Tak lagi mampu ditangani seorang diri, Ubisoft akhirnya mulai menerapkan sistem yang sama seperti yang ditawarkan Activision untuk franchise miliaran USD yang juga jadi sumber uang utamanya – Call of Duty. Setelah ditangani hanya oleh Ubisoft Montreal selama ini, didukung dengan rilis Assassin’s Creed Unity yang dipenuhi masalah teknis, Ubisoft akhirnya memutuskan untuk mulai menggilir poses pengembangan game open-world bertema sejarah andalannya ini ke developer yang lain – Ubisoft Quebec. Tahun 2015 menjadi ajang pembuktian Quebec yang selama ini hanya berperan sebagai developer pendukung. Jawaban yang mereka tawarkan mengalir bersama dengan timeline yang kian maju di Assassin’s Creed Syndicate.
Sebagian besar Anda yang sudah menyimak artikel preview kami tampaknya sudah mengerti apa yang ia tawarkan. Seperti yang sempat kami bahas sebelumnya, kesan pertama yang ia tawarkan memang lebih solid dibandingkan apa yang ditawarkan Montreal di Assassin’s Creed Unity. Unity lebih terasa seperti sebuah proyek eksperimental yang berusaha mendorong franchise populer ini ke level yang baru, terutama dari sisi kualitas visual dan kosmetik. Sebuah kebijakan yang jadi bumerang mematikan, apalagi dengan kritik pedas yang mengalir di sana-sini. Assassin’s Creed Syndicate jadi proyek pembelajaran. Mereka mengerti apa yang salah dengan Unity, menghindari hal yang membuat gamer marah, mengembalikan apa yang membuatnya dicintai, dan menawarkan sebuah setting dan karakter baru di dalamnya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Assassin’s Creed Syndicate ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai seri solid yang tak banyak berbeda? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Dari segi plot, seperti kebiasaan di seri seri sebelumnya, tak ada banyak hal yang berbeda di Syndicate. Anda masih terjebak dalam pertarungan klasik antara para Assassin dan Templar yang tak pernah jelas ujungnya dengan agenda masing-masing. Assassin percaya bahwa dunia sudah selayaknya berada di kekuasaan dan keputusan yang banyak, sementara Templar berjuang untuk mengendalikan segala sesuatunya dalam kekuasaan yang lebih otiriter. Keduanya bertarung di balik bayangan sejarah dan menjadi kekuatan yang mempengaruhi banyak ikon sejarah yang selama ini kita kenal. Assassin’s Creed Syndicate masih berkisah dengan benang merah yang sama. Bedanya? Kali ini pertempuran tersebut terjadi di masa Revolusi Industri, Inggris.Anda tak lagi hanya memerankan satu, tetapi dua orang karakter utama – Jacob dan Evie Frye, saudara kembar beda jenis kelamin dengan orang tua yang sudah memegang teguh perannya sebagai seorang Assassin. Dengan jiwa muda pemberontak dan optimisme yang kuat bahwa mereka sudah memiliki kemampuan seorang Assassin yang memang pantas, Frye bersaudara memutuskan untuk “membebaskan” London yang dikuasai oleh seorang Templar kuat bernama Crawford Starrick. Bukan pekerjaan yang mudah tentu saja mengingat jaringan Templar yang sudah begitu mengakar di beragam sektor ekonomi di kala itu.
Namun Jacob dan Evie sendiri punya dua sudut pandang yang sangat berbeda terkait solusi untuk melemahkan kekuasaan Templar. Evie merasa bahwa solusi terbaik adalah dengan merebut “senjata utama” para Templar. Benar sekali, ia ingin mencari Piece of Eden – artifak penuh kekuatan dari peradaban generasi pertama yang juga jadi sumber plot Assassin’s Creed – di London. Sementara di sisi lain, Jacob lebih memilih untuk membawa perang ini ke area yang lebih terbuka. Ia percaya bahwa solusi terbaik adalah mencabut akar kekuasaan para Templar yang didukung oleh sebuah gang bernama Blighters dengan menciptakan gang baru bernama Rooks. Dengan menghancurkan Blighters, ia percaya bahwa London akan jatuh ke kekuasaan para Assassin. Terlepas dari metode yang berbeda, keduanya berbagi satu misi sama yang juga didukung oleh seorang Assassin berdarah India – Henry Green.
