Kamis, 19 Mei 2016

Review Battlefield Hardline: Serupa tapi Tak Sama!

Battlefield Hardline jagatplay (1)
Keputusan untuk menunda rilis Battlefield Hardline ke tahun 2015, dari rencana awal rilisnya tahun lalu adalah langkah berani yang pantas diacungi jempol dari EA. Bagaimana tidak? Citra-nya sebagai salah satu publisher “mata duitan” tentu membuat banyak orang mengira bahwa mereka akan tetap melemparkan produk ini ke pasaran,  apapun yang terjadi. Namun sebaliknya, mereka membiarkan Call of Duty: Advanced Warfare untuk mendominasi pasar tanpa persaingan di akhir 2014 kemarin. Visceral Games yang bertanggung jawab atas proses pengembangan seri spin-off ini meminta ekstra waktu, untuk memastikan Hardline tampil di kualitas terbaik, terutama dari format cerita yang ditawarkan.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja punya sedikit gambaran apa yang ditawarkan oleh Battlefield Hardline ini. Secara visual, ia tampil cukup memesona. Walaupun tidak memberikan perbedaan visual yang terhitung signifikan dengan Battlefield 4, namun detail wajah dan tata cahaya yang diusung memang terasa lebih baik. Jika mereka memang berambisi untuk menangkap sensasi film drama polisi-kriminal klasik, setidaknya tahap pertama untuk mencapai hal tersebut terekskusi dengan sangat baik. Animasi gerak wajah karakter dan voice actor yang kuat membuat sisi kosmetik Battlefield Hardline tampil memuaskan.
Lantas, apa yang sebenarnya yang ditawarkan oleh Battlefield Hardline ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai produk Battlefield yang kurang lebih sama?

Plot

Berbeda dengan seri Battlefield pada umumnya, Hardline menjadikan pertempuran antara polisi - kriminal sebagai tema utama.
Berbeda dengan seri Battlefield pada umumnya, Hardline menjadikan pertempuran antara polisi – kriminal sebagai tema utama.
Berbeda dengan seri-seri Battlefield selama ini yang selalu menjadikan perang militer antar dua negara atau lebih sebagai fokus, Hardline tampil berbeda. Ia menjadikan konflik antara Polisi dan para pelaku Kriminal terorganisir sebagai tema utama dan menjadikannya sebagai akar pengalaman yang hendak ditawarkan. Hal ini memaksa Visceral untuk beradaptasi, karena hampir tidak mungkin, jalinan cerita ala seri Battlefield lain bisa dijadikan sebagai acuan. Oleh karena itu, mereka merujuk pada film-film drama polisi ala Hollywood sekelas Bad Boys atau Internal Affairs. Jika Anda termasuk gamer yang sempat mencicipi film-film seperti ini, maka Anda tahu jelas apa yang bisa diekspektasi dari Battlefield Hardline ini sendiri.
Anda berperan sebagai Nick Mendoza - seorang polisi bersih yang menjadi target konspirasi.
Anda berperan sebagai Nick Mendoza – seorang polisi bersih yang menjadi target konspirasi.
Politik polisi kotor yang terkait kasus narkoba membuat Nick harus berdiri di belakang jeruji besi selama 3 tahun.
Politik polisi kotor yang terkait kasus narkoba membuat Nick harus berdiri di belakang jeruji besi selama 3 tahun.
Anda berperan sebagai Nick Mendoza – seorang polisi bersih yang tengah berjuang untuk membasmi jalur narkotika di wilayah mereka. Dibantu oleh sang teman – Detektif Carl Stoddard, investigasi ini membawa Mendoza ke dalam konflik kepentingan yang lebih berbahaya. Jalur kerja Kepolisian Miami ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Dengan pengaruh gembong narkotika yang sudah begitu kuat dan mengakar, sulit untuk menyaring siapa sebenarnya orang yang bisa dipercaya atau tidak. Namun sekilas pandang, dua karakter yang lain – seorang detektif wanita berdarah Asia bernama Khai dan sang kepala unit – Dawes terlihat begitu idealis dan tulus melindungi Miami.
Bebas, dan masa lalunya tetap menghantui.
Bebas, dan masa lalunya tetap menghantui.
Siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas semua  kekacauan ini?
Siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas semua kekacauan ini?
Namun, Anda tidak pernah akan tahu jiwa seperti yang tersembunyi di setiap topeng wajah yang Anda temui. Sayangnya, Mendoza harus mempelajari fakta ini dengan cara yang begitu keras. Dijebak oleh temannya sendiri, Mendoza terpaksa harus menjalani masa penjara untuk sebuah tindak kejahatan yang tidak ia lakukan. Tiga tahun ia habiskan di balik jeruji besi, yang juga menjadi saksi atas kematian ibu yang ia cintai. Namun masa lalu, tampaknya tidak bisa melangkah pergi begitu saja. Tiga tahun masa jeruji tersebut hanyalah awal untuk “perang” baru yang dikobarkan oleh Mendoza, bersama dengan pihak lain yang tidak pernah ia perkirakan sebelumnya.
Lantas, siapa yang sebenarnya menjebak Mendoza? Karakter-karakter mana saja yang bisa dipercaya dan mana yang merupakan pengkhianat di dalam unit Polisi? Siapa sebenarnya musuh utama mereka? Semua pertanyaan ini bisa Anda jawab dengan memainkan Battlefield Hardline ini.

