulai bergerak aktif yang membuat bidikan panah hampir mustahil, tak ada lagi strategi yang lebih tepat selain langsung berlari mendekat dan mulai mengayungkan gada atau menusukkan tombak Anda ke kepala atau jantung mereka secepat mungkin.
Pada akhirnya, terlepas dari tema yang memang menonjolkan peradaban manusia yang jauh dari apa yang kita kenal selama ini, Far Cry Primal masih tetap berhasil mempertahankan banyak elemen gameplay khas franchise Far Cry lewat pergantian elemen dengan fungsi yang sama. Seperti contohnya, teropong yang digunakan untuk mengetahui posisi tata letak musuh dan membubuhkan tag permanen untuk mengetahui gerak mereka, yang tak mungkin ada di seri ini. Sebagai gantinya? Status Anda sebagai seorang Beastmaster kini memungkinkan Anda untuk menyuruh burung hantu andalan Anda untuk berperan sebagai “mata”, untuk memeriksa wilayah, melakukan tag di musuh yang berhasil Anda temui, bahkan memintanya untuk menghabisi satu musuh spesifik yang Anda target. Takkar mungkin tak punya teknologi perang seperti yang kita kenal, tapi Ubisoft memastikannya tak kalah efektif sebagai seorang mesin pembunuh.
Siapa yang butuh teknologi "usang" seperti teropong jika Anda bisa menyuruh burung hantu sebagai drone pengintai Anda?
Siapa yang butuh teknologi “usang” seperti teropong jika Anda bisa menyuruh burung hantu sebagai drone pengintai Anda?
Ada kesan familiar di stuktur misi yang ada. Ada banyak misi acak, misi sampingan, dan tentu misi utama yang bisa diselesaikan untuk memicu progress cerita. Sistem "tower" di Primal kini hanya sekedar untuk membuka Fast Travel Point.
Ada kesan familiar di stuktur misi yang ada. Ada banyak misi acak, misi sampingan, dan tentu misi utama yang bisa diselesaikan untuk memicu progress cerita. Sistem “tower” di Primal kini hanya sekedar untuk membuka Fast Travel Point.
Struktur misi yang diusung Far Cry Primal ini sendiri tak banyak berbeda dengan apa yang kita kenal dari seri Far Cry sebelumnya. Ada sensasi familiar di sana walaupun Anda kini terjebak di 10.000 tahun sebelum Masehi. Oros tetap menjadi sebuah “arena bermain” terbuka yang bebas Anda eksplorasi hingga ke setiap sudut yang ada. Sistem tower seperti halnya game-game open-world Ubisoft yang lain masih tetap disertakan di sini lewat sistem membakar api unggun atau membersihkan camp musuh dari Udam atau Izila. Namun fungsinya sendiri sudah berbeda. Ia tak lagi membuka area dan beragam misi kecil yang tersebar di sekitar, sistem ini hanya disiapkan untuk membuka Fast Travel point saja. Akan ada ragam misi sampingan dari karakter NPC ataupun penduduk biasa yang Anda temui, atau sekedar  misi acak yang tersebar di penjuru Oros. Dan tentu saja, Anda akan bertemu dengan misi-misi yang memang didesain untuk mendorong progress cerita.
Pohon skills yang lebih luas.
Pohon skills yang lebih luas.
Tak hanya exp dan skill point, misi sampingan dan acak juga akan berkontribusi pada bertambahnya jumlah penduduk di camp Anda.
Tak hanya exp dan skill point, misi sampingan dan acak juga akan berkontribusi pada bertambahnya jumlah penduduk di camp Anda.
Lebih banyak penduduk = lebih banyak reward resource harian di stash.
Lebih banyak penduduk = lebih banyak reward resource harian di stash.
Dengan menyelesaikan misi-misi seperti ini, Anda akan mendapatkan ekstra experience points dan tentu saja – 1 skill points setiap kali  berhasil menyentuh akumulasi jumlah tertentu yang nantinya, bisa didistribusikan ke salah satu skill dari rangkaian pohon skill yang di Far Cry Primal, memang lebih bervariasi dengan efek yang cukup berbeda satu sama lain. Sistem seperti ini tampaknya tak akan lagi terasa asing, tak hanya untuk para penggemar Far Cry, tetapi juga game-game action open-world pada umumnya. Yang unik di Far Cry Primal adalah sistem penduduk. Seperti yang kita tahu dari plot, Takkar memang diminta untuk merekrut dan mengumpulkan para anggota suku Wenja yang tersebar di Oros. Ubisoft berhasil mengaplikasikan hal ini tak hanya dari sisi cerita, tetapi juga gameplay. Menyelesaikan misi sampingan juga akan memungkinkan Anda untuk merekrut anggota Wenja yang selamat untuk diminta meramaikan camp utama. Semakin banyak jumlah penduduk ini, semakin banyak pula resource harian yang bisa Anda “panen”. Ia jadi elemen baru yang krusial karena resource memang bukan hal remeh temen di Far Cry Primal.

