Dunia game tak lepas dari berbagai kontroversi. Ada berbagai aspek
dalam permainan video game yang dianggap menyinggung norma-norma
tertentu dalam masyarakat sehingga menimbulkan kontroversi dan mendapat
kecaman serta protes dari berbagai kalangan. Beberapa dari permainan
ini bahkan harus ditarik dari pasaran atau dilarang peredarannya di
negara tertentu.
Topik Wikugame dalam artikel ini adalah seputar judul-judul video game
yang mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak. Kontroversi timbul
setelah banyak kalangan yang merasa video game tersebut terlalu kejam,
sadis, serta mengandung unsur seksual dan kekerasan yang tidak bisa
ditolerir.
Image Credit: Wikimedia Commons |
10. Silent Hill
Kontroversi: Kekerasan pada anak
Silent Hill memang dianggap sebagai salah satu game terbaik dan paling sukses pada masanya. Game ini melahirkan sebuah franchise yang terus diproduksi hingga saat ini, bahkan sudah dirilis film layar lebarnya. Tak hanya itu, Silent Hill juga dianggap sebagai video game dengan karakter paling menyeramkan.
Kontroversi dari game ini lahir dari salah satu makhluk bernama "The
Grey Child", makhluk aneh seukuran anak kecil, berwarna abu-abu, dan
berkeliaran di sekitar bangunan sekolah. Untuk bisa melanjutkan
petualangan, player tak jarang harus membunuh sosok-sosok "grey child"
tersebut. Nah, hal ini rupanya dianggap sebagai salah satu aksi yang
bisa memicu kekerasan pada anak kecil. Akhirnya, pihak pengembang Silent Hill terpaksa
mendesain ulang monster-monster ini untuk game yang dirilis di Amerika
Serikat, bahkan secara total menghapusnya untuk game yang beredar di
Eropa.
9. Call of Duty: Modern Warfare 2
Kontroversi: Terorisme
Ada sebuah misi tambahan dalam Modern Warfare 2 yang diberi nama
"No Russian". Di sini, sang player diberi kesempatan untuk bergabung
bersama sepasukan tim teroris Rusia untuk meneror sebuah airport
internasional. Yang lebih mengerikan lagi, anda diberi kesempatan untuk
menembak ke arah kerumunan orang yang berada di bandara tersebut.
Misi dalam Modern Warfare 2 ini dianggap sebagai salah satu
sarana yang bisa mengembangkan pola pikir terorisme di dalam alam bawah
sadar pemainnya. Game ini dianggap mendukung pembantaian massal dan
tindakan kriminal yang sangat tidak berperikemanusiaan.
8. RapeLay
Kontroversi: Kekerasan seksual dan pemerkosaan
Dari judulnya saja, kita bisa menebak bahwa RapeLay terdengar
sangat kontroversial. Hal ini karena dalam game anda berperan sebagai
seorang maniak yang memiliki misi utama untuk memperkosa wanita-wanita
cantik. Untuk melakukannya, anda harus menguntit mereka secara seksama,
merayu, hingga akhirnya menjebak mereka dalam sebuah kamar kosong.
Game yang dibuat oleh developer dari Jepang ini dilarang beredar hampir
di seluruh dunia. Setelah sempat ditemukan di berbagai toko game
Amerika Serikat, penjualan game ini langsung dilarang total. Bahkan
developer Jepang yang memproduksi RapeLay juga mengakui bahwa
produksi game ini adalah sebuah kesalahan besar. Mereka pun
menghentikan produksi, menariknya dari pasaran, dan menghapus judul game
ini dari daftar website mereka.
7. Bully
Kontroversi: Kekerasan remaja
Game ini dirilis pada tahun 2006, bersetting di sebuah asrama sekolah menengah atas. Secara permainan, Bully sangat
mirip dengan Grand Theft Auto di mana anda bisa menjelajah seluruh
tempat dengan bebas dan melakukan berbagai keonaran. Di sini, anda
berperan sebagai James "Jimmy" Hopkins, seorang remaja berandalan yang
gemar menimbulkan kekacauan.
Ada berbagai kenakalan dalam game ini yang dinilai mendorong anak-anak
remaja untuk melakukan hal yang sama. Contohnya adalah mengeroyok dan
memukuli pelajar lain, melakukan pelecehan terhadap teman wanita mereka,
serta melawan staf dan para guru secara terbuka.
6. Resident Evil 5
Kontroversi: Rasisme
Dari segi kualitas, Resident Evil 5 dianggap mengecewakan penggemar sejati franchise ini, bahkan tidak masuk dalam daftar sepuluh besar game Resident Evil terbaik. Wajar saja, anda tak akan lagi bisa menemukan zombie-zombie haus darah, dan unsur survival di dalamnya hilang serta digantikan oleh berbagai action yang terkesan tidak maksimal.
Satu lagi, anda bermain sebagai Chris Redfield dalam sebuah misi di
benua Afrika. Nah, dalam menjalani petualangan, anda harus menembaki
penduduk lokal Afrika yang terinfeksi virus sehingga menjadi ganas dan
berusaha menyerang karakter anda. Isu ini rupanya dianggap sebagai
salah satu bentuk rasisme yang dianggap merendahkan orang-orang berkulit
hitam.
