Jumat, 20 Mei 2016

GameFight: FIFA 16 vs PES 2016

fifa-vs-pes
Setelah merilis artikel review dari dua game simulasi sepak bola terbaru, FIFA 16 dan Pro Evolution Soccer 2016, akhirnya JagatPlay tiba di satu artikel penutup yang akan membandingkan secara langsung dan mencari tahu mana yang lebih baik tahun ini. Ya, GameFight!
Tidak pernah mudah memang untuk membuat artikel GameFight yang mempertemukan game garapan EA Sports dan Konami itu. Selain keduanya mampu tampil sangat baik dengan kelebihannya masing-masing, baik FIFA maupun PES memiliki basis penggemar yang fanatik.
Pada artikel FIFA 15 vs Pro Evolution Soccer 2015 tahun lalu, nama yang pertama disebut menjadi pemenangnya dengan perbedaan skor yang sangat tipis. Lisensi menjadi penentu siapa yang lebih layak mendapatkan tahta. Tapi, bagaimana dengan tahun ini?
Untuk menilai mana yang terbaik, kami pun telah memilih beberapa elemen atau poin penting dari sebuah game simulasi sepak bola sebagai bahan pertimbangan, yang secara garis besar masih sama dengan poin-poin yang kami gunakan di artikel tahun lalu.

Visual

FIFA 16 Intros Pro Evolution Soccer 2016_20150922001117
Seperti diketahui, baik FIFA 16 maupun PES 2016 sama-sama terlihat menawan. FIFA tetap mempertahankan apa yang telah mereka raih di game sebelumnya. Berbagai detail dari sebuah pertandingan sepak bola tak luput dari perhatian, misalnya rumput lapangan, percikan air, tekstur penonton, hingga elemen-elemen lainnya di pinggir lapangan.
PES 2016 juga demikian. Konami semakin mengoptimalkan kemampuan Fox Engine untuk menghasilkan visual yang lebih baik. Sekilas juga hanya menyempurnakan visual dari game sebelumnya. Namun jika diperhatikan, Konami kini menampilkan tekstur penonton yang tajam. Wajah pemain bintang yang lebih mirip juga semakin ditingkatkan dengan ekspresi yang lebih terlihat ‘seperti manusia’. Selain itu, satu hal yang selalu kami sukai sejak PES 2015 adalah efek pencahayaan yang sangat baik.
Yang membuatnya PES 2016 lebih unggul, efek physics dan animasi yang ditampilkan nampak sangat halus dan realistis. Sebaliknya, di beberapa adegan FIFA 16 masih sering terlihat kaku. Ditambah lagi, EA Sports juga memutuskan untuk menghilangkan cut scene ketika pemain memasuki lapangan. Karena itu untuk poin yang satu ini kami berikan ke PES 2016.

FIFA 16 (0) vs PES 2016 (1)


Mekanik Gameplay

FIFA 16 jagatplay (75) Pro Evolution Soccer 2016 DEMO_20150821165630
Tak banyak yang berubah dari FIFA 16. Bahkan, sejauh kami memainkannya, gameplay-nya sangat mirip dengan FIFA 15. Memang ada perbaikan dari segi AI, namun Anda tetap akan menemukan gerakan-gerakan yang tidak sempurna ataupun tabrakan-tabrakan antar pemain yang nampak aneh.
Sebaliknya, PES 2016 justru menawarkan gameplay yang menurut kami lebih baik dari game sebelumnya. Anda akan melihat gerakan yang sangat natural dan realistis. interaksi dengan bola pun nampak jauh lebih dinamis.
Dengan gameplay yang ‘balance’, menjadikan siapa pun akan merasa nyaman dan fun ketika bertanding melawan teman atau komputer tanpa harus menguasai skill atau strategi yang rumit. AI semakin cerdas saat menyerang dan bertahan, serta mampu beradaptasi sesuai jalannya pertandingan.
Dengan berbagai keunggulan itu, kami kembali memberikan satu poin untuk PES 2016.

FIFA 16 (0) vs PES 2016 (2)


Sounds

FIFA 16 jagatplay (125) Pro Evolution Soccer 2016_20150921225856
Seperti yang pernah kami sebutkan di artikel sebelumnya, kualitas audio menjadi faktor yang sangat penting bagi sebuah game sepak bola. Terasa atau tidaknya atmosfer sebuah pertandingan sangat ditentukan dari seberapa serius developer mengerjakan poin yang satu ini.
Konami memang tertinggal untuk urusan yang satu ini. Suasana stadion kurang hidup, dan yel-yel penonton tidak terasa menggelegar. Walaupun mencoba menghadirkan komentator baru bernama Peter Drury, terbukti PES 2016 belum bisa menghadirkan atmosfer pertandingan yang lebih seru. Problem-nya masih sama, kalimat yang kurang variatif, kurang relevan, dan jika Anda dengarkan dengan seksama, banyak kalimat yang sesungguhnya sama dengan yang sering diucapkan Jon Champion.
Sebaliknya, FIFA 16 menawarkan suasana stadion yang otentik dengan yel-yel khas masing-masing tim. Tidak hanya di Barclays Premier League, suasana stadion di liga-liga lain juga demikian, misalnya di Bundesliga. Komentator Martin Tyler dan Alan Smith pun tetap mampu menghidupkan semangat. Untuk Sounds, FIFA 16 masih lebih unggul.