Lantas, tantangan seperti apa saja yang harus dihadapi oleh Jacob dan Evie Frye? Mampukah mereka membebaskan London dari kekuasaan para Templar? Apakah mereka akan menemukan Piece of Eden yang baru? Semua jawaban dari pertanyaan tersebut bisa Anda dapatkan dengan memainkan Assassin’s Creed Syndicate ini.
Selamat Datang di London!
Setelah berkutat dengan masa Revolusi Perancis yang ikonik di seri Unity sebelumnya, Ubisoft memutuskan membawa Syndicate ke era Revolusi Industri di London. Maka seperti seri-seri sebelumnya, keakuratan representasi kota besar ini tentu saja jadi nilai jual tersendiri, apalagi mengingat dinamika yang unik ketika industri mulai naik dan menjadi basis untuk kehidupan yang lebih modern. Untuk urusan yang satu ini, Ubisoft mengeksekusi elemen ini dengan sangat luar biasa. Tak hanya luas, landmark khas London juga ditawarkan dengan detail memesona di sini lengkap dengan efek tata cahaya dramatis dan efek cuaca berubah yang membuat segala sesuatunya lebih sempurna. London di era modern ini akan membuat mata Anda senantiasa termanjakan.Bagian terbaik dari London? Tak hanya sekedar arstitektur bangunan khas yang masih kita temui di area modern saat ini, tetapi juga sungai raksasa yang membelah kota raksasa yang satu ini. Benar sekali, kita tengah membicarakan Sungai Thames. Kehadiran sungai dengan aktivitas lalu lintas kapal yang padat ini memberikan nuansa yang baru di Assassin’s Creed Syndicate. Tak hanya berhasil memotret visualnya dengan baik, ia juga berhasil diimplementasikan ke dalam sisi gameplay yang sama kerennya. Membajak kapal, mencuri beragam kargo yang bertebaran di dalamnya, atau sekedar melewati tiap kapal dengan gerak lincah jadi pemandangan memanjakan mata tersendiri.
Satu yang menarik dan pantas jadi catatan, Ubisoft Quebec tak “sebodoh” Montreal ketika mereka menjual Unity. Ia tidak memaksakan bahwa London harus jadi kota dengan penduduk super ramai yang hilir mudik dengan kegiatan ekonomi yang sibuk karena industri yang berkembang. Aktivitas tersebut direpresentasikan dengan jalan yang lebih luas dan beragam kendaraan berupa kereta kuda yang memenuhinya. Tak ada lagi “pemaksaan” untuk memuat ratusan NPC dalam satu layar seperti blunder yang terjadi di Unity tahun lalu. Hasilnya? Tak hanya London terasa lebih natural, ia juga tak banyak menghadirkan masalah teknis. Framerate stabil, tak ada gerak NPC yang tak natural, minim bug, Quebec belajar banyak.
Hasilnya? Dengan minimnya masalah teknis seperti ini, atmosfer yang ditawarkan London membuatnya lebih bisa dipercaya. Luas, detail, penuh landmark yang memanjakan mata, efek tata cahaya yang masih memesona, kombinasi cuaca yang dinamis, masalah teknis minim, secara garis besar – Assassin’s Creed Syndicate menawarkan sebuah London yang akan mudah Anda nikmati.
