Keputusan untuk menunda rilis Battlefield Hardline ke tahun 2015,
dari rencana awal rilisnya tahun lalu adalah langkah berani yang pantas
diacungi jempol dari EA. Bagaimana tidak? Citra-nya sebagai salah satu
publisher “mata duitan” tentu membuat banyak orang mengira bahwa mereka
akan tetap melemparkan produk ini ke pasaran, apapun yang terjadi.
Namun sebaliknya, mereka membiarkan Call of Duty: Advanced Warfare untuk
mendominasi pasar tanpa persaingan di akhir 2014 kemarin. Visceral
Games yang bertanggung jawab atas proses pengembangan seri spin-off ini
meminta ekstra waktu, untuk memastikan Hardline tampil di kualitas
terbaik, terutama dari format cerita yang ditawarkan.
Anda yang sempat membaca preview kami sebelumnya tentu saja punya
sedikit gambaran apa yang ditawarkan oleh Battlefield Hardline ini.
Secara visual, ia tampil cukup memesona. Walaupun tidak memberikan
perbedaan visual yang terhitung signifikan dengan Battlefield 4, namun
detail wajah dan tata cahaya yang diusung memang terasa lebih baik. Jika
mereka memang berambisi untuk menangkap sensasi film drama
polisi-kriminal klasik, setidaknya tahap pertama untuk mencapai hal
tersebut terekskusi dengan sangat baik. Animasi gerak wajah karakter dan
voice actor yang kuat membuat sisi kosmetik Battlefield Hardline tampil
memuaskan.
Lantas, apa yang sebenarnya yang ditawarkan oleh Battlefield Hardline
ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai produk Battlefield yang kurang
lebih sama?
Plot
Berbeda dengan seri Battlefield pada umumnya, Hardline menjadikan pertempuran antara polisi – kriminal sebagai tema utama.
Berbeda dengan seri-seri Battlefield selama ini yang selalu
menjadikan perang militer antar dua negara atau lebih sebagai fokus,
Hardline tampil berbeda. Ia menjadikan konflik antara Polisi dan para
pelaku Kriminal terorganisir sebagai tema utama dan menjadikannya
sebagai akar pengalaman yang hendak ditawarkan. Hal ini memaksa Visceral
untuk beradaptasi, karena hampir tidak mungkin, jalinan cerita ala seri
Battlefield lain bisa dijadikan sebagai acuan. Oleh karena itu, mereka
merujuk pada film-film drama polisi ala Hollywood sekelas Bad Boys atau
Internal Affairs. Jika Anda termasuk gamer yang sempat mencicipi
film-film seperti ini, maka Anda tahu jelas apa yang bisa diekspektasi
dari Battlefield Hardline ini sendiri. Anda berperan sebagai Nick Mendoza – seorang polisi bersih yang menjadi target konspirasi. Politik polisi kotor yang terkait kasus narkoba membuat Nick harus berdiri di belakang jeruji besi selama 3 tahun.
Anda berperan sebagai Nick Mendoza – seorang polisi bersih yang
tengah berjuang untuk membasmi jalur narkotika di wilayah mereka.
Dibantu oleh sang teman – Detektif Carl Stoddard, investigasi ini
membawa Mendoza ke dalam konflik kepentingan yang lebih berbahaya. Jalur
kerja Kepolisian Miami ternyata tidak seperti yang dibayangkan. Dengan
pengaruh gembong narkotika yang sudah begitu kuat dan mengakar, sulit
untuk menyaring siapa sebenarnya orang yang bisa dipercaya atau tidak.
Namun sekilas pandang, dua karakter yang lain – seorang detektif wanita
berdarah Asia bernama Khai dan sang kepala unit – Dawes terlihat begitu
idealis dan tulus melindungi Miami. Bebas, dan masa lalunya tetap menghantui. Siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas semua kekacauan ini?
Namun, Anda tidak pernah akan tahu jiwa seperti yang tersembunyi di
setiap topeng wajah yang Anda temui. Sayangnya, Mendoza harus
mempelajari fakta ini dengan cara yang begitu keras. Dijebak oleh
temannya sendiri, Mendoza terpaksa harus menjalani masa penjara untuk
sebuah tindak kejahatan yang tidak ia lakukan. Tiga tahun ia habiskan di
balik jeruji besi, yang juga menjadi saksi atas kematian ibu yang ia
cintai. Namun masa lalu, tampaknya tidak bisa melangkah pergi begitu
saja. Tiga tahun masa jeruji tersebut hanyalah awal untuk “perang” baru
yang dikobarkan oleh Mendoza, bersama dengan pihak lain yang tidak
pernah ia perkirakan sebelumnya.