5. Dead Island: Riptide
Kontroversi: Seksis, merendahkan martabat wanita
Game Dead Island: Riptide memang penuh darah dan kekejaman.
Wajar saja, anda berperan sebagai sebuah tokoh dalam pulau yang dihuni
oleh zombie-zombie ganas. Sepanjang petualangan pun anda tak
henti-hentinya harus memecahkan kepala para zombie tersebut untuk bisa
bertahan hidup. Namun, kekerasan tersebut ternyata bukan menjadi hal
utama yang dipermasalahkan.
Permasalahan utama justru ada pada bonus game ini, di mana seseorang
yang melakukan pemesanan lebih awal akan mendapat bonus semacam mainan
kecil, berbentuk tubuh wanita berbikini, tanpa kepala, tangan, dan
kaki. Rupanya, banyak pihak yang menganggap bonus ini merendahkan kaum
wanita, karena mereka dinilai hanya dari bagian yang tersisa dalam
mainan tersebut, yaitu payudara dan (maaf) kemaluan. Protes ini sempat
membuat Deep Silver selaku produser membuat permintaan maaf secara
terbuka melalui website resmi mereka.
4. Saints Row 4
Kontroversi : Penggunaan narkotika dan kekerasan yang berlebihan
Saints Row 4 adalah sebuah permainan yang hampir menyerupai GTA, berbentuk open world, dan anda bisa dengan bebas menjelajah kota serta berbuat keonaran. Bedanya, Saints Row jauh
lebih konyol dan sedikit tidak masuk akal jika dibandingkan dengan
serial GTA. Nah, rupanya game yang rilis bulan Agustus lalu ini juga
tidak luput dari kontroversi.
Dalam game, ada sebuah bonus yang bisa anda dapatkan yang bernama "alien
narcotics" (narkotika Alien). Pemerintah Australia rupanya menganggap
tindakan "memberikan obat-obatan terlarang sebagai reward menyelesaikan sebuah misi" adalah sebuah tindakan yang di luar batas. Akibatnya, hingga saat ini Saints Row 4 dilarang untuk dipasarkan di Australia.
3. Mass Effect
Kontroversi: Adegan seks yang dianggap merendahkan wanita
Walaupun Mass Effect dianggap sebagai game RPG terbaik sepanjang masa, permainan ini rupanya juga tak luput dari kontroversi. Ada suatu tahap dalam Mass Effect,
di mana setelah anda menjalin hubungan baik dengan karakter tertentu
(bisa lebih dari satu karakter), anda bisa mengajaknya ke kamar untuk
melakukan hubungan intim setiap saat anda mau.
Fitur ini rupanya dikritik habis-habisan dan dianggap sebagai sesuatu
yang tidak bermoral. Seolah-olah, sang pemain menjalin hubungan baik
dengan karakter wanita dengan pamrih seks sebagai tujuan akhir yang ia
inginkan. Menanggapi protes ini, BioWare selaku pengembang terkesan
santai, dan sama sekali tidak melakukan modifikasi apalagi penghapusan
fitur tersebut di dalam game.
2. Postal 2
Kontroversi: Unsur kekejaman yang berlebihan
Dirilis pada tahun 1998, Postal mengambil tema mirip seperti Grand Theft Auto, bedanya game ini dimainkan dalam sudut pandang orang pertama (first person shooter).
Game ini dinilai sangat tidak berperikemanusiaan karena menyajikan
berbagai fitur yang mengedepankan kekerasan, seperti memukuli orang yang
tidak berdosa, menyiksa kucing, membunuh orang dengan cara
menghancurkan wajahnya dengan sekop berkali-kali, lalu diakhiri dengan
(sekali lagi, maaf) mengencingi mayatnya.
Tak hanya itu, Postal 2 juga mencatat statistik yang anda capai
selama memainkan game ini, seperti "Jumlah orang yang dibunuh", "Jumlah
korban yang dibakar hidup-hidup", atau "Jumlah kepala yang berhasil
dihancurkan dengan shotgun". Ternyata, tak hanya sangat penuh
kekejaman, kualitas game ini juga dinilai sangat buruk. Banyak media
yang tak ragu memberikan nilai review 0 dari 10 untuk permainan yang
diproduksi oleh Whiptail Interactive ini.
1. Grand Theft Auto: San Andreas
Kontroversi: Menyajikan berbagai tindakan kriminal, seks, dan kekerasan
Grand Theft Auto: San Andreas boleh saja menjadi game terlaris di dunia. Namun hingga sekarang permainan ini masih memegang rekor dalam Gamer's Edition Guiness World Records sebagai judul game yang paling banyak diprotes. Total, ada lebih dari 4.000 artikel di berbagai media yang memprotes GTA San Andreas karena menyajikan berbagai adegan kriminal, mulai dari penyelundupan, korupsi, pembunuhan terencana, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, ada pula fitur mod yang jika diunduh dan diinstall
memungkinkan pemain untuk menyaksikan hubungan seksual tanpa sensor
dalam game. Melihat semua unsur ini, tampaknya tidak salah apabila
menyebut GTA San Andreas sebagai game paling kontroversial di dunia.
0 komentar:
Posting Komentar