Tetap Assassin’s Creed yang Anda Kenal
Untuk memastikan dirinya berbeda dengan seri-seri sebelumnya, Syndicate tentu saja harus menawarkan sesuatu yang baru, terutama dari sisi mekanik gameplay. Sebuah keharusan tentu saja agar ia menyatu dengan atmosfer dan tema Revolusi Industri di London, yang membuat Syndicate menjadi seri Assassin’s Creed paling modern sejauh ini. Ada banyak hal yang berubah secara total dan dimodifikasi untuk menciptakan sensasi baru ini, namun secara garis besar, Assassin’s Creed Syndicate tetaplah seri Assassin’s Creed yang selama ini Anda kenal.Sebuah formula yang tak pernah berubah sejak tahun-tahun sebelumnya, Syndicate tetap mengusung sistem open-world khas Assassin’s Creed. Ini berarti Anda akan berhadapan dengan sebuah peta besar yang bisa Anda eksplorasi sejak awal permainan. Akan ada beberapa poin sinkronisasi yang akan meminta Anda untuk memanjat titik tertinggi untuk membuka serangkaian misi sampingan yang ada, di luar misi utama dalam bentuk ikon berbeda yang bisa dipicu untuk mendorong progress cerita yang kembali, terbagi ke dalam beragam sekuens. Formatnya masih sama, misi akan punya objektif optional untuk diselesaikan. Secara garis besar, ia tetaplah sebuah seri Assassin’s Creed yang Anda kenal. Alhasil? Terlepas dari beragam hal baru yang ia tawarkan, pengalaman bermain yang Anda hadapi tak akan banyak berbeda.
Walaupun demikian, AC Syndicate menawarkan banyak hal baru yang untuk pertama kalinya diaplikasikan di franchise raksasa ini. Pertama, tentu sistem dua karakter yang ia usung. Hampir serupa dengan sistem tiga karakter yang disuntikkan Rockstar di GTA V, Anda bisa bebas menggunakan Jacob maupun Evie ketika tengah mengeksplorasi London secara bebas. Keduanya memang hadir dengan set skill yang hampir mirip satu sama lain, namun cukup berbeda seiring dengan progress. Tidak ada senjata eksklusif untuk masing-masing karakter ini, namun Jacob lebih punya kemampuan ekstra untuk bertarung secara terbuka sementara Evie berfokus pada kemampuan stealth yang lebih optimal. Anda bisa bebas menggunakan karakter di beberapa misi sampingan, namun Anda akan dipaksa untuk menggunakan karakter tertentu ketika mengakses sisi cerita utama yang ada.
Sistem baru lain yang disematkan adalah elemen RPG yang lebih kental. Kita tidak tengah membicarakan sistem pohon skill yang memang sudah ditawarkan di seri sebelumnya, melainkan kini dengan sistem level. Area London kini terbagi dalam beberapa tingkat level untuk memberikan sedikit gambaran soal perbedaan kekuatan Anda dan ancaman yang harus Anda hadapi. Sistem pertarungan yang lebih kompleks dan tak lagi terasa overpower seperti seri sebelumnya membuat mekanisme baru ini lebih signikan. Perbedaan level yang terlalu jauh bisa diterjemahkan sebagai sebuah handicap, yang berarti membuat Anda selangkah lebih dekat dengan kematian.
Pertarungan di Syndicate memang terasa lebih kompleks. Walaupun kita sudah memasuki “era” modern, ia masih berfokus pada pertarungan secara melee yang kini tak ubahnya sistem gunting, batu, kertas yang lebih menuntut. Menyerang di saat yang tepat, melakukan counter dan membuka pertahanan musuh ketika dibutuhkan, menghabisi satu musuh saja bisa memakan waktu yang lama jika Anda bertarung tanpa menaikkan pohon skill untuk ekstra kemampuan ofensif. Bertarung dengan banyak musuh sekaligus yang menyerang dari segala arah? Kesempatan Anda untuk bertahan hidup semakin kecil. Namun mengkombinasikannya dengan beda level karakter dan area yang terlalu jauh? Maka bersiaplah untuk berhadapan dengan kematian. Mengapa? Karena efek level tersebut bisa dibilang signifikan. Karakter dengan level lebih tinggi akan punya damage jauh lebih besar dan HP yang lebih alot. Kombinasi yang cukup untuk membuat Anda terlihat seperti anak ayam di hadapan serigala bengis.