Berburu dan Meramu

Resource memainkan peranan lebih krusial di Primal. Serasi dengan timelinenya yang memang menjadikan berburu dan meramu sebagai bagian hidup manusia di kala itu.
Resource memainkan peranan lebih krusial di Primal. Serasi dengan timelinenya yang memang menjadikan berburu dan meramu sebagai bagian hidup manusia di kala itu.
Seberapa sering Anda mendengar kata “Berburu dan Meramu” ketika mempelajari pelajaran Sejarah di sekolah? Bahwa manusia di masa pra-sejarah memang menggantungkan hidupnya dari dua aksi ini – berburu dan makan binatang liar serta mengumpulkan bahan makanan langsung dari alam liar. Hal yang jadi “gaya hidup” manusia purba ini juga berhasil diaplikasikan Ubisoft di Primal dan bahkan menjadikannya sebagai elemen utama yang juadi identitas unik tersendiri.
Seperti yang kami sebut di atas, Anda memang mengandalkan teknologi senjata yang lebih primitif, yang tentu saja punya daya tahan yang lebih buruk dibandingkan senjata-senjata yang ada saat ini. Anda memang punya kesempatan besar untuk memungut kembali setelah menggunakan mereka, ketika tertancap di tubuh binatang atau tergeletak di tanah begitu saja, tetapi resiko mereka hilang atau rusak selalu terbuka lebar. Apalagi jika Anda membakarnya untuk ekstra penerangan atau ingin membakar material yang lain, misalnya. Di sinilah, elemen berburu dan meramu Primal menjadi ekstra kesibukan gameplay yang harus Anda perhatikan. Karena pada akhirnya, Anda lah yang harus meracik kembali semua senjata tersebut. Dan sistem crafting untuk senjata ini butuh resource tersendiri.
Ayo berburu!
Ayo berburu!
Semua resource yang Anda kumpulkan, seperti halnya di seri FC sebelumnya, tentu digunakan untuk crafting. Tapi di Primal, fungsi ini diperluas.
Semua resource yang Anda kumpulkan, seperti halnya di seri FC sebelumnya, tentu digunakan untuk crafting. Tapi di Primal, fungsi ini diperluas.
Crafting memang bukan hal baru di Far Cry, karena seri sebelumnya juga sudah mengusung hal yang sama. Bahwa Anda butuh ekstra kulit binatang atau material yang lain untuk memperbesar kantong uang Anda, tas untuk membawa ammo senjata, dan yang lainnya, sesuatu yang juga diaplikasikan di Far Cry Primal. Namun di masa prasejarah ini, kebutuhan berburu dan meramu ini menjadi lebih intensif. Karena hampir semua aspek perlengkapan yang Anda butuhkan harus Anda racik sendiri. Anak panah Anda hilang? Crafting. Tombak Anda patah? Crafting. Gada Anda terlempar entah kemana? Crafting. Selalu ada kebutuhan untuk material tambahan hanya untuk memastikan Anda bertahan hidup.
