Sabtu, 21 Mei 2016

10 Video Game Paling Kontroversial di Dunia

Dunia game tak lepas dari berbagai kontroversi.  Ada berbagai aspek dalam permainan video game yang dianggap menyinggung norma-norma tertentu dalam masyarakat sehingga menimbulkan kontroversi dan mendapat kecaman serta protes dari berbagai kalangan.  Beberapa dari permainan ini bahkan harus ditarik dari pasaran atau dilarang peredarannya di negara tertentu.
Topik Wikugame dalam artikel ini adalah seputar judul-judul video game yang mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak.  Kontroversi timbul setelah banyak kalangan yang merasa video game tersebut terlalu kejam, sadis, serta mengandung unsur seksual dan kekerasan yang tidak bisa ditolerir.
Image Credit: Wikimedia Commons
10.  Silent Hill
Kontroversi:  Kekerasan pada anak
Silent Hill memang dianggap sebagai salah satu game terbaik dan paling sukses pada masanya.  Game ini melahirkan sebuah franchise yang terus diproduksi hingga saat ini, bahkan sudah dirilis film layar lebarnya.  Tak hanya itu, Silent Hill juga dianggap sebagai video game dengan karakter paling menyeramkan.
Kontroversi dari game ini lahir dari salah satu makhluk bernama "The Grey Child", makhluk aneh seukuran anak kecil, berwarna abu-abu, dan berkeliaran di sekitar bangunan sekolah.  Untuk bisa melanjutkan petualangan, player tak jarang harus membunuh sosok-sosok "grey child" tersebut.  Nah, hal ini rupanya dianggap sebagai salah satu aksi yang bisa memicu kekerasan pada anak kecil.  Akhirnya, pihak pengembang Silent Hill terpaksa mendesain ulang monster-monster ini untuk game yang dirilis di Amerika Serikat, bahkan secara total menghapusnya untuk game yang beredar di Eropa.
9.  Call of Duty: Modern Warfare 2
Kontroversi: Terorisme
Ada sebuah misi tambahan dalam Modern Warfare 2 yang diberi nama "No Russian".  Di sini, sang player diberi kesempatan untuk bergabung bersama sepasukan tim teroris Rusia untuk meneror sebuah airport internasional.  Yang lebih mengerikan lagi, anda diberi kesempatan untuk menembak ke arah kerumunan orang yang berada di bandara tersebut.
Misi dalam Modern Warfare 2 ini dianggap sebagai salah satu sarana yang bisa mengembangkan pola pikir terorisme di dalam alam bawah sadar pemainnya.  Game ini dianggap mendukung pembantaian massal dan tindakan kriminal yang sangat tidak berperikemanusiaan.
8.  RapeLay
Kontroversi: Kekerasan seksual dan pemerkosaan
Dari judulnya saja, kita bisa menebak bahwa RapeLay terdengar sangat kontroversial.  Hal ini karena dalam game anda berperan sebagai seorang maniak yang memiliki misi utama untuk memperkosa wanita-wanita cantik.  Untuk melakukannya, anda harus menguntit mereka secara seksama, merayu, hingga akhirnya menjebak mereka dalam sebuah kamar kosong.
Game yang dibuat oleh developer dari Jepang ini dilarang beredar hampir di seluruh dunia.  Setelah sempat ditemukan di berbagai toko game Amerika Serikat, penjualan game ini langsung dilarang total.  Bahkan developer Jepang yang memproduksi RapeLay juga mengakui bahwa produksi game ini adalah sebuah kesalahan besar.  Mereka pun menghentikan produksi, menariknya dari pasaran, dan menghapus judul game ini dari daftar website mereka.
7.  Bully
Kontroversi: Kekerasan remaja
Game ini dirilis pada tahun 2006, bersetting di sebuah asrama sekolah menengah atas.  Secara permainan, Bully sangat mirip dengan Grand Theft Auto di mana anda bisa menjelajah seluruh tempat dengan bebas dan melakukan berbagai keonaran.  Di sini, anda berperan sebagai James "Jimmy" Hopkins, seorang remaja berandalan yang gemar menimbulkan kekacauan.
Ada berbagai kenakalan dalam game ini yang dinilai mendorong anak-anak remaja untuk melakukan hal yang sama.  Contohnya adalah mengeroyok dan memukuli pelajar lain, melakukan pelecehan terhadap teman wanita mereka, serta melawan staf dan para guru secara terbuka.
6.  Resident Evil 5
Kontroversi: Rasisme
Dari segi kualitas, Resident Evil 5 dianggap mengecewakan penggemar sejati franchise ini, bahkan tidak masuk dalam daftar sepuluh besar game Resident Evil terbaik.  Wajar saja, anda tak akan lagi bisa menemukan zombie-zombie haus darah, dan unsur survival di dalamnya hilang serta digantikan oleh berbagai action yang terkesan tidak maksimal.
Satu lagi, anda bermain sebagai Chris Redfield dalam sebuah misi di benua Afrika.  Nah, dalam menjalani petualangan, anda harus menembaki penduduk lokal Afrika yang terinfeksi virus sehingga menjadi ganas dan berusaha menyerang karakter anda.  Isu ini rupanya dianggap sebagai salah satu bentuk rasisme yang dianggap merendahkan orang-orang berkulit hitam.