Tinggi level karakter tak hanya menunjukkan seberapa banyak skill yang sudah berhasil Anda buka, tetapi juga membuka kesempatan untuk mengenakan serangkaian equipment, senjata ataupun armor untuk ekstra kemampuan bertahan hidup lebih baik. Benar sekali, varian armor dan senjata kini juga dibatasi oleh level, membuat sistem ini jauh lebih signifikan dari yang seharusnya.
Apakah ini berarti Anda tak punya kesempatan untuk menundukkan area dengan range 1-2 level lebih tinggi? Tentu saja tidak. Anda selalu punya opsi untuk melakukan instant kill dengan menggunakan mekanisme stealth yang ada. Berbeda dengan seri-seri AC sebelumnya yang tak membuatnya berbeda, Syndicate menyuntikkan dua status untuk tiap karakter – stealth dan non-stealth. Dengan hanya menekan satu tombol saja, karakter bisa masuk ke dalam mode stealth yang tak hanya diikuti dengan aksi menutup wajah dengan hood khas Assassin, tetapi juga bergerak lebih lambat dengan langkah kaki yang lebih sunyi. Mode stealth juga memungkinkan karakter Anda untuk melakukan cover ketika bergerak mendekat ke dinding terdekat. Sementara mode non-stealth memang lebih difokuskan ketika Anda butuh bergerak lebih cepat atau sekedar eksplorasi.
Untuk membuat eksplorasi kota London yang lebih luas dengan ekstra gedung tinggi menjadi lebih nyaman untuk dieksekusi, Syndicate juga menyuntikkan dua mekanisme baru. Pertama, tentu saja kendaraan. Seperti halnya sistem di GTA, Anda kini bisa merebut dan menggunakan setiap kereta kuda yang Anda temukan di jalan untuk bergerak lebih cepat. Ada beberapa misi baru juga yang berkisar pada mekanisme baru ini, dari mengejar hingga mengantarkan target. Anda juga bisa melompat dan membunuh musuh dari satu kereta kuda ke kereta kuda lainnya. Mekanisme baru kedua? Perkenalkan Rope Launcher – sebuah grappling hook ala Batman yang akan memungkinkan karakter Anda untuk bergerak vertikal, setinggi apapun, secara instan. Tak perlu lagi mati-matian memanjat hanya untuk point sinkronisasi, Rope Launcher akan cukup untuk membuat para Assassin di masa lalu menjerit iri karena kemudahan yang ia tawarkan. Ia juga memungkinkan Anda untuk bergerak cepat dari satu point gedung ke gedung lainnya tanpa perlu lagi memanjat ulang.
Secara garis besar, terlepas dari hal baru yang ditawarkan Ubisoft di Assassin’s Creed Syndicate, ia masih tetap terasa seperti sebuah seri Assassin’s Creed yang kita kenal. Ia memang menawarkan sistem dua karakter, Rope Launcher, kendaraan, dan sistem level untuk membatasi gerak karakter, namun pada akhirnya, ia tetaplah sebuah game open-world yang menawarkan Anda serangkaian side mission bersama dengan misi utama untuk melanjutkan cerita. Sebuah formula yang tampaknya tak lagi terasa asing untuk para veteran franchise ini.