Untungnya, proses berburu ini sendiri tak terhitung sulit. Takkar dilengkapi dengan kemampuan yang disebut sebagai Hunter Vision, yang tak berbeda dengan Eagle Vision para Assassin di Assassin’s Creed. Dengan dunia yang berubah jadi sekedar dua warna, item-item resource yang bisa dikumpulkan akan binatang-binatang yang Anda buru akan terlihat jelas. Binatang exoctic yang super langka juga bahkan akan ditandai dengan bebauan yang bisa Anda lihat dengan menggunakan kemampuan yang satu ini. Dengan panah yang tak seefektif senapan mesin, ia juga bisa dimaksimalkan untuk melacak arah lari hewan yang mungkin sekedar cedera dan terluka parah karena panah Anda yang gagal menembus kepala mereka.
Anak panah, tombak , atau gada semuanya harus dibuat kembali dengan resource yang ada jika ia berakhir hilang atau rusak.
Anak panah, tombak , atau gada semuanya harus dibuat kembali dengan resource yang ada jika ia berakhir hilang atau rusak.
Atau habis terbakar karena membutuhkan sedikit pencahayaan.
Atau habis terbakar karena membutuhkan sedikit pencahayaan.
Resource ini juga menjadi hal yang penting untuk membangun desa Anda sendiri. Takkar memang ditugaskan untuk mengumpulkan orang-orang Wenja, dan di antaranya – ada begitu banyak karakter pendukung yang jika berhasil Anda tarik hatinya, tak ragu untuk membangun rumah mereka sendiri di Wenja. Sebagai gantinya? Kehadiran mereka akan menambahkan pohon skill, akses senjata, hingga beragam perlengkapan baru. Setiap karakter ini akan punya area rumah yang bisa ditingkatkan untuk membuka akses cerita atau teknologi lebih jauh, dan seperti yang bisa diprediksi, mereka butuh resource yang cukup besar untuk dieksekusi. Membuat aksi eksplorasi Anda menjadi harus terikat kuat dengan usaha untuk mengumpulkan sebanyak mungkin resource sembari jalan.
Resource juga dibutuhkan untuk membangun desa, yang akan membuka akses teknologi lebih banyak.
Resource juga dibutuhkan untuk membangun desa, yang akan membuka akses teknologi lebih banyak.
Untungnya penamaan setiap resource ini juga memudahkan Anda untuk tahu lokasi tepat dimana mencarinya.
Untungnya penamaan setiap resource ini juga memudahkan Anda untuk tahu lokasi tepat dimana mencarinya.
Berita baiknya? Far Cry Primal menyuntikkan proses penamaan yang sangat mudah ditelusuri. Beragam resource dinamai sesuai dengan lokasi dimana mereka bisa dicari. North Cedar – berarti kayu ini hanya bisa dicari di bagian utara Oros, South Rock – di bagian selatan, atau Violet Leaf yang hanya bisa ditemukan di malam hari. Setidaknya proses ini mempermudah dimana Anda harus mencarinya jika kekurangan. Sistem seperti ini juga membuat reward harian resource yang disimpan penduduk di Stash pribadi Anda menjadi semacam asuransi ekstra ketika ternyata usaha Anda untuk membangun atau meracik sesuatu harus dihalangi kekurangan 1-2 resource yang butuh usaha ekstra untuk dicari. Primal membuat proses ini lebih penting dibandingkan dua seri sebelumnya.