Lantas, siapa yang sebenarnya menjebak Mendoza? Karakter-karakter
mana saja yang bisa dipercaya dan mana yang merupakan pengkhianat di
dalam unit Polisi? Siapa sebenarnya musuh utama mereka? Semua pertanyaan
ini bisa Anda jawab dengan memainkan Battlefield Hardline ini.
Serupa tapi Tak Sama!
Seperti masalah yang terjadi dengan seri Battlefield selama ini, Hardline terasa “tidak menggigit”.
Battlefield bukanlah franchise yang bisa disebut kuat di mode single
player. Ia selalu harus tunduk pada gaya cerita dan dramatisasi yang
disuntikkan Call of Duty, yang selalu menawarkan pengalaman yang lebih
epik, menggugah, dan menegangkan. Battlefield selalu terasa lebih datar,
entah karena karakter atau keengganan untuk menyuntikkan adegan yang
lebih “gila” untuk ekstra dramatisasi, untuk memastikan pengalaman
perang yang lebih mengakar pada sisi realistis. Sayangnya, hal yang sama
juga terjadi di Battlefield Hardline. Walaupun cerita-nya memiliki plot
twist di sana-sini, namun presentasinya sendiri tidak terlalu menarik.
Kesan bahwa ia kekurangan sesuatu yang “menggigit” tetap terjadi di
sini.
Walaupun demikian, bukan berarti Hardline tampil menjiplak seri
Battlefield yang selama ini kita kenal. Konsep pertempuran dengan
lingkup konflik lebih kecil – antara polisi dan kriminal – membuat
Hardline lebih unik. Tentu saja, Visceral tidak bisa lagi sekedar
melemparkan pesawat drone, wingsuit, Aircraft Carrier, bomb atom, dan
ledakan masif di sana sini begitu saja. Mengapa? Karena besar
kemungkinan, ia justru akan bertentangan dengan tema utama yang ingin
ditawarkan Hardline. Sebagai gantinya? Kita berhadapan dengan beberapa
mekanisme gameplay baru yang justru membuat Hardline terasa lebih dekat
dengan seri Far Cry, daripada Battlefield itu sendiri. Selamat tinggal perang skala besar, dan selamat datang pertempuran yang lebih personal.
Menariknya lagi? Alih-alih seperti Battlefield, ia mengadopsi banyak
mekanik gameplay baru dari Far Cry. Medan terbuka dengan alternatif
jalur dan solusi. Anda bisa bermain secara stealth atau mengobarkan perang terbuka. Terserah Anda.
Tidak lagi sekedar menembak membabi buta, dari satu koridor ke
koridor lain, sembari berusaha selamat hingga titik tujuan, Hardline
menawarkan dunia yang lebih terbuka ala Crysis atau Far Cry. Ini
berarti, Anda tidak dipaksa untuk menempuh alur gerak tertentu. Dunia
dipaparkan begitu saja secara terbuka, dengan titik tujuan yang terlihat
jelas di peta. Bagaimana caranya Anda mencapai titik tersebut?
Diserahkan sepenuhnya kepada Anda. Ada begitu banyak jalan alternatif,
ada begitu banyak solusi, semuanya tentu – dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Anda bisa berperang terbuka dan
memperlihatkan kehebatan Anda menggunakan setiap senjata yang ada, atau
Anda bisa saja lebih memilih pendekatan stealth untuk resiko yang lebih
minim.
Jika melihat dari desain secara garis besar, Battlefield Hardline
memang lebih merekomendasikan Anda untuk bermain secara stealth. Banyak
fitur baru yang memang didesain untuk mengakomodasi gaya gameplay ini.
Salah satu yang cukup unik adalah sistem “Freeze!”. Sebagai polisi,
seperti halnya film-film polisi yang ada, Anda bisa memperlihatkan
lencana polisi Anda – maksimal ke dalam grup berisikan 3 orang dan
meneriakkan “Freeze!” secara otomatis. Hal ini akan membuat musuh
manapun terdiam dalam jangka waktu tertentu, dan Anda bisa menundukkan
mereka dengan cara non-lethal. Tidak hanya meminimalisir resiko kematian
karena Anda harus bertempur dengan banyak musuh sekaligus, ia juga
menyumbangkan lebih banyak experience points. Points yang jika
terakumulasi dalam jumlah tertentu, akan membuka lebih banyak varian
senjata, gadget, dan attachment untuk digunakan di misi-misi Anda
selanjutnya.