Desain Side Mission yang Jauh Lebih Baik
Acungan dua jempol pantas untuk diarahkan untuk elemen yang menurut kami pribadi, merupakan lonjakan tersendiri dari seri AC Unity sebelumnya. Berapa banyak dari Anda yang masih ingat dengan trauma segudang ikon yang saling tumpang tindih di peta Paris AC Unity? Dimana Ubisoft mati-matian berusaha menghadirkan ilusi bahwa mereka menyematkan begitu banyak aktivitas untuk dinikmati? Berita buruknya, ia seringkali berakhir dengan kekecewaan karena sebagian besar ikon ini ternyata mepresentasikan aktivitas side mission yang terasa remeh-temeh, membosankan, dan repetitif. Untungnya, ia mengalami perbaikan yang sangat signifikan di AC Syndicate kali ini. Tak lagi menawarkan kuantitas, ia kini lebih menjual kualitas. Sebuah pendekatan yang tentu saja, harus disambut dengan positif.Sesuai dengan tema utama yang berkisar pada usaha untuk melemparkan kekuatan gang bernama Blighters yang jadi pondasi kekuasaan Templar di London, maka AC Syndicate menawarkan desain misi sampingan yang lebih mengakar pada konsep tersebut. Anda akan berhadapan dengan London yang terpecah atas beragam region-region lebih kecil, yang masing-masing darinya, terbagi ke dalam area yang lebih kecil lagi. Misi utamanya adalah “membersihkan” area-area ini. Tak lagi harus berhadapan dengan segudang misi sampingan yang tak punya tujuan apapun, setiap side mission yang Anda selesaikan akan memberikan pengaruh pada misi utama ini. Satu area kini mungkin hanya akan membuat 6-8 misi sampingan yang harus diselesaikan.
Kerennya lagi? Anda tak akan berhadapan dengan misi omong kosong yang terasa sia-sia. Sebagian besar misi sampingan yang Anda lalui memang mencerminkan peran aktif Anda sebagai seorang Assassin yang tengah berjuang membebaskan London. Anda menyelamatkan pekerja anak, membunuh target Templar, menculik agen yang mungkin berhadapan dengan mereka, hingga mengobarkan perang gang untuk merebut alih kekuasaan secara permanen. Semuanya ditawarkan dalam bentuk ikon yang tak lagi tumpah tindih satu sama lain. Tiap misi ini menawarkan ekstra tantangan dan kebebasan metode untuk diselesaikan. Begitu semua misi sampingan ini ditundukkan, Anda akan bertarung dalam pertempuran gang dengan pemimpin Blighters di region tersebut. Sebuah pengalaman Assassin’s Creed yang lebih terasa tepat sasaran.
Tak hanya itu saja, Ia juga memuat beberapa misi ekstra yang tak berhubungan dengan misi sampingan tersebut, seperti kesempatan untuk merampok harta karun dari kereta milik Blighters atau mencuri kargo dari kapal mereka di sungai Thames, misalnya. Ia tak berpengaruh signifikan pada usaha untuk membersihkan London, namun menyumbang kontribusi uang dan experience untuk memperkuat karakter Anda. Uang menjadi elemen yang penting bukan hanya karena beragam item dan equipment yang harus Anda crafting berdasarkan blueprint yang Anda temukan atau reward misi, tetapi juga sebagai pondasi untuk memperkuat gang – The Rooks yang Anda kuasai. Benar sekali, selain pohon skill untuk karakter utama yang Anda gunakan, gang Anda akan punya pohon skill lain yang akan punya pengasruh tersendiri pada efektivitas mereka di dalam kota.
Kerennya lagi? Pesona misi sampingannya tak berhenti begitu saja di sana. Assassin’s Creed Syndicate juga menawarkan beberapa misi “cerita ekstra” dengan karakter-karakter sejarah ikonik dengan adaptasi tema yang juga sama kuatnya. Anda akan bertemu dengan Charles Darwin yang teori evolusinya masih terus ditentang oleh kaum agamais di kala itu, atau Karl Marx yang berjuang untuk mengorbarkan ideologinya kepada rakyat London, atau Charles Dickens yang aktif menelusuri beragam fenomena aneh di London. Ada perasaan yang kuat bahwa peran Anda sebagai tokoh di belakang layar lah yang membuat nama-nama ini bertahan hidup dan punya kesempatan untuk mengungkapkan beragam terobosan ide kreatif mereka kepada dunia. Semuanya dibangun dengan racik misi yang tepat dan tentu saja, voice acts yang tak kalah luar biasa.