FIFA 16 (1) vs PES 2016 (2)


Kemiripan dengan Pemain Aslinya

FIFA 16 jagatplay (27) Pro Evolution Soccer 2016_20150922000425
Kami selalu memisahkan poin ini dari visual karena kemiripan pemain dalam game dengan pemain aslinya di dunia nyata bukan hanya soal wajah. Gerakan seperti cara berlari, cara menendang bola, selebrasi, dan yang lainnya patut dipertimbangkan.
EA Sports memoles penampilan pemain sehingga beberapa bintang tampil semakin mirip dengan aslinya, bahkan hingga tato pada tubuh. Ada yang nampak semakin mirip, namun masih banyak juga yang tidak. Selain itu, masih terlihat bentuk tubuh yang kurang proporsional dan gerakan-gerakan otentik pun tidak terlalu terasa.
Sebaliknya di PES 2016, optimalisasi Fox Engine semakin mampu menghasilkan animasi pemain yang luar biasa. Teksturnya pun terlihat lebih halus. Bentuk wajah, tubuh, hingga gerakan-gerakan khas pemain tertentu terasa lebih nyata di game ini. Neymar menjadi salah satu bintang lapangan hijau yang dibuat sangat mirip dengan aslinya. Great Job, Konami!
Tak ragu-ragu, kami berikan poin ini untuk PES 2016.

FIFA 16 (1) vs PES 2016 (3)

Kelengkapan Mode Permainan

FIFA 16 (In Menus) Pro Evolution Soccer 2016_20151002104753
Secara garis besar, mode di FIFA 15 memang tak jauh berbeda dibanding game pendahulunya. Sebut saja Kick off, Tournament, Seasons, Career, Skills Game, Pro Club, dan tentunya FIFA Ultimate Team, semuanya masih tersedia. Namun yang menarik, kali ini ditambah dengan adanya Women Intenational Cup.
Sementara mode yang ditawarkan oleh PES 2016 pun kurang lebih sama dengan game sebelumnya. Anda tetap akan menemukan MyClub, Master League, Become a Legend, dan berbagai turnamen serta liga. Khusus untuk Master League, PES 2016 menawarkan sistem transfer pemain dengan user interface yang berbeda.
Jika bicara kelengkapan, jelas FIFA 16 lebih layak mendapatkan poin.

FIFA 16 (2) vs PES 2016 (3)


Improvement dari Seri Sebelumnya

FIFA 16 a Tournament 3-1 USA V GER, 2nd Half Pro Evolution Soccer 2016_20151002090417
Baik FIFA 16 maupun PES 2016 memang tidak melakukan perubahan yang signifikan dibanding seri sebelumnya. Dari yang mudah untuk dilihat sekilas oleh mata, FIFA hanya menambahkan fitur baru, misalnya sepak bola wanita. Secara gameplay dan visual, kurang lebih masih sama.
Sedangkan PES 2016 lebih melakukan optimalisasi pada Fox Engine. Hasilnya bisa terlihat dari gerakan pemain yang lebih halus dan natural dengan efek physics yang realistis, tekstur penonton yang lebih baik, visualisasi stadion yang lebih detail, hingga ketersediaan fitur-fitur anyar seperti Celebration Control, cuaca yang dinamis, dynamic wide camera angle, komentator baru, dan Goal Keeper ID. Untuk itu, kami berikan poin yang satu ini pada PES 2016.

FIFA 16 (2) vs PES 2016 (4)


Lisensi

FIFA 16 jagatplay (36) Pro Evolution Soccer 2016_20150925070824
Sama seperti tahun lalu, soal lisensi tak perlu dibahas panjang lebar. Meski PES 2016 menghadirkan fitur image importing di PS4, tetap saja itu tidak bisa menggantikan jajaran tim, liga, turnamen, dan stadion dari berbagai negara di dunia yang dihadirkan secara ‘nyaris’ komplit di FIFA 16. Poin untuk lisensi masih menjadi milik FIFA 16.

FIFA 16 (3) vs PES 2016 (4)


And The Winner is: PES 2016!

Pro Evolution Soccer 2016 DEMO_20150819225051
Akhirnya kami tiba pada kesimpulan akhir. Tidak seberat tahun lalu memang, dimana kedua game sama-sama menghadirkan sesuatu yang sulit untuk dilewatkan. Sejak pertama kali memainkan FIFA 16 dan PES 2016, kami sudah merasa pemenang GameFight tahun ini akan jatuh ke tangan game garapan Konami itu.
Apa yang PES 2016 tawarkan terlihat lebih menggiurkan dengan berbagai penyempurnaan dan pemberian fitur baru di sana-sini. Berbeda dengan FIFA 16 yang menurut kami terasa ‘datar-datar saja,’ dan tidak banyak peningkatan dibanding game tahun lalu, selain soal sepak bola wanita.
Namun semua itu kembali kepada pilihan Anda sebagai gamer. Tetap setia mendukung salah satunya, atau berpikiran lebih terbuka dan mencoba memainkan keduanya untuk membandingkannya sendiri. Jika Anda memiliki pandangan yang berbeda, Feel free to comment and share your opinion!

 

0 komentar:

Posting Komentar