The Beastmaster

Apa artinya status Anda sebagai seorang "Beastmaster" jika Anda tak mampu mengendalikan mereka?
Apa artinya status Anda sebagai seorang “Beastmaster” jika Anda tak mampu mengendalikan mereka?
Tombak dan panah Anda mungkin dua senjata yang paling sering Anda gunakan untuk menghabisi rangkaian ancaman yang ada, namun pada akhirnya – kemampuan Takkar sebagai seorang Beastmaster lah yang membuat Primal bersinar. Dengan talenta luar biasanya itu, Takkar bisa menjinakkan ragam binatang yang sebelumnya hanya punya satu pikiran – mencabik tubuh Anda hingga menjadi bagian-bagian kecil yang lezat dan membuat mereka jadi companion Anda. Ada ragam binatang berbahaya yang bisa Anda jinakkan – dari serigala, beruang, harimau Sabertooth, hingga binatang paling menjengkelkan di Far Cry 4 – Badger.
Dengan hanya melemparkan umpan daging dan membiarkan mereka makan, Anda bisa menjinakkan mereka dengan hanya menggunakan satu tombol aksi sederhana saja. Begitu masuk ke dalam companion, mereka akan otomatis tersedia di “library” binatang apa saja yang bisa Anda panggil kapanpun Anda butuhkan. Tiap binatang punya kelebihan dan kemampuan mereka masing-masing. Serigala mampu bergerak secara sembunyi-sembunyi namun tak punya bar HP yang alot, sementara beruang misalnya, punya daya tarik yang berkebalikan. Anda bisa menyembuhkan mereka jika cedera dengan memberikan daging (yang notabene jadi resource lain yang harus dikumpulkan dan dijaga tetap ada) atau membangkitkan mereka dengan Red Leaf jika kondisi lebih buruk lebih muncul.
Melemparkan daging umpan, hanya butuh satu tombol untuk menjinakkan mereka.
Melemparkan daging umpan, hanya butuh satu tombol untuk menjinakkan mereka.
Begitu sudah dijinakkan, ia akan masuk ke dalam "library" binatang companion yang bisa Anda panggil kapanpun Anda mau.
Begitu sudah dijinakkan, ia akan masuk ke dalam “library” binatang companion yang bisa Anda panggil kapanpun Anda mau.
Kehadiran binatang-binatang ini memang tak lebih dari sekedar untuk memperkuat identitas Takkar sebagai seorang penyelamat sekaligus mempermudah aksi Anda yang penuh dengan limitasi karena keterbatasan teknologi.
Binatang-binatang ini cukup pintar untuk menyerang dan membunuh secara instan semua musuh yang berusaha mendekati Anda, membuat pekerjaan Anda berakhir menjadi jauh lebih mudah. Lewat command sederhana, Anda bisa menyuruh mereka menyerang target spesifik yang Anda inginkan atau sekedar meminta bergerak ke area yang Anda inginkan. Kerennya lagi? Tak hanya manusia, Anda juga bisa meminta mereka untuk mengejar binatang buruan yang tengah Anda incar untuk memastikan mereka tak lepas. Posisi rantai makanan juga berlaku di companion Anda. Ini berarti, jika Anda punya companion seekor harimau Sabertooth, misalnya, maka binatang buas apapun yang lebih kecil darinya seperti leopard, serigala, atau badger tak akan berani dekat-dekat dengan karakter Anda. Pendekatan yang menurut kami, pantas diacungi jempol.
Mereka cukup pintar untuk menghabisi siapapun yang mengancam nyawa Anda.
Mereka cukup pintar untuk menghabisi siapapun yang mengancam nyawa Anda.
Let them fight!
Let them fight!
Sebagai seorang Beastmaster, pada akhirnya, aksi Anda tak akan sekedar ditentukan dari kemampuan Anda untuk menaklukkan binatang-binatang seperti ini. Anda juga akan diberi kesempatan untuk mencari, mengejar, dan menjinakkan tiga varian binatang legendaris yang hadir dengan stat yang lebih baik dan visual lebih keren, yang semuanya akan hadir sebagai misi terpisah.
Lantas, bagaimana dengan Mammoth? Sayangnya, walaupun Anda sering bertemu dengan binatang yang begitu tenang dan mengancam di saat yang sama ini, Anda tak akan bisa menjinakkannya secara permanen. Namun jika Anda sudah mengambil satu skill spesifik dari pohon skill yang ada, Anda bisa langsung menjinakkannya di tempat dan langsung mengendarainya, membuatnya tampil sebagai mesin pembunuh yang super efektif. Tak hanya untuk Mammoth, skill yang sama juga akan memungkinkan Anda untuk mengendarai Sabertooth atau beruang sekalipun untuk gerak lari yang lebih cepat.
Ada beberapa binatang "legendaris" yang juga bisa Anda buru sebagai Beastmaster.
Ada beberapa binatang “legendaris” yang juga bisa Anda buru sebagai Beastmaster.
Memperkenalkan GO-Bear, moda transportasi masa purba. Hubungi kami lewat aplikasi asap dan kami akan datang menjemput.
Memperkenalkan GO-BEAR, moda transportasi masa purba. Hubungi kami lewat aplikasi asap dan kami akan datang menjemput.
Seberapa signifikan penambahan fungsi binatang companion ini di Far Cry Primal Anda? Sayangnya, bagi kami sendiri, berakhir tak lebih dari gimmick. Pada akhirnya, kemampuan panah Anda dan serangan melee Anda yang overpowered tampaknya sudah cukup untuk menyelesaikan hampir semua tantangan yang ada. Satu-satunya binatang yang punya peran krusial yang tak tergantikan hanyalah si burung hantu yang berfungsi sebagai “teropong” Anda dan sekaligus bisa ditugaskan untuk membunuh secara instan musuh yang Anda target sejak awal.