Namun jika melihat semua fitur baru yang mereka sematkan, menjadi jelas
bahwa Visceral memang lebih menekankan stealth sebagai pendekatan
utama. Anda bisa menunjukkan lencana Anda dan membekukan musuh dalam jangka waktu tertentu secara instan. Fungsi Freeze ini tampil bagaikan pedang bermata dua.
Sayangnya, terlepas dari keunikan fitur yang ada, sistem “Freeze!”
ini tampil sebagai pedang bermata dua. Di satu sisi, ia membuat Hardline
berbeda, menawarkan atmosfer polisi yang lebih kentara. Namun di sisi
lain, ia terasa seperti lelucon. Apa pasal? Karena Visceral memutuskan
untuk memastikan fitur ini bisa dilakukan dimanapun Anda berada, selama
musuh belum menyadari keputusan Anda sebelumnya, terlepas dari setting
apapun yang tengah ditawarkan oleh sang cerita. Terkadang, hal ini
berujung pada situasi yang terasa begitu absurd. Sebagai contoh, ketika
Anda menunjukkan lencana ini ke grup musuh yang terdiri dari 3 orang
bersenjata lengkap. Bagaimana mungkin sebuah lencana kecil dan teriakan
“Freeze!” membuat tiga orang yang bisa membunuh Anda secara instan ini
angka senjata dalam waktu singkat, sementara Anda sendirian dan tidak
ada kekuatan pendukung yang menjaga Anda? Terasa bodoh? Iya. Apalagi
ketika hal ini dilakukan di sebuah misi yang memang menceritakan bahwa
Anda tengah menginfiltrasi sebuah lingkungan yang sebenarnya tidak boleh
Anda masuki.
Namun terlepas dari keanehan ini, stealth memang menjadi kunci
gameplay single player Battlefield Hardline. Mereka bahkan menyematkan
fitur-fitur baru yang terlihat jelas diadaptasi dari game sekelas Far
Cry 4. Dengan menggunakan scanner yang ada, Anda bisa melakukan tag ke
musuh yang ada dan memantau pergerakan mereka secara konsisten,
setidaknya untuk memastikan Anda tidak kehilangan jejak mereka ketika
bermain stealth. Beberapa wilayah terbuka di level-level tertentu juga
dilengkapi dengan sistem alarm yang bisa digunakan oleh musuh yang lain
untuk memanggil bala bantuan. Oleh karena itu, esensial untuk
menghancurkan alarm ini terlebih dahulu. Terdengar seperti Far Cry 4?
Terasa begitu familiar, pastinya. Sistem kamera ala Metal Gear Solid di
radar dengan detail jarak dan sudut pandang musuh juga
diimplementasikan di sini. Seperti halnya Far Cry 4, Anda bisa menggunakan scanner Anda untuk mengunci posisi musuh dan memantau alur gerak mereka.
Apakah Anda tidak bisa berperang terbuka begitu saja? Tentu saja, bisa!
AI yang ditawarkan Hardline juga terhitung masih di bawah standar.
Apakah ini berarti Battlefield Hardline tidak bisa diselesaikan ala
game-game Battlefield sebelumnya? Jika Anda termasuk gamer yang tidak
percaya dengan omong kosong stealth dan kompleksitasnya, Anda selalu
punya opsi terbuka untuk membawa perperangan ke “rumah” musuh Anda. AI
musuh yang begitu lemah dan terkadang seperti sebuah boneka sasaran
tembak yang menunggu peluru Anda membuat proses ini tidak akan
memberikan konsekuensi yang fatal. Namun, berhati-hatilah ketika Anda
kalah dari sisi kuantitas. Pergerakan AI musuh memang mudah dibidik dan
ditembak, namun mereka sedikit lebih “pintar” untuk beradaptasi di
situasi ketika Anda bersembunyi di balik sesuatu. Lemparan granat di
sana-sini akan memaksa Anda mau tidak mau, harus keluar.