Assassin’s Creed Syndicate mengeksekusi misi sampingan yang ia tawarkan jauh lebih sempurna dibandginkan beberapa seri AC sebelumnya. Bukan lagi sekedar datang ke satu titik ikon dan bekerja layaknya seorang pembantu dengan peran yang tak terasa signifikan, melakukan hal remeh temeh yang repetitif, mereka berhasil menjual kualitas di atas kuantitas di Syndicate. Setiap misi punya daya tarik dan ekstra tantangannya sendiri.
Berita yang lebih baik? Mereka tak menjadikan misi seperti mengumpulkan glitch, peti, dll sebagai sesuatu yang pantas untuk diikutsertakan di dalam peta. Anda bisa melakukannya untuk mendapatkan ekstra resource demi crafting, namun tak terasa seperti sebuah aktivitas wajib. Sistem mekanik baru seperti penggunaan kendaraan juga melahirkan misi sampingan baru seperti balap atau time attack dengan ekstra misi Fight Club yang juga memungkinkan Anda bertarung tangan kosong di arena untuk membuktikan seberapa kuatnya Anda.
Komplain Utama? Cerita Futuristik Omong Kosong!
Jika ada satu hal yang membuat kami merasa kecewa dan sedih dengan AC Syndicate adalah fakta bahwa Ubisoft masih berjuang keras untuk mendorong sebuah plot yang sebenarnya tak lagi terasa sepenting di seri-seri awal. Anda masih ingat ketika Anda berperan sebagai Desmond Miles di tiga seri utama Assassin’s Creed pertama? Pertarungan Templar dan Assassin di era futuristik di kala itu terasa sebagai plot utama yang terus menarik perhatian dan memancing rasa penasaran karena memang ada konflik utama di sana. Desmond diceritakan sebagai seorang Mesias yang akan mampu menyelamatkan dunia dari kiamat. Di sinilah, tokoh-tokoh dari First Civilization punya peran dan selalu mengundang keterkejutan, apalagi di seri Assassin’s Creed 2. Anda harus tahu apa yang sebenarnya tengah terjadi dan seberapa penting sebenarnya peran Desmond di sana.Namun sepeninggal Desmond dan mulai masuknya ia sebagai “karakter sampingan” untuk seri-seri AC selanjutnya, point futuristik ini seperti kehilangan arah. Ubisoft sebenarnya sangat mengerti hal tersebut. Ia dengan jelas tidak menawarkan karakter baru sekelas Desmond untuk membuat fokus cerita lebih mengarah pada nilai jual historis, sekaligus meminalisir gamer dari omong kosong Abstergo dan Templar di masa depan. Namun sayang seribu sayang, mereka tak menyerah begitu saja. Assassin’s Creed Syndicate kembali berusaha membangun pondasi untuk sebuah konflik yang menurut kami pribadi, akan jauh lebih menarik untuk dibuang jauh-jauh dan tak perlu diikuti lagi.
Anda akan bertemu kembali dengan salah satu tokoh penting di First Civilization yang kembali membuka dan menawarkan sebuah “solusi” untuk konflik masa depan yang tampaknya akan jadi sumber masalah baru. Berita buruknya? Berbeda dengan Desmond dimana Anda punya kendali penuh dan memang bermain peran sebagai dirinya di beberapa titik, Ubisoft memutuskan untuk “meniadakan” elemen futurisik tersebut dari gameplay.