Potensi Karakter Keren yang Tak Dimanfaatkan

Far Cry Primal punya banyak karakter pendukung yang keren. Sayangnya, tak dimanfaatkan maksimal.
Far Cry Primal punya banyak karakter pendukung yang keren. Sayangnya, tak dimanfaatkan maksimal.
Kesan familiar memang mengalir kentara dari Far Cry Primal, terutama dari struktur misi yang ia usung. Namun berbeda dengan seri sebelumnya yang menawarkan karakter sampingan yang begitu terbatas di dalamnya, Far Cry Primal sebenarnya memuat banyak karakter pendukung yang tak hanya punya desain yang keren, tetapi juga karakterisik kepribadian yang kuat dan unik. Sayang seribu sayang, hanya dua karakter – Sayla dan sang shaman – Tensay yang punya peran penting dalam cerita utama – usaha untuk bertahan hidup dan menundukkan dua suku lain, Udam dan Izila. Sementara karakter lain yang unik, berakhir jadi sekedar penyedia misi terlepas dari potensi yang begitu besar.
Sebagai contoh, Jayma, misalnya – sang pemburu wanita yang jadi favorit kami di game yang satu ini. Super keren, tenang, dan garang di saat yang sama, Jayma yang sebenarnya punya potensi untuk memainkan banyak peran dalam pertarungan antara Wenja vs Udam vs Izila ini ternyata lebih banyak berdiam di kemah dengan peran hanya untuk memberikan Anda misi ekstra. Hal yang sama juga kami rasakan ketika bertemu dengan si gila – Urki yang haus dengan pengetahuan dan lompatan teknologi. Ada segudang cara, ada begitu banyak potensi bagaimana karakter ini bisa masuk ke dalam cerita utama, ada banyak celah untuk membuat kepribadian gilanya lebih menarik, namun Urki berakhir dengan nasib yang tak banyak berbeda dengan Jayma.
Pemburu wanita yang garang dan mematikan, tapi berfungsi sekedar penyedia misi tanpa ada peran di cerita utama? Meh.
Pemburu wanita yang garang dan mematikan, tapi berfungsi sekedar penyedia misi tanpa ada peran di cerita utama? Meh.
Kepribadian kuat dan desain keren, ada banyak cara sebenarnya karakter-karakter ini memperkuat progress plot utama Primal.
Kepribadian kuat dan desain keren, ada banyak cara sebenarnya karakter-karakter ini bisa memperkuat progress plot utama Primal.
Bagi kami, ini adalah sebuah kesempatan besar yang terlewatkan begitu saja oleh Ubisoft. Karakter kern dengan kepribadian unik berakhir sekedar sebagai penyedia misi, penduduk “biasa” di dalam camp yang tak punya banyak peran selain menunggu kehadiran karakter utama. Parahnya lagi? Terlepas apakah Anda berhasil atau gagal untuk merekrut setiap dari mereka, Far Cry Primal tak punya reward ekstra untuk akhir cerita.