5.  Dead Island: Riptide
Kontroversi: Seksis, merendahkan martabat wanita
Game Dead Island: Riptide memang penuh darah dan kekejaman.  Wajar saja, anda berperan sebagai sebuah tokoh dalam pulau yang dihuni oleh zombie-zombie ganas.  Sepanjang petualangan pun anda tak henti-hentinya harus memecahkan kepala para zombie tersebut untuk bisa bertahan hidup.  Namun, kekerasan tersebut ternyata bukan menjadi hal utama yang dipermasalahkan.
Permasalahan utama justru ada pada bonus game ini, di mana seseorang yang melakukan pemesanan lebih awal akan mendapat bonus semacam mainan kecil, berbentuk tubuh wanita berbikini, tanpa kepala, tangan, dan kaki.  Rupanya, banyak pihak yang menganggap bonus ini merendahkan kaum wanita, karena mereka dinilai hanya dari bagian yang tersisa dalam mainan tersebut, yaitu payudara dan (maaf) kemaluan.  Protes ini sempat membuat Deep Silver selaku produser membuat permintaan maaf secara terbuka melalui website resmi mereka.
4.  Saints Row 4
Kontroversi : Penggunaan narkotika dan kekerasan yang berlebihan
Saints Row 4 adalah sebuah permainan yang hampir menyerupai GTA, berbentuk open world, dan anda bisa dengan bebas menjelajah kota serta berbuat keonaran.  Bedanya, Saints Row jauh lebih konyol dan sedikit tidak masuk akal jika dibandingkan dengan serial GTA.  Nah, rupanya game yang rilis bulan Agustus lalu ini juga tidak luput dari kontroversi.
Dalam game, ada sebuah bonus yang bisa anda dapatkan yang bernama "alien narcotics" (narkotika Alien).  Pemerintah Australia rupanya menganggap tindakan "memberikan obat-obatan terlarang sebagai reward menyelesaikan sebuah misi" adalah sebuah tindakan yang di luar batas.  Akibatnya, hingga saat ini Saints Row 4 dilarang untuk dipasarkan di Australia.
3.  Mass Effect
Kontroversi: Adegan seks yang dianggap merendahkan wanita
Walaupun Mass Effect dianggap sebagai game RPG terbaik sepanjang masa, permainan ini rupanya juga tak luput dari kontroversi.  Ada suatu tahap dalam Mass Effect, di mana setelah anda menjalin hubungan baik dengan karakter tertentu (bisa lebih dari satu karakter), anda bisa mengajaknya ke kamar untuk melakukan hubungan intim setiap saat anda mau.
Fitur ini rupanya dikritik habis-habisan dan dianggap sebagai sesuatu yang tidak bermoral.  Seolah-olah, sang pemain menjalin hubungan baik dengan karakter wanita dengan pamrih seks sebagai tujuan akhir yang ia inginkan.  Menanggapi protes ini, BioWare selaku pengembang terkesan santai, dan sama sekali tidak melakukan modifikasi apalagi penghapusan fitur tersebut di dalam game.
2.  Postal 2
Kontroversi: Unsur kekejaman yang berlebihan
Dirilis pada tahun 1998, Postal mengambil tema mirip seperti Grand Theft Auto, bedanya game ini dimainkan dalam sudut pandang orang pertama (first person shooter).  Game ini dinilai sangat tidak berperikemanusiaan karena menyajikan berbagai fitur yang mengedepankan kekerasan, seperti memukuli orang yang tidak berdosa, menyiksa kucing, membunuh orang dengan cara menghancurkan wajahnya dengan sekop berkali-kali, lalu diakhiri dengan (sekali lagi, maaf) mengencingi mayatnya.
Tak hanya itu, Postal 2 juga mencatat statistik yang anda capai selama memainkan game ini, seperti "Jumlah orang yang dibunuh", "Jumlah korban yang dibakar hidup-hidup", atau "Jumlah kepala yang berhasil dihancurkan dengan shotgun".  Ternyata, tak hanya sangat penuh kekejaman, kualitas game ini juga dinilai sangat buruk.  Banyak media yang tak ragu memberikan nilai review 0 dari 10 untuk permainan yang diproduksi oleh Whiptail Interactive ini.
1.  Grand Theft Auto: San Andreas
Kontroversi:  Menyajikan berbagai tindakan kriminal, seks, dan kekerasan
Grand Theft Auto: San Andreas boleh saja menjadi game terlaris di dunia.  Namun hingga sekarang permainan ini masih memegang rekor dalam Gamer's Edition Guiness World Records sebagai judul game yang paling banyak diprotes.  Total, ada lebih dari 4.000 artikel di berbagai media yang memprotes GTA San Andreas karena menyajikan berbagai adegan kriminal, mulai dari penyelundupan, korupsi, pembunuhan terencana, dan masih banyak lagi.
Tak hanya itu, ada pula fitur mod yang jika diunduh dan diinstall memungkinkan pemain untuk menyaksikan hubungan seksual tanpa sensor dalam game.  Melihat semua unsur ini, tampaknya tidak salah apabila menyebut GTA San Andreas sebagai game paling kontroversial di dunia.

0 komentar:

Posting Komentar