Semua hal yang terjadi di masa depan AC Syndicate hanya ditawarkan dalam bentuk film CGI yang memperlihatkan konflik yang tengah terjadi. Terus, bagaimana mungkin gamer, termasuk kami bisa merasa terhubung dan peduli dengan konflik baru ini jika ia dilemparkan “malas” dan sekilas dalam bentuk CGI tanpa ada keterlibatan sama sekali? Di sinilah, Ubisoft gagal. Gagal membuat kami merasa harus peduli, khawatir, dan memerhatikan apapun yang akan terjadi di masa depan dengan First Civilization kembali jadi fokus. Terkesan dipaksakan, benang merah ini sudah seharusnya putus dan mati sejak Desmond tak lagi eksis.
Kejutan! Kejutan! Kejutan!
SPOILERS
JANGAN MEMBACA SESI INI JIKA ANDA BERKEBERATAN DENGAN SPOILER AC: SYNDICATE SETELAH CERITA UTAMA
Ada satu hal lainnya yang membuat kami jatuh hati dengan AC Syndicate secara instan, sebuah kejutan yang tak pernah kami prediksikan sebelumnya. Anda masih ingat dengan sesi perang dunia kedua di AC Unity yang diperlakukan sebagai kesalahan memori? Sebuah timeline yang lebih maju melawan para Nazi ini tentu tak bisa dilupakan begitu saja. Terlepas dari tema menarik yang ia usung, eksekusi yang dilakukan Ubisoft harus diakui, buruk. Pertama, sebagian besar waktu yang Anda habiskan di timeline menarik ini berakhir hanya sekedar eksplorasi, memanjat, dan beraksi dalam sebuah format yang sangat linear. Kesalahan kedua dan yang paling fatal? Fitur yang bisa jadi kejutan tersebut justru dibuka kepada publik lewat sebuah trailer, menghilangkan charm yang seharusnya bisa semakin membuat Unity terasa luar biasa.
AC Syndicate juga belajar dari kesalahan ini. Berbeda dengan desain misi seri-seri AC sebelumnya yang biasanya berakhir setelah cerita utama selesai, Ubisoft Quebec menawarkan dua varian misi berbeda yang justru baru akan dibuka setelah Anda menyelesaikan cerita utama di AC Syndicate. Pertama adalah misi Queen Victoria. Setelah berhasil membebaskan London dari kekuasan Templar dan mengembalikan kekuasaan monarki ke tangan Victoria, Anda berperan tak ubahnya kekuatan “rahasia” yang diandalkan untuk memastikan kekuatan Templar ini tak kembali dalam waktu dekat. Bertemu dan berinteraksi dengan Queen Victoria secara langsung dan menempuh misi darinya langsung jadi daya tarik tersendiri. Mengapa? Karena kita semua tahu, bahwa di masa lalu, konten “pendek” seperti ini bisa saja mereka jual sebagai DLC.
Hal kedualah yang membuat kami terkejut. Mengapa? Karena terlepas dari hype yang berusaha dibangun Ubisoft selama beberapa bulan terakhir, mereka sama sekali tidak pernah membocorkan misi ekstra setelah tamat yang satu ini. Benar sekali, sebuah anomali kini melemparkan Anda ke masa depan, ketika London tengah diserang di Perang Dunia Pertama. Namun berbeda dengan format AC Unity yang bergerak secara linear, Quebec benar-benar menawarkan sebuah porsi London “masa depan” yang bisa Anda eksplorasi dengan sistem misi utama dan sampingan yang serupa. Anda bahkan bisa bertemu dengan Winston Churchill di dalamnya. Kerennya lagi? Bukan karakter asing, Anda berperan sebagai Assassin dari keturunan Frye. Sayangnya, Anda tak bisa menggunakan teknologi yang tersedia di peta seperti mobil / tank yang ada untuk sekedar bersenang-senang.