Serupa tapi Tak Sama!

Seperti masalah yang terjadi dengan seri Battlefield selama ini, Hardline terasa "tidak menggigit".
Seperti masalah yang terjadi dengan seri Battlefield selama ini, Hardline terasa “tidak menggigit”.
Battlefield bukanlah franchise yang bisa disebut kuat di mode single player. Ia selalu harus tunduk pada gaya cerita dan dramatisasi yang disuntikkan Call of Duty, yang selalu menawarkan pengalaman yang lebih epik, menggugah, dan menegangkan. Battlefield selalu terasa lebih datar, entah karena karakter atau keengganan untuk menyuntikkan adegan yang lebih “gila” untuk ekstra dramatisasi, untuk memastikan pengalaman perang yang lebih mengakar pada sisi realistis. Sayangnya, hal yang sama juga terjadi di Battlefield Hardline. Walaupun cerita-nya memiliki plot twist di sana-sini, namun presentasinya sendiri tidak terlalu menarik. Kesan bahwa ia kekurangan sesuatu yang “menggigit” tetap terjadi di sini.
Walaupun demikian, bukan berarti Hardline tampil menjiplak seri Battlefield yang selama ini kita kenal. Konsep pertempuran dengan lingkup konflik lebih kecil – antara polisi dan kriminal – membuat Hardline lebih unik. Tentu saja, Visceral tidak bisa lagi sekedar melemparkan pesawat drone, wingsuit, Aircraft Carrier, bomb atom, dan ledakan masif di sana sini begitu saja. Mengapa? Karena besar kemungkinan, ia justru akan bertentangan dengan tema utama yang ingin ditawarkan Hardline. Sebagai gantinya? Kita berhadapan dengan beberapa mekanisme gameplay baru yang justru membuat Hardline terasa lebih dekat dengan seri Far Cry, daripada Battlefield itu sendiri.
Selamat tinggal perang skala besar, dan selamat datang pertempuran yang lebih personal.
Selamat tinggal perang skala besar, dan selamat datang pertempuran yang lebih personal.
Menariknya lagi? Alih-alih seperti Battlefield, ia mengadopsi banyak mekanik gameplay baru dari Far Cry. Medan terbuka dengan alternatif jalur dan solusi.
Menariknya lagi? Alih-alih seperti Battlefield, ia mengadopsi banyak mekanik gameplay baru dari Far Cry. Medan terbuka dengan alternatif jalur dan solusi.
Anda bisa bermain secara stealth atau mengobarkan perang terbuka. Terserah Anda.
Anda bisa bermain secara stealth atau mengobarkan perang terbuka. Terserah Anda.
Tidak lagi sekedar menembak membabi buta, dari satu koridor ke koridor lain, sembari berusaha selamat hingga titik tujuan, Hardline menawarkan dunia yang lebih terbuka ala Crysis atau Far Cry. Ini berarti, Anda tidak dipaksa untuk menempuh alur gerak tertentu. Dunia dipaparkan begitu saja secara terbuka, dengan titik tujuan yang terlihat jelas di peta. Bagaimana caranya Anda mencapai titik tersebut? Diserahkan sepenuhnya kepada Anda. Ada begitu banyak jalan alternatif, ada begitu banyak solusi, semuanya tentu –  dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Anda bisa berperang terbuka dan memperlihatkan kehebatan Anda menggunakan setiap senjata yang ada, atau Anda bisa saja lebih memilih pendekatan stealth untuk resiko yang lebih minim.