Satu-satunya alasan mengapa Anda harus bermain dengan Stealth dan
bukan frontal, di luar preferensi pribadi Anda, adalah experience
points. Takedown non-lethal dengan stealth memberikan lebih banyak
poin, apalagi jika Anda berhasil menangkap beragam target “spesial” yang
diperkenalkan setiap kali di awal misi. Mencari dan mengidentifikasi
setiap target ini serta melakukan takedown non-lethal ke mereka akan
membuat Anda lebih mudah mencapai level lebih tinggi, yang berarti
varian senjata yang lebih banyak untuk digunakan. Sementara jika Anda
membunuh mereka langsung? Tidak ada bonus apapun yang Anda dapatkan.
Target special yang bisa Anda buru di dalam misi. Berhasil menangkap
mereka dengan pendekatan takedown non-lethal akan memberikan ekstra
point.
Makin tinggi level, makin banyak senjata, attachment, dan gadgets yang
Anda gunakan untuk menyelesaikan misi. Mengingat format misi yang lebih
terbuka di Hardline, beberapa gadget baru bisa menawarkan pendekatan
solusi yang berbeda.
Dari sisi gameplay, pendekatan baru yang dilakukan Visceral untuk
Battlefield Hardline tentu saja pantas disambut baik. Di banyak sisi, ia
memang mampu menawarkan identitas yang unik, sebuah cita rasa
Battlefield yang berbeda. Namun sayangnya, seperti halnya sejarah sang
franchise ini sendiri, ia berujung tidak istimewa. Ada sensasi yang
membuat ia terasa “kurang mengigit” jika dibandingkan Call of Duty,
dahulu dan sekarang.
Multiplayer Bervariasi
Multiplayer Battlefield Hardline menyediakan cukup banyak mode untuk memenuhi kebutuhan gamer FPS manapun.
Membicarakan multiplayer Battlefield memang bukanlah hal baru.
Seperti yang kita tahu, Visceral sendiri sudah sempat menyelenggarakan
dua masa – Alpha dan Beta beberapa bulan yang lalu untuk mengumpulkan
feedback dari gamer sekaligus menguji kestabilan server mereka. Masa ini
boleh dibilang cukup efektif. Sebagai perbandingan, setelah mimpi buruk
yang sempat terjadi di Battlefield 4, rilis mode multiplayer untuk
Battlefield Hardline tergolong sangat lancar. Gamer yang membeli versi
originalnya sudah bisa mencicipi beragam mode yang ada sejak hari
pertama rilis. Lantas, apa yang berbeda? Secara garis besar, pengalaman
yang ia tawarkan sejak masa beta hampir serupa, namun dengan tambahan
lebih banyak senjata, map, dan mode yang baru. Lebih senang sensasi klasik? Conquest! Ingin sensasi multiplayer yang terasa lebih unik? Ada beberapa mode yang bisa dicoba.
Battlefield Hardline terlihat jelas ingin menarik pasar yang luas,
baik dari gamer pecinta seri Battlefield sebelumnya atau pendatang baru
yang memang ingin mencicipi sensasi multiplayer yang berbeda. Anda yang
lebih senang dengan sensasi Battlefield lawas bisa kembali mencicipi
mode Conquest yang kini terlihat seperti Battlefield 4 dengan perbedaan
skin dan senjata saja. Sementara bagi Anda yang ingin mencicipi sensasi
baru, ada mode seperti Hotwire dan Heist yang sempat kami bahas di
artikel beta kami sebelumnya. Tidak yang berbeda di sini, dengan peran
karakter dan gameplay yang kini bahkan lebih menitikberatkan kerjasama
untuk mencapai kemenangan bersama.
Jika ada satu hal yang pantas untuk diacungi jempol adalah desain
beberapa map yang walaupun tidak memuat beragm persenjataan berat di
dalamnya, namun teradaptasi dengan sangat baik dan mampu menawarkan
pengalaman Battlefield yang lebih intense. Sebagai contoh? Everglades.
Map yang di mode single player dinamakan “Gator Hunt” ini sebagian
besar berisikan rawa dan air, dengan begitu banyak pepohonan tinggi dan
semak untuk bersembunyi. Format map yang lebih terbuka memungkinkan Anda
untuk bergerak masuk dan keluar dari beragam arah, sehingga mereka yang
terdesak, tidak selalu akan berakhir terkunci dan tidak punya
kesempatan untuk melawan. Map baru seperti Everglades juga mampu menghadirkan skenario pertempuran yang unik dan berbeda.