Dua konten ekstra yang punya nilai jual lebih ini dan berakhir jadi rahasia selama proses marketing tentu saja membuat kami terkejut, sekaligus tak segan melemparkan acungan dua jempol untuk Ubisoft. Pertama, karena ia jadi konten yang bisa diprediksi yang menyempurnakan elemen seri sebelumnya. Kedua? Mereka memutuskan untuk tidak menjadikannya sebagai DLC yang seharusnya jadi praktik “standar” industri saat ini.
SPOILERS ENDS
Kesimpulan
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Assassin’s Creed Syndicate? Sebuah seri yang solid, ini mungkin kalimat yang paling tepat untuk menggambarkannya. Ia menawarkan banyak hal yang baru terutama dari mekanik gameplay yang ditawarkan hingga side mission yang lebih menonjolkan kualitas daripada kuantitas. Namun pada akhirnya, ia tak berakhir menawarkan sesuatu yang berbeda secara signifikan. Secara inti, AC Syndicate tetaplah sebuah seri Assassin’s Creed yang selama ini Anda kenal, yang menjual desain open-world yang serupa namun kali ini dengan kombinasi elemen yang lebih tepat. Minim masalah teknis, Quebec belajar banyak dari blunder yang dilakukan Unity. Semua keunggulan tersebut dikombinasikan dengan desain kota London yang memanjakan mata.Walaupun demikian, bukan berarti game ini hadir tanpa kekurangan. Permasalahan pertama, seperti yang sempat kami sebut di atas, adalah tema cerita futuristik melibatkan First Civilization yang sudah terkesan dipaksakan dan tak lagi menarik. Abstergo, Templar, dan Juno tak bisa lagi memancing rasa penasaran seperti ketika Desmond masih eksis di masa lalu.
Keluhan kedua yang pantas untuk dicatat juga adalah ilusi NPC yang justru semakin parah dibandingkan Unity. Kita tidak tengah membicarakan masalah pop-up dan segalanya, tetapi fakta bahwa mereka “menolak” untuk bereaksi atas apapun aktivitas yang Anda lakukan. Membunuh seorang anggota gang lawan atau polisi di keramaian? Anda akan lebih banyak menemukan NPC yang sekedar diam. Catatan ketiga juga mengakar pada AI musuh yang sama bodohnya. Bahkan ketika aksi Stealth Anda ketahuan dan Anda sudah bertarung secara terbuka, sering kejadian bahwa AI-AI di sekitar terlihat seperti tak acuh dan tak melemparkan reaksi apapun untuk mengepung atau menyerang Anda. Hasilnya? Setiap aksi jadi minim resiko.
Namun terlepas dari catatan tersebut, AC Syndicate tetaplah sebuah seri game open-world yang menarik untuk dinikmati. Ia akan jadi seri solid yang cukup memuaskan para penggemar franchise ini, apalagi jika Anda termasuk yang cukup kecewa dengan Unity tahun lalu. AC Syndicate terlihat belajar banyak dari beragam keluhan yang sempat didengungkan gamer tahun lalu, menyulap, dan mengimplementasikan semua hal yang akan mudah membuat mereka jatuh hati. AC Syndicate adalah sebuah proyek game yang bagus dan menarik. Namun revolusioner dalam arti mengubah daya tarik Assassin’s Creed yang selama ini kita kenal? Belum sampai kesana.
Kelebihan
- Kota London yang Indah
- Karakter yang cukup menarik
- Desain side mission yang jauh lebih baik
- Minim masalah teknis
- Sensasi berkendara yang nyaman
- Banyak karakter pendukung yang lebih ikonik
- Animasi gerak dan serangan yang ciamik
Kelemahan
- Cerita First Civilization yang mulai terasa seperti omong kosong
- NPC penduduk yang tak reaktif pada aksi kita
- AI musuh yang semakin bodoh
Tidak cocok untuk gamer: yang tak lagi puas dengan mekanisme open-world ala AC, butuh tantangan ekstra
0 komentar:
Posting Komentar