Jika melihat dari desain secara garis besar, Battlefield Hardline memang lebih merekomendasikan Anda untuk bermain secara stealth. Banyak fitur baru yang memang didesain untuk mengakomodasi gaya gameplay ini. Salah satu yang cukup unik adalah sistem “Freeze!”. Sebagai polisi, seperti halnya film-film polisi yang ada, Anda bisa memperlihatkan lencana polisi Anda – maksimal ke dalam grup berisikan 3 orang dan meneriakkan “Freeze!” secara otomatis. Hal ini akan membuat musuh manapun terdiam dalam jangka waktu tertentu, dan Anda bisa menundukkan mereka dengan cara non-lethal. Tidak hanya meminimalisir resiko kematian karena Anda harus bertempur dengan banyak musuh sekaligus, ia juga menyumbangkan lebih banyak experience points. Points yang jika terakumulasi dalam jumlah tertentu, akan membuka lebih banyak varian senjata, gadget, dan attachment untuk digunakan di misi-misi Anda selanjutnya.
Namun jika melihat semua fitur baru yang mereka sematkan, menjadi jelas bahwa Visceral memang lebih menekankan stealth sebagai pendekatan utama.
Namun jika melihat semua fitur baru yang mereka sematkan, menjadi jelas bahwa Visceral memang lebih menekankan stealth sebagai pendekatan utama.
Anda bisa menunjukkan lencana Anda dan membekukan musuh dalam jangka waktu tertentu secara instan.
Anda bisa menunjukkan lencana Anda dan membekukan musuh dalam jangka waktu tertentu secara instan.
Fungsi Freeze ini tampil bagaikan pedang bermata dua.
Fungsi Freeze ini tampil bagaikan pedang bermata dua.
Sayangnya, terlepas dari keunikan fitur yang ada, sistem “Freeze!” ini tampil sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, ia membuat Hardline berbeda, menawarkan atmosfer polisi yang lebih kentara. Namun di sisi lain, ia terasa seperti lelucon. Apa pasal? Karena Visceral memutuskan untuk memastikan fitur ini bisa dilakukan dimanapun Anda berada, selama musuh belum menyadari keputusan Anda sebelumnya, terlepas dari setting apapun yang tengah ditawarkan oleh sang cerita. Terkadang, hal ini berujung pada situasi yang terasa begitu absurd. Sebagai contoh, ketika Anda menunjukkan lencana ini ke grup musuh yang terdiri dari 3 orang bersenjata lengkap. Bagaimana mungkin sebuah lencana kecil dan teriakan “Freeze!” membuat tiga orang yang bisa membunuh Anda secara instan ini angka senjata dalam waktu singkat, sementara Anda sendirian dan tidak ada kekuatan pendukung yang menjaga Anda? Terasa bodoh? Iya. Apalagi ketika hal ini dilakukan di sebuah misi yang memang menceritakan bahwa Anda tengah menginfiltrasi sebuah lingkungan yang sebenarnya tidak boleh Anda masuki.
Namun terlepas dari keanehan ini, stealth memang menjadi kunci gameplay single player Battlefield Hardline. Mereka bahkan menyematkan fitur-fitur baru yang terlihat jelas diadaptasi dari game sekelas Far Cry 4. Dengan menggunakan scanner yang ada, Anda bisa melakukan tag ke musuh yang ada dan memantau pergerakan mereka secara konsisten, setidaknya untuk memastikan Anda tidak kehilangan jejak mereka ketika bermain stealth. Beberapa wilayah terbuka di level-level tertentu juga dilengkapi dengan sistem alarm yang bisa digunakan oleh musuh yang lain untuk memanggil bala bantuan. Oleh karena itu, esensial untuk menghancurkan alarm ini terlebih dahulu. Terdengar seperti Far Cry 4? Terasa begitu familiar, pastinya. Sistem kamera ala Metal Gear Solid di radar dengan detail jarak dan sudut pandang  musuh juga diimplementasikan di sini.