Mode Heist, Hotwire, dan Conquest masih menjadi mode favorit di dalam
server, setidaknya menurut pantuan kami selama beberapa hari
menjajalnya. Visceral sebenarnya menawarkan pengalaman multiplayer lebih
kompetitif berbasis team yang unik – Rescue dan Crosshair. Berbeda
dengan mode lain yang berisikan puluhan orang dalam satu tim dengan
kondisi perang yang chaotic, Rescue dan Crosshair membawa format
pertempuran 5 vs 5. Di Rescue, polisi harus menyelamatkan seorang
sandera atau membunuh semua kriminal, yang masing-masing hanya punya
satu kesempatan hidup. Sementara di Crosshair, posisi sandera digantikan
oleh sosok VIP di masing-masing tim yang harus diburu oleh anggota tim
lain. Sayangnya, di server public, peminat mode ini boleh dibilang,
terhitung sedikit.
Kesimpulan
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Battlefield Hardline? Acungan
jempol memang pantas diarahkan pada Visceral yang secara konsisten
memang mengarahkan Hardline pada tema polisi – kriminal yang ia usung,
sekaligus menjadikannya tampil berbeda dibandingkan dengan seri
Battlefield yang selama ini Anda kenal.
Jadi apa yang bisa disimpulkan dari Battlefield Hardline? Acungan
jempol memang pantas diarahkan pada Visceral yang secara konsisten
memang mengarahkan Hardline pada tema polisi – kriminal yang ia usung,
sekaligus menjadikannya tampil berbeda dibandingkan dengan seri
Battlefield yang selama ini Anda kenal. Cerita yang diusung terhitung
standar, apalagi bagi Anda yang cukup sering menikmati film aksi dan
drama polisi. Walaupun demikian, ia tetap tampil menarik.
Namun apresiasi terbesar pantas diarahkan pada implementasi engine
Frostbite yang mampu menangkap animasi gerak wajah dengan lebih baik.
Diperkuat dengan voice acts yang juga kuat, sebagian besar karakter ini
terasa begitu hidup. Implementasi gameplay di single player, sayangnya,
jadi perang bermata dua. Beberapa terasa unik, namun tidak sedikit pula
yang berakhir absurd. Sementara dari sisi multiplayer? Ia menawarkan
banyak variasi untuk semua varian gamer dengan keinginan
berbeda-berbeda. Namun dari masa beta yang sempat mereka selenggarkan,
tidak banyak hal berbeda.
Sayangnya, ada beberapa catatan yang pantas diarahkan untuk
Battlefield Hardline ini. Terlepas dari beragam plot twist yang ia
tawarkan, ia masih terasa seperti sebuah game Battlefield Hardline, yang
memang tidak kuat dari sisi single player. Masih ada sensasi “kurang
mengigit” yang membuatnya mudah tampil membosankan. AI yang masih tidak
bisa memberikan perlawanan banyak juga jadi catatan ekstra yang pantas
untuk diperhatikan. Sementara dari sisi multiplayer, fakta bahwa Anda
harus melakukan grinding untuk bisa tampil relevan dalam pertempuran
tentu saja sangat disayangkan.
Lantas, apakah Battlefield Hardline pantas untuk dinikmati? Di harga
penuh, tidak ada satu hal pun yang menjadikannya sebagai game yang wajib
untuk dimiliki di hari pertama. Namun jika Anda termasuk gamer yang
haus akan game FPS berfokus multiplayer, apalagi jika Anda merupakan
fanatik Battlefield 4, maka tidak ada alasan kuat untuk tidak
meliriknya.
Kelebihan
Detail animasi wajah dan voice acts yang kuat membuat karakter-karakter penting dalam cerita ini terasa lebih hidup.
Karakter yang hidup berkat animasi wajah dan voice acting
Misi yang bisa diselesaikan dengan banyak alternatif solusi
Cerita yang cukup menarik untuk diikuti
Mode Heist dan Hotwire yang menegangkan
Desain map multiplayer yang pantas diacungi jempol
Kekurangan
Proses grinding yang dibutuhkan untuk tampil lebih relevan di mode multiplayer.
Beberapa mekanik gameplay baru justru membuatnya terasa aneh
AI yang tetap tidak pintar
Grinding untuk membuka item dan tampil relevan dalam pertempuran
Dramatisasi kurang yang membuatnya terasa tidak “mengigit”
Cocok untuk gamer: pecinta drama polisi ala Bad Boys atau Internal Affairs, yang butuh game FPS berbasis multiplayer Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan perubahan signifikan dari Battlefield 4, yang membutuhkan cerita single player yang kuat
0 komentar:
Posting Komentar