Kesimpulan

Far Cry Primal adalah sebuah game action open-world yang solid, tak ada kata yang lebih tepat untuk menjelaskan game racikan Ubisoft yang satu ini. Keberanian untuk bergerak melawan arus mainstream dan kembali ke tahun 10.000 sebelum Masehi dengan ragam keterbatasan teknologi saat itu berhasil menciptakan sebuah sensasi pengalaman game action yang unik, yang dibungkus dengan skema misi dan mekanik open-world yang sudah terasa begitu familiar.
Far Cry Primal adalah sebuah game action open-world yang solid, tak ada kata yang lebih tepat untuk menjelaskan game racikan Ubisoft yang satu ini. Keberanian untuk bergerak melawan arus mainstream dan kembali ke tahun 10.000 sebelum Masehi dengan ragam keterbatasan teknologi saat itu berhasil menciptakan sebuah sensasi pengalaman game action yang unik, yang dibungkus dengan skema misi dan mekanik open-world yang sudah terasa begitu familiar.
Far Cry Primal adalah sebuah game action open-world yang solid, tak ada kata yang lebih tepat untuk menjelaskan game racikan Ubisoft yang satu ini. Keberanian untuk bergerak melawan arus mainstream dan kembali ke tahun 10.000 sebelum Masehi dengan ragam keterbatasan teknologi saat itu berhasil menciptakan sebuah sensasi pengalaman game action yang unik, yang dibungkus dengan skema misi dan mekanik open-world yang sudah terasa begitu familiar. Namun kekuatan utama di Far Cry Primal tentu saja terletak pada kemampuan Ubisoft untuk meracik dunianya – Oros dengan begitu optimal, hingga membuat Anda percaya bahwa “taman bermain” Anda memang sebuah dunia dimana batu dan kayu adalah satu-satunya benteng pertahanan untuk bertahan hidup melawan kekejaman alam dan masyarakat yang hadir tanpa aturan.
Walaupun demikian, tentu saja game ini punya kelemahan yang pantas untuk dicatat. Seperti keluhan kami di atas, serangkaian karakter keren yang berakhir tak dimanfaatkan dengan maksimal untuk kepentingan cerita utama dan berakhir sekedar “penyedia misi” adalah sesuatu yang mengecewakan. Keluhan lain juga muncul dari sistem kontrol dengan companion yang seringkali berakhir menjengkelkan. Bagaimana tidak? Ubisoft memutuskan untuk menaruh perintah Heal dan Ride di tombol yang sama, membuat kedua perintah ini saling bertabrakan ketika Anda berusaha menyembuhkan companion Anda di saat yang genting. Sistem pertarungan melee yang berakhir jadi festival gebuk tanpa feedback yang berarti dan animasi yang lemah jadi catatan ekstra. Kelemahan lain yang juga sempat kami perhatikan? Tak ada sistem cuaca acak. Agak aneh jika melihat bagaimana dunia liar, dengan pohon besar dan vegetasi yang lebat, tak pernah punya cuaca hujan sama sekali.
Namun di luar semua kekurangan tersebut, Far Cry Primal tetap jadi game action open-world yang pantas diacungi jempol. Di sisi lain ia terasa begitu unik, namun di sisi lain – ada niat jelas Ubisoft untuk “bermain aman” dengannya dan tak lantas melenceng dari garis besar desain game open-world mereka selama ini. Pada akhirnya, tema, setting, dan atmosfernya yang menjual Far Cry Primal dan bukan dari inovasi atau keunikan dari sisi gameplay.

Kelebihan

Atmosfer dunia yang super keren
Atmosfer dunia yang super keren
  • Atmosfer dunia purbakala yang keren
  • Desain karakter pendamping yang pantas diacungi jempol
  • Ancaman alam yang terasa berbahaya
  • Pohon skill yang lebih beragam
  • Kemampuan mengendalikan binatang

Kekurangan

Vegetasi sepadat ini tanpa cuaca hujan sama sekali? Pffttt..
Vegetasi sepadat ini tanpa cuaca hujan sama sekali? Pffttt..
  • Tak ada sistem cuaca (hujan)
  • Skema kontrol saat menyembuhkan binatang companion yang terkadang membuat frustrasi
  • Potensi karakter pendukung tak dimanfaatkan optimal
  • Sistem pertarungan melee yang terasa lemah
  • Dua suku lawan – Adam dan Izila terlihat sekedar “berbeda skin”
Cocok untuk gamer: yang mencintai seri Far Cry, yang bosan dengan game FPS dengan tema masa kini atau futuristik
Tidak cocok untuk gamer: yang berharap ia akan terasa berbeda dengan seri Far Cry sebelumnya, yang lebih senang dengan ragam senjata api


0 komentar:

Posting Komentar