Seperti halnya Far Cry 4, Anda bisa menggunakan scanner Anda untuk mengunci posisi musuh dan memantau alur gerak mereka.
Seperti halnya Far Cry 4, Anda bisa menggunakan scanner Anda untuk mengunci posisi musuh dan memantau alur gerak mereka.
Apakah Anda tidak bisa berperang terbuka begitu saja? Tentu saja, bisa! AI yang ditawarkan Hardline juga terhitung masih di bawah standar.
Apakah Anda tidak bisa berperang terbuka begitu saja? Tentu saja, bisa! AI yang ditawarkan Hardline juga terhitung masih di bawah standar.
Apakah ini berarti Battlefield Hardline tidak bisa diselesaikan ala game-game Battlefield sebelumnya? Jika Anda termasuk gamer yang tidak percaya dengan omong kosong stealth dan kompleksitasnya, Anda selalu punya opsi terbuka untuk membawa perperangan ke “rumah” musuh Anda. AI musuh yang begitu lemah dan terkadang seperti sebuah boneka sasaran tembak yang menunggu peluru Anda membuat proses ini tidak akan memberikan konsekuensi yang fatal. Namun, berhati-hatilah ketika Anda kalah dari sisi kuantitas. Pergerakan AI musuh memang mudah dibidik dan ditembak, namun mereka sedikit lebih “pintar” untuk beradaptasi di situasi ketika Anda bersembunyi di balik sesuatu. Lemparan granat di sana-sini akan memaksa Anda mau tidak mau, harus keluar.
Satu-satunya alasan mengapa Anda harus bermain dengan Stealth dan bukan frontal, di luar preferensi pribadi Anda, adalah experience points.  Takedown non-lethal dengan stealth memberikan lebih banyak poin, apalagi jika Anda berhasil menangkap beragam target “spesial” yang diperkenalkan setiap kali di awal misi. Mencari dan mengidentifikasi setiap target ini serta melakukan takedown non-lethal ke mereka akan membuat Anda lebih mudah mencapai level lebih tinggi, yang berarti varian senjata yang lebih  banyak untuk digunakan. Sementara jika Anda membunuh mereka langsung? Tidak ada bonus apapun yang Anda dapatkan.
Target special yang bisa Anda buru di dalam misi. Berhasil menangkap mereka dengan pendekatan takedown non-lethal akan memberikan ekstra point.
Target special yang bisa Anda buru di dalam misi. Berhasil menangkap mereka dengan pendekatan takedown non-lethal akan memberikan ekstra point.
Makin tinggi level, makin banyak senjata, attachment, dan gadgets yang Anda gunakan untuk menyelesaikan misi. Mengingat format misi yang lebih terbuka di Hardline, beberapa gadget baru bisa menawarkan pendekatan solusi yang berbeda.
Makin tinggi level, makin banyak senjata, attachment, dan gadgets yang Anda gunakan untuk menyelesaikan misi. Mengingat format misi yang lebih terbuka di Hardline, beberapa gadget baru bisa menawarkan pendekatan solusi yang berbeda.
Dari sisi gameplay, pendekatan baru yang dilakukan Visceral untuk Battlefield Hardline tentu saja pantas disambut baik. Di banyak sisi, ia memang mampu menawarkan identitas yang unik, sebuah cita rasa Battlefield yang berbeda. Namun sayangnya, seperti halnya sejarah sang franchise ini sendiri, ia berujung tidak istimewa. Ada sensasi yang membuat ia terasa “kurang mengigit” jika dibandingkan Call of Duty, dahulu dan sekarang.

