Membicarakan Max Payne berarti membicarakan salah satu karakter paling ikonik yang pernah dihadirkan di industri game. Diperkenalkan sebagai seorang polisi yang seringkali menyelesaikan permasalahan dengan “tangan”nya sendiri, Max Payne memang dikenal sebagai salah satu seri game action pertama dengan plot, setting, dan visualisasi yang terhitung gelap. Game yang kedua seri pertamanya dikembangkan oleh Remedy Entertainment ini memang menghadirkan setiap aspek dalam kualitas yang patut diacungi jempol. Cerita, desain karakter, lingkungan, mekanisme gameplay, bahkan voice acts nya terhitung luar biasa. Oleh karena itu, bukan pekerjaan yang mudah untuk melahirkan sebuah seri baru dari franchise ini.
Sejak kelahiran seri keduanya – The Fall of Max Payne di tahun 2003 untuk PC, franchise ini memang seolah tenggelam begitu saja. Walaupun terhitung sukses dari segi penjualan dan mendapatkan respon yang positif dari para kritikus, Rockstar tampaknya tidak ingin terburu-buru untuk melahirkan seri baru dan mengeksploitasinya demi keuntungan semata. Sembilan tahun setelahnya, Rockstar baru memperkenalkan seri terbarunya – Max Payne 3 yang mengambil sebuah konsep yang berbeda dibandingkan seri-seri Max Payne selama ini. Lewat trailer dan screenshot yang dirilis sepanjang tahun 2011 silam, Max Payne 3 memang meninggalkan kesan yang kuat sebagai sebuah game yang “berbeda”. Oleh karena itu, ia berpotensi menjadi sebuah seri yang mungkin akan dibenci oleh para penggemar setia Max Payne selama ini. Namun nyatanya, benarkah demikian?
Anda yang sudah membaca preview kami sebelumnya tentu saja sudah memiliki sedikit gambaran dari apa yang ditawarkan oleh Max Payne 3. Di awal kami sudah menyebutkan bagaimana Rockstar berhasil meramu game ini dalam kualitas tampilan yang benar-benar memukau mata, bahkan untuk konsol lawas seperti XBOX 360 sekalipun. Namun Rockstar tidak hanya sekedar menghadirkan kualitas untuk memanjakan mata, ia menghadirkan banyak hal yang boleh terbilang “memuaskan” semua gamer yang memainkannya, baik yang sudah mengenal franchise ini sejak lama ataupun yang baru pertama kali mengenal Payne untuk pertama kali. Seperti apa?
Plot
Banyak gamer yang mungkin bertanya-tanya dengan keputusan Rockstar untuk menghadirkan sosok karakter Payne yang “baru” di seri ketiga ini. Bukannya datang dengan sosok Payne di masa lampau yang terlihat begitu keren dan gagah, Payne di seri ketiga ini mengalami perombakan visualisasi besar-besaran. Ia tampil sebagai pria yang sudah tua, gemuk, botak, dan terlihat lemah. Jika Anda termasuk salah satu gamer yang “membenci” konsep baru ini, tahan dulu amarah Anda. Mengapa? Karena Rockstar memberikan jalinan cerita yang terhitung kuat sebagai alasan dari perombakan besar-besaran ini. Walaupun sudah menghadapi begitu banyak dentuman peluru, pada akhirnya Max Payne harus tunduk pada musuh yang tak terhindarkan: waktu.Bertahun-tahun sejak event terakhir di seri keduanya, Max Payne ternyata belum mampu menyembuhkan diri dari semua tragedi yang telah ia alami. Kehilangan sang anak dan istri, serta wanita yang sempat merebut hatinya, Max Payne jatuh pada lubang kesedihan yang hanya bisa disembuhkan oleh minuman keras. Kehidupannya yang kacau dan berbagai masalah yang ia timbulkan membuat dirinya dikeluarkan dari kepolisian. Hal ini sudah buruk? Seolah hidup sesuai namanya, Max Payne harus berhadapan dengan berbagai kejadian yang akan menyakiti dirinya sendiri dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Perselisihan dengan salah satu keluarga mafia paling berkuasa di New Jersey membuat Max Payne tidak mungkin lagi untuk hidup di kota asalnya. Untungnya, perkenalannya dengan sang teman baru – Passo memberikan Payne “opsi kehidupan” yang lain. Payne akhirnya menjalani kehidupannya sebagai seorang bodyguard untuk Rodrigo Branco – sebuah keluarga super kaya di Sao Paulo, Brazil.
Walaupun berkesempatan untuk menikmati kehidupan yang lebih “manis” secara finansial, pekerjaan ini tidak membuat Max Payne dapat menghindari tragedi yang seolah sudah melekat pada garis takdirnya. Sebagai keluarga yang terkaya di Brazil, keluarga Branco tentu saja memiliki banyak musuh yang menginginkan banyak hal dari mereka. Eskalasi tingkat kekerasan membuat banyak gang dan kelompok bersenjata secara membabi-buta menyerang keluarga ini, dari Rodrigo maupun keluarga besarnya. Namun perlindungan dan penyelidikan yang dilakukan oleh Payne ternyata menyingkap banyak misteri yang lain. Ini bukanlah pekerjaan yang diinginkan oleh Payne.
0 komentar:
Posting Komentar