Naughty Dog, mendengar nama developer yang satu ini saja sudah cukup
untuk membuat banyak gamer di seluruh dunia tertarik dan penasaran.
Beberapa dari Anda mungkin mengenalnya dari memori masa lampau, ketika
nama ini berdiri di belakang salah satu game action platformer terbaik
yang juga berakhir jadi maskot Playstation – Crash Bandicoot. Sementara
bagi mereka yang cukup mengikuti sepak terjangnya, Naughty Dog adalah
satu dari sedikit developer yang mampu memastikan namanya berasosiasi
kuat dengan kata “kualitas”. Hampir semua proyek yang mereka tangani
berakhir menjadi sebuah game dengan daya pikat yang kuat, terutama dari
sisi cerita dan kualitas visualisasi yang ada. Lihat saja kesuksesan
yang berhasil mereka raih dengan The Last of Us yang berhasil menyabet
banyak penghargaan tiga tahun yang lalu. Dan kini, mereka kembali dengan
Uncharted 4: A Thief’s End.
Anda yang sempat membaca
artikel preview kami sebelumnya tentu saja sudah punya sedikit gambaran
soal apa yang ditawarkan oleh Uncharted 4: A Thief’s End
ini. Kami sendiri tak segan menyebutnya sebagai salah satu game
Playstation 4 “tercantik” yang pernah kami temui setelah The Order 1886.
Naughty Dog terlihat berhasil mengoptimalkan performa Playstation 4
yang memang tak sepadan dengan perkembangan cepat teknologi komputer
saat ini untuk menghasilkan sebuah game dengan kualitas visual yang
menawan. Detail tampil begitu luar biasa dari wajah karakter,
lingkungan, hingga sekedar efek tata cahaya menemaninya. Kerennya lagi?
Tak hanya itu saja yang jadi daya tariknya. Kekuatan Naughty Dog untuk
meracik sebuah kisah yang emosional dan terasa personal di saat yang
sama, lengkap dengan padanan gameplay yang seru juga terlihat di seri
yang satu ini. Satu yang pasti, sama sekali tak ada kekecewaan di sini.
Kami tak ragu menyebutnya sebagai sebuah game yang mampu membayar manis
semua hype yang terbangun selama ini, apalagi mengingat ia sempat
mengalami proses penundaan selama beberapa kali.
Lantas, apa yang membuat Uncharted 4: A Thief’s End ini begitu
memukau? Apa yang membuat kami menyebut game ini sebagai sebuah penutup
yang manis? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Setelah dipenuhi dengan banyak petualangan “gila”, Nathan Drake mulai menjalani kehidupan yang normal.
Rasa haus untuk terus mencari beragam artifak masa lampau dan membuka
rahasia kota-kota tersembunyi yang bahkan tak bisa ditemukan oleh para
penjelajah ternama di masa lalu, Nathan Drake akhirnya harus menerima
sebuah fakta pahit. Bahwa pada akhirnya, semua ini harus berakhir.
Apalagi petualangan terakhirnya sempat hampir membuat hubungannya dengan
Elena berakhir untuk sesuatu yang tak seberapa berharga. Nathan Drake
pun memulai hidupnya sebagai pria paruh baya dengan pekerjaan yang
normal. Tak ada lagi petualangan, tak ada lagi mimpi untuk penemuan
sejarah terbesar, hanya keinginan untuk menikmati hidup sebagaimana
orang lain menjalani hidup mereka.
Keinginannya untuk hidup damai bersama dengan Elena berubah ketika
kakak yang ia kira tewas – Sam tiba-tiba muncul di hadapannya.
Sam meminta Nathan dan Sully untuk membantunya mencari harta karun
Libertalia – sebuah kota utopia para perompak ternama di masa lalu. Bagi
Sam, harta karun itu juga akan berkaitan dengan kelangsungan hidupnya.
Tetapi semuanya berubah seketika ketika saudara laki-laki yang selama
ini ia asumsikan sudah tewas – Sam Drake tiba-tiba muncul di depan
pintu. Berbagi beberapa momen yang saling terlewatkan, Sam meminta
bantuan Nathan untuk mencari Libertalia – sebuah kota utopia yang
diyakini dibangun oleh para perompak terbaik dan terkaya di masa lalu
sebagai “surga” pelarian mereka. Libertalia diyakini menjadi gudang
penyimpanan semua varian harta karun yang sempat dikumpulkan
perompak-perompak ini. Bukan hanya soal kekayaan dan kejayaan, misi ini
menjadi penting bagi Sam karena ini akan berhubungan erat dengan
kelangsungan hidupnya sendiri.
Mencari clue di belahan dunia, mereka berusaha memecahkan misteri yang
belum pernah diselesaikan para penjelajah di masa lalu ini. Seperti yang bisa diprediksi, Anda tentu bukan satu-satunya pihak yang tertarik dengan harta karun yang satu ini.
Nathan yang sudah lama merindukan sosok sang kakak pun tak punya
banyak alternatif. Berusaha untuk tak menghancurkan kembali hubungannya
dengan Elena, ia kembali “menjelajahi” hidup masa lalunya dengan Sully
yang tetap setia menemani. Usaha untuk mencari Libertalia dimulai pelan
tapi pasti dengan clue yang muncul dari beragam belahan dunia yang ada.
Namun tentu saja, semua proses ini tak akan mudah. Salah satu kolektor
eksentrik yang sempat menjadi teman mereka di masa lalu – Rafe juga
berambisi mengejar harta karun yang sama. Namun tak seperti trio Nathan –
Sam – Sully, Rafe diperkuat pasukan bayaran bernama Shoreline yang
dipimpin oleh seorang prajurit wanita kuat – Nadine Ross. Jadi, apa itu Libertalia? Apa yang ia simpan di dalamnya?
Lantas, harta karun seperti apa yang disimpan oleh Libertalia? Apa
pula motivasi sebenarnya dari Sam? Kejadian apa yang membuat game ini
memuat nama “Thief’s End” sebagai sub judul? Semua pertanyaan tersebut
bisa Anda jawab dengan memainkan Uncharted 4: A Thief’s End ini.
0 komentar:
Posting Komentar