Multiplayer Bervariasi

Multiplayer Battlefield Hardline menyediakan cukup banyak mode untuk memenuhi kebutuhan gamer FPS manapun.
Multiplayer Battlefield Hardline menyediakan cukup banyak mode untuk memenuhi kebutuhan gamer FPS manapun.
Membicarakan multiplayer Battlefield memang bukanlah hal baru. Seperti yang kita tahu, Visceral sendiri sudah sempat menyelenggarakan dua masa – Alpha dan Beta beberapa bulan yang lalu untuk mengumpulkan feedback dari gamer sekaligus menguji kestabilan server mereka. Masa ini boleh dibilang cukup efektif. Sebagai perbandingan, setelah mimpi buruk yang sempat terjadi di Battlefield 4, rilis mode multiplayer untuk Battlefield Hardline tergolong sangat lancar. Gamer yang membeli versi originalnya sudah bisa mencicipi beragam mode yang ada sejak hari pertama rilis. Lantas, apa yang berbeda? Secara garis besar, pengalaman yang ia tawarkan sejak masa beta hampir serupa, namun dengan tambahan lebih banyak senjata, map, dan mode yang baru.
Lebih senang sensasi klasik? Conquest!
Lebih senang sensasi klasik? Conquest!
Ingin sensasi multiplayer yang terasa lebih unik? Ada beberapa mode yang bisa dicoba.
Ingin sensasi multiplayer yang terasa lebih unik? Ada beberapa mode yang bisa dicoba.
Battlefield Hardline terlihat jelas ingin menarik pasar yang luas, baik dari gamer pecinta seri Battlefield sebelumnya atau pendatang baru yang memang ingin mencicipi sensasi multiplayer yang berbeda. Anda yang lebih senang dengan sensasi Battlefield lawas bisa kembali mencicipi mode Conquest yang kini terlihat seperti Battlefield 4 dengan perbedaan skin dan senjata saja. Sementara bagi Anda yang ingin mencicipi sensasi baru, ada mode seperti Hotwire dan Heist yang sempat kami bahas di artikel beta kami sebelumnya. Tidak yang berbeda di sini, dengan peran karakter dan gameplay yang kini bahkan lebih menitikberatkan kerjasama untuk mencapai kemenangan bersama.
Jika ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol adalah desain beberapa map yang walaupun tidak memuat beragm persenjataan berat di dalamnya, namun teradaptasi dengan sangat baik dan mampu menawarkan pengalaman Battlefield yang lebih intense. Sebagai contoh? Everglades. Map yang di mode single player dinamakan “Gator Hunt” ini  sebagian besar berisikan rawa dan air, dengan begitu banyak pepohonan tinggi dan semak untuk bersembunyi. Format map yang lebih terbuka memungkinkan Anda untuk bergerak masuk dan keluar dari beragam arah, sehingga mereka yang terdesak, tidak selalu akan berakhir terkunci dan tidak punya kesempatan untuk melawan.
Map baru seperti Everglades juga mampu menghadirkan skenario pertempuran yang unik dan berbeda.
Map baru seperti Everglades juga mampu menghadirkan skenario pertempuran yang unik dan berbeda.
Mode Heist, Hotwire, dan Conquest masih menjadi mode favorit di dalam server, setidaknya menurut pantuan kami selama beberapa hari menjajalnya. Visceral sebenarnya menawarkan pengalaman multiplayer lebih kompetitif berbasis team yang unik – Rescue dan Crosshair. Berbeda dengan mode lain yang berisikan puluhan orang dalam satu tim dengan kondisi perang yang chaotic, Rescue dan Crosshair membawa format pertempuran 5 vs 5. Di Rescue, polisi harus menyelamatkan seorang sandera atau membunuh semua kriminal, yang masing-masing hanya punya satu kesempatan hidup. Sementara di Crosshair, posisi sandera digantikan oleh sosok VIP di masing-masing tim yang harus diburu oleh anggota tim lain. Sayangnya, di server public, peminat mode ini boleh dibilang, terhitung sedikit.

Kesimpulan

BF Hardline jagatplay part 2 (37)
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Battlefield Hardline? Acungan jempol memang pantas diarahkan pada Visceral yang secara konsisten memang mengarahkan Hardline pada tema polisi – kriminal yang ia usung, sekaligus menjadikannya tampil berbeda dibandingkan dengan seri Battlefield yang selama ini Anda kenal.
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Battlefield Hardline? Acungan jempol memang pantas diarahkan pada Visceral yang secara konsisten memang mengarahkan Hardline pada tema polisi – kriminal yang ia usung, sekaligus menjadikannya tampil berbeda dibandingkan dengan seri Battlefield yang selama ini Anda kenal. Cerita yang diusung terhitung standar, apalagi bagi Anda yang cukup sering menikmati film aksi dan drama polisi. Walaupun demikian, ia tetap tampil menarik.
Namun apresiasi terbesar pantas diarahkan pada implementasi engine Frostbite yang mampu menangkap animasi gerak wajah dengan lebih baik. Diperkuat dengan voice acts yang juga kuat, sebagian besar karakter ini terasa begitu hidup. Implementasi gameplay di single player, sayangnya, jadi perang bermata dua. Beberapa terasa unik, namun tidak sedikit pula yang berakhir absurd. Sementara dari sisi multiplayer? Ia menawarkan banyak variasi untuk semua varian gamer dengan keinginan berbeda-berbeda. Namun dari masa beta yang sempat mereka selenggarkan, tidak banyak hal berbeda.
Sayangnya, ada beberapa catatan yang pantas diarahkan untuk Battlefield Hardline ini. Terlepas dari beragam plot twist yang ia tawarkan, ia masih terasa seperti sebuah game Battlefield Hardline, yang memang  tidak kuat dari sisi single player. Masih ada sensasi “kurang mengigit” yang membuatnya mudah tampil membosankan. AI yang masih tidak bisa memberikan perlawanan banyak juga jadi catatan ekstra yang pantas untuk diperhatikan. Sementara dari sisi multiplayer, fakta  bahwa Anda harus melakukan grinding untuk bisa tampil relevan dalam pertempuran tentu saja sangat disayangkan.
Lantas, apakah Battlefield Hardline pantas untuk dinikmati? Di harga penuh, tidak ada satu hal pun yang menjadikannya sebagai game yang wajib untuk dimiliki di hari pertama. Namun jika Anda termasuk gamer yang haus akan game FPS berfokus multiplayer, apalagi jika Anda merupakan fanatik Battlefield 4, maka tidak ada alasan kuat untuk tidak meliriknya.

Kelebihan

Detail animasi wajah dan voice acts yang kuat membuat karakter-karakter penting dalam cerita ini terasa lebih hidup.
Detail animasi wajah dan voice acts yang kuat membuat karakter-karakter penting dalam cerita ini terasa lebih hidup.
  • Karakter yang hidup berkat animasi wajah dan voice acting
  • Misi yang bisa diselesaikan dengan banyak alternatif solusi
  • Cerita yang cukup menarik untuk diikuti
  • Mode Heist dan Hotwire yang menegangkan
  • Desain map multiplayer yang pantas diacungi jempol

Kekurangan

Proses grinding yang dibutuhkan untuk tampil lebih relevan di mode multiplayer.
Proses grinding yang dibutuhkan untuk tampil lebih relevan di mode multiplayer.
  • Beberapa mekanik gameplay baru justru membuatnya terasa aneh
  • AI yang tetap tidak pintar
  • Grinding untuk membuka item dan tampil relevan dalam pertempuran
  • Dramatisasi kurang yang membuatnya terasa tidak “mengigit”
Cocok untuk gamer: pecinta drama polisi ala Bad Boys atau Internal Affairs, yang butuh game FPS berbasis multiplayer
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan perubahan signifikan dari Battlefield 4, yang membutuhkan cerita single player yang kuat

0 komentar:

